Analisis

Dunia Membutuhkan Ideologi Islam

Masyarakat dunia tentu tidak bisa berharap pada ideologi Sosialisme-Komunis. Selain karena cacat dan rusak, ideologi ini juga terbukti gagal menyelesaikan berbagai permasalahan dunia. Bahkan kehadirannya malah menimbulkan permasalahan baru. Negara utama pengusung ideologi Sosialisme Komunis, yakni Uni Sovyet, pun telah tumbang disebabkan kerapuhan ideologinya.

Begitu pun dengan ideologi Kapitalisme. Ideologi ini secara faktual telah menciptakan kesenjangan yang sangat lebar antara orang kaya dan miskin. Ideologi Kapitalisme bukan hanya gagal mensejahterakan rakyat. Ideologi ini malah secara sistemik melakukan pemiskinan di berbagai belahan dunia. Ideologi Kapitalisme dengan metode penjajahannya memiliki daya rusak yang luar biasa: menciptakan konflik, menyulut peperangan, melakukan aneksasi, mengeksploitasi sumberdaya alam hingga membunuh jutaan umat manusia. Karena itu menyerahkan dunia agar terus diatur oleh ideologi Kapitalisme artinya membiarkan dunia dalam kehancuran.

Karena itu tidak ada pilihan lain. Satu-satunya ideologi yang akan dapat menciptakan kebaikan, kesejahteraan, keamanan serta kemaslahatan bagi seluruh manusia dan alam hanyalah ideologi Islam. Sebagai seorang Muslim, secara normatif tentu kita meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. diutus dengan membawa syariah Islam untuk mewujudkan rahmat bagi semesta alam. Allah SWT berfirman:

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ  ١٠٧

Kami tidak mengutus kamu [Muhammad], kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS al-Anbiya’ [21]: 107).

 

Menurut Syaikh an-Nawawi al-Bantani (w. 1316 H) dalam kitab tafsirnya, Maraah Labiid, ayat tersebut di atas memiliki makna:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ يا أَشْرَفَ الْخَلْقِ بالشَّرَائِعِ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِين أَيْ إِلاَّ لِأَجْلِ رَحْمَتِنَا لِلْعَالَمِين قَاطِبَة في الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا

Tidaklah Kami mengutus engkau, wahai sebaik-baiknya makhluk, dengan membawa syariah-Nya, kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta, yakni agar menjadi rahmat Kami bagi alam semesta seluruhnya; bagi agama ini dan kehidupan dunia.

 

Karena itu rahmat bagi alam semesta merupakan konsekuensi logis atau buah dari penerapan Islam secara kâffah (totalitas) dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

 

Kekuatan Ideologi Islam

Kaum Muslim tentu tidak dapat membiarkan begitu saja dunia berada di ambang kehancuran akibat dari penerapan ideologi Kapitalisme. Dulu dunia pernah dijajah oleh dua negara adidaya, Persia dan Romawi. Lalu Rasulullah saw. dan para Sahabat berupaya menghentikan penjajahannya dengan terlebih dulu membangun sebuah peradaban yang agung, yakni Negara Islam di Madinah.

Penjajahan yang dilakukan Persia dan Romawi saat itu dapat dihentikan dengan kekuatan negara ideologis. Setelah Rasulullah saw wafat, misi membangun peradaban yang agung tersebut dilanjutkan oleh para khalifah setelah beliau. Pada masa Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., ketika Daulah Islam baru berumur belasan tahun, kaum Muslim dapat mengalahkan kekuatan dua negara adidaya penjajah yang sudah berusia ratusan tahun. Setelah jatuhnya dua imperium penjajah tersebut, dunia diatur dengan aturan Islam yang membawa kebaikan bagi umat manusia selama berabad-abad lamanya.

Islam adalah ideologi universal. Ia menyatukan manusia dari berbagai ras, warna kulit dan suku-bangsa ke dalam suatu entitas yang istimewa. Di antaranya dengan jalan memberikan pemahaman kepada para penganutnya tentang satu-satunya tujuan hidup mereka, yaitu meraih ridha Allah SWT.

Saat ini ideologi Kapitalisme dan Sosialisme-Komunis terus menyebarluaskan pemikiran beracun tentang nasionalisme untuk memecah-belah umat manusia pada umumnya dan secara khusus umat Islam. Akibat nasionalisme itu, satu bangsa berupaya mendominasi bangsa lain untuk meraih kekuasaan, kekayaan material, mendapatkan sumberdaya alam, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan malapetaka di tengah umat manusia, seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Irak, Perang Afganistan dan berbagai peperangan sebagaimana yang terjadi saat ini.

Selain itu, menurut ideologi Kapitalisme dan Sosialisme-Komunis, Penentu Hukum (Al-Haakim) bukanlah Allah SWT, tetapi siapapun yang berkuasa. Pemahaman ini tentu mengubah tujuan hidup manusia, dari pengabdian kepada Allah SWT menjadi pengabdian kepada sesama manusia. Dengan demikian, dari aspek akidahnya, doktrin Kapitalisme dan Sosialisme Komunis dalam berbagai bentuknya, telah menjadikan manusia yang terbatas, jahil (bodoh), bergantung kepada yang lain dan egois, sebagai Penentu Hukum (Al-Haakim). Sebaliknya, ideologi Islam menempatkan Allah Yang Mahakuasa dan Mahatahu sebagai Al-Haakim. Demikianlah keunggulan ideologi Islam dibandingkan dengan ideologi-ideologi lainnya.

 

Penerapan Ideologi Islam untuk Dunia

Kita mengetahui bahwa ideologi adalah pemikiran yang harus diimplementasikan, dijaga dan disebarluaskan untuk membawa manusia dan masyarakat meraih tujuan hidupnya. Secara objektif, ideologi Islam jelas lebih unggul daripada ideologi-ideologi lainnya. Islam adalah satu-satunya ideologi yang membawa kebaikan bagi umat manusia, apapun rasnya, agamanya, bahasanya maupun warna kulitnya.

Tercatat dalam sejarah, selama sekitar 1300 tahun sejarah ideologi Islam diterapkan oleh Negara Islam, mulai dari masa Rasulullah saw. di Madinah hingga Khilafah Utsmaniyah, ideologi Islam bisa lebih unggul dibandingan dengan ideologi Kapitalisme dan Komunisme saat ini.

Bahkan banyak kalangan non-Muslim yang memberikan pujian pada Khilafah Islam yang menerapkan ideologi Islam selama lebih dari 1300 tahun. Saat itu Khilafah Islam menguasai wilayah yang sangat luas yang dihuni oleh orang-orang yang berbeda warna kulitnya, bahasanya, agamanya dan suku bangsanya. Dr. William Draper, seorang sejarahwan, filsuf, ahli kimia dan ilmuwan kelahiran Inggris-Amerika, menyatakan, “Selama masa Khilafah, kalangan terpelajar dari kaum Nasrani dan Yahudi tidak hanya mendapatkan penghargaan yang tinggi. Mereka bahkan diangkat untuk menduduki jabatan-jabatan dengan tanggung jawab yang besar dan dipromosikan ke dalam ke posisi yang tinggi di pemerintahan. Dia (Khalifah Harun ar-Rasyid) tidak pernah memandang dari mana orang terpelajar itu berasal, atau agama dan keyakinannya, melainkan dari kecakapannya dalam bidang keahliannya.”

Will Durant, salah seorang intelektual dan sejarahwan Barat terkemuka, juga memberikan pengakuan atas sejarah emas Khilafah dalam mewujudkan rahmat Islam untuk semua itu, “Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan tersebar luas hingga berbagai ilmu, sastera, filsafat dan seni mengalami kemajuan luar biasa, yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.” (Will Durant, The Story of Civilization, vol. XIII).

HG Wells, seorang penulis Inggris termasyhur dan dikenal sebagai bapak fiksi ilmiah, telah berkomentar, “Ajaran-ajaran Islam telah mewariskan tradisi-tradisi yang agung dalam hal hubungan dan perilaku yang adil dan terhormat serta menginspirasi umat manusia dengan kemuliaan dan toleransi. Ini adalah ajaran manusiawi dalam tataran yang paling tinggi dan pada saat yang sama dapat dipraktikkan oleh manusia. Ajaran-ajaran ini telah diterapkan pada sebuah masyarakat dengan tingkat kekerasan hati, penindasan kolektif dan kezaliman yang sama dengan masyarakat-masyarakat yang ada sebelumnya… Islam penuh dengan penghormatan, sopan santun, dan persaudaraan.”

 

Penyebarluasan Ideologi Islam yang Beradab

Ideologi Islam yang diimplementasikan oleh Negara Khilafah pada masa lalu tidak pernah memperlakukan manusia secara biadab. Para khalifah tidak pernah menyebarluaskan Islam dengan paksaan atau menghancurkan peradaban. Ketika Islam disebarluaskan ke Mesir, masih banyak penduduk asli suku Koptik Nasrani yang tetap bertahan dengan keyakinannya. Bahkan hingga kini masih ada sekitar 7 juta jiwa warga Koptik Nasrani di Mesir. Demikian pula ketika kaum Muslim menaklukkan India. Para penduduk asli tidak dipaksa untuk masuk Islam. Saat ini sekitar 750 juta umat Hindu hidup di India sekalipun Islam pernah berkuasa di anak benua India selama lebih dari 700 tahun.

Saat ini Islam merupakan agama yang paling cepat berkembang di dunia, khususnya di Amerika dan Eropa. Tidak ada pedang atau perang yang memaksa mereka untuk meninggalkan agama lamanya. Sungguh keunggulan ideologi Islam dapat dengan mudah dilacak. Bandingkan dengan pemusnahan terhadap kaum Muslim dan Yahudi di depan mahkamah inkuisisi Spanyol, atau pembantaian etnis Suku Indian berkulit merah dan suku Aborigin di Amerika oleh Inggris.

Kaum Yahudi yang berhasil menyelamatkan diri dari mahkamah inkuisisi telah diterima dengan hangat oleh Khilafah Usmaniyah. Pada saat tinggal di Spanyol, mereka berkembang dengan baik dan menjadi anggota masyarakat Islam yang penting. Islam tidak pernah membeda-bedakan orang Mesir, Turki atau India dengan orang-orang yang berasal dari Arab, tempat tumbuhnya ideologi Islam dan tempat berdirinya Negara Islam untuk pertama kalinya. Islam tidak melakukan penjarahan, perompakan dan pembegalan atas kekayaan dan sumberdaya alam milik penduduk yang ditaklukan sebagaimana yang dilakukan Kerajaan Inggris dan Amerika hingga kini.

 

Penjagaan Ideologi Islam

Khilafah Islamiyah memang telah diruntuhkan oleh kaum kafir pada tahun 1924 melalui propaganda nasionalisme dan pemecahbelahan negeri-negeri Muslim, Namun, kaum Muslim masih setia mengikuti Islam, mencintai syariahnya serta merindukan tegaknya kembali peraturan hidup Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah. Sebabnya, hanya Khilafah yang menerapkan syariah Islam secara sempurna, yang mampu menyelaraskan pemikiran, perasaan dan akidah umat Islam.

Jadi, ideologi Khilafah Islamiyah merupakan ideologi yang kuat dan unggul. Kekuatan dan keunggulannya terletak dalam diri individu-individu Muslim di masyarakat, juga kemampuan sistemnya dalam menerapkan berbagai aturan yang selaras dengan pemikiran dan perasaan umat. Dengan itu sistem itu sendiri yang menjaga dan melindungi pemikiran dan perasaan masyarakat. Dengan demikian umat menganggap negara (Khilafah) sebagai bagian dari diri mereka, bukan sesuatu yang asing.

 

Penutup

Ketika ketika dunia Barat dengan Kapitalismenya berhasil menguasai dunia, seluruh dunia tidak lupa dengan apa yang dikatakan oleh Samuel P. Huntington, “Barat berhasil menguasai dunia bukan karena keunggulan pemikiran-pemikirannya, nilai-nilainya, atau agamanya, melainkan karena keunggulan dalam mengaplikasikan kekerasan yang terorganisasi. Orang-orang Barat sering melupakan fakta ini, tetapi bangsa-bangsa non-Barat tidak akan pernah lupa dengan fakta tersebut.”

Alhasil, hanya ideologi Islam, satu-satunya ideologi yang seharusnya menjadi pilihan mutlak bagi umat manusia dan dunia. Ideologi Islam telah terbukti secara empirik dan historis diakui oleh dunia dan dirasakan kebaikannya oleh umat manusia selama berabad-abad lamanya.

WalLaahu a’lam bishshawwab.[ Luthfi Afandi, SH, MH; (Direktur Pusat Kajian Islam Kaffah)]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

10 + sixteen =

Back to top button