Analisis

Solusi Tuntas Krisis Palestina

Sebagaimana diketahui, berbagai pihak telah berusaha memberikan solusi atas masalah/krisis Palestina yang sudah berlangsung selama 75 tahun. Mulai dari LBB, PBB, dll. Proposal mereka adalah pendekatan diplomasi perdamaian melalui berbagai resolusi PBB. Sesungguhnya ini adalah solusi palsu. Misalnya, pada tahun 2013, penjajah zionis Yahudi ini telah dikutuk dalam 45 resolusi oleh Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC). Sejak pembentukan UNHRC pada tahun 2006, jumlah resolusi yang mengecam penjajah zionis Yahudi saja hampir sama banyaknya dengan penyelesaian resolusi-resolusi yang mengecam seluruh negara di dunia. Ke-45 resolusi tersebut mencakup hampir setengah (45,9%) dari seluruh resolusi spesifik negara yang disahkan oleh UNHRC. Ini belum termasuk resolusi yang termasuk dalam agenda item 10 (negara-negara yang memerlukan bantuan teknis).

Contoh lain, dari tahun 1967 hingga 1989, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengadopsi 131 resolusi Dewan Keamanan yang secara langsung menangani konflik Arab-Zionis Yahudi. Mereka secara eksplisit menentukan ancaman, pelanggaran perdamaian, atau tindakan agresi dan memerintahkan tindakan sesuai dengan Pasal 39 atau 40. Namun, semua resolusi PBB itu hanya dianggap angin lalu saja oleh penjajah Zionis Yahudi.

Termasuk upaya “perdamaian” ini adalah normalisasi hubungan dengan penjajah Zionis Yahudi. Sebagaimana dilakukan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko dan Sudan.1 Arab Saudi dan Oman telah membuka jalur udaranya kepada Zionis Yahudi.2 Jelas ini adalah normalisasi yang tidak normal. Bagaimana mungkin dengan penjajah justru kita malah membangun hubungan damai? Jelas-jelas mereka mengusir, membantai, merampas, hak saudara-saudara Muslim kita di Palestina. Hubungan yang sesungguhnya adalah hubungan perang. Sesungguhnya normalisasi hubungan dengan penjajah adalah bentuk pengkhianatan penguasa Muslim terhadap umat, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya oleh Mesir, Yordania, Turki.3

Selain itu, solusi kemanusiaan juga dilakukan. Bantuan kemanusiaan diberikan kepada Palestina. Namun, sesungguhnya yang dibutuhkan bukan hanya itu. Bantuan ini hanya untuk korban, sementara penjajah dibiarkan eksis untuk membantai korban.

Akar masalah Palestina adalah penjajahan. Penjajahan hanya bisa dilenyapkan dengan diusir. Secara manfaat, bantuan tentu akan berguna. Namun, manakala akar masalah tidak diselesaikan dengan tuntas, maka masalah lainnya tidak akan selesai.

Demikian juga solusi dua negara (two state solution).4 Solusi ini dipaksakan oleh PBB dan negara-negara kafir barat (AS dan Eropa). Ini pun solusi palsu. Pertama: negara kafir Barat tidak setuju dengan invasi Rusia ke Ukraina. Namun, mereka memaksakan solusi dua negara kepada Palestina saat zionis Yahudi menjajah Palestina. Zionis Yahudi pun tidak mau karena mereka ingin menguasai seluruh Palestina. Demikian juga rakyat palestina tidak mau. Tentu karena Palestina adalah rumah mereka. Menyetujui solusi ini artinya mengakui keberadaan zionis Yahudi sebagai negara yang ilegal.

Kedua, dalam Syariah Islam, mengakui eksistensi penjajah zionis adalah haram. Zionis telah merampok, merampas dan menjajah Palestina yang statusnya adalah tanah kharajiyah (tanah yang dimiliki kaum Muslim yang diperoleh dari jalan jihad). Bagaimana mungkin antara yang dijajah dan penjajah hidup berdampingan? Ibarat rumah kita dirampok dan dirampas oleh perampok, tetangga kita mengatakan: kalian hidup saja berdampingan biar masalah selesai. Ini adalah solusi dungu dan tidak masuk akal. Perampok dan perampas harus diusir dari rumah kita. Gerombolan perampok harus dihukum mati. Satu kata untuk penjajah: Usir!

Bagaimana dengan gagasan internasiona-lisasi Yerusalem (Baitul Maqdis)?5  Inti ide yang berasal dari  Erdogan, presiden Turki, adalah pembentukan pemerintahan tripartit untuk Yerusalem melalui komite yang mencakup perwakilan dari tiga agama (Islam, kristen, dan Yudaisme) dengan melibatkan PBB dan organisasi internasional lain. Usulan ini jelas batil dan bentuk pengkhianatan kepada umat. Pertama: Palestina tidak hanya Jerusalem, tetapi  seluruh wilayah sebagaimana masa khilafah islam sebelum 1924. Kedua, status tanah Palestina adalah milik umat Islam (tanah kharajiyah) yang harus diatur dengan Islam dan pemerintahan Islam, bukan malah seenaknya diserahkan kepada PBB dan organisasi internasional lain, yang jelas-jelas terlibat dalam pelanggengan penjajahan atas Palestina.

 

Solusi Sejati dan Syar’i

Harus ditegaskan bahwa akar masalah Palestina adalah penjajahan zionis Yahudi yang dibeking oleh negara-negara kafir penjajah Barat, khususnya Amerika dan Inggris. Sikap terhadap penjajah adalah satu: Usir! Dengan apa mengusir mereka? Tentu dengan mengirim tentara-tentara Muslim. Merekalah yang akan melakukan jihad fi sabilillah. Namun, jihad akan efektif kalau dikomando seorang pemimpin, seorang khalifah dalam sistem Khilafah.

 

Mengapa Harus Jihad fi Sabilillah?

Jihad adalah ajaran Islam. Jihad adalah perang melawan kaum kafir dalam menegakkan agama Allah SWT. Ketika saudara-saudara kita diperangi, sesungguhnya kita wajib untuk membela dan menolong mereka. Allah SWT berfirman:

وَٱقۡتُلُوهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوهُمۡ وَأَخۡرِجُوهُم مِّنۡ حَيۡثُ أَخۡرَجُوكُمۡۚ ١٩١

Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (QS al-Baqarah [2]: 191).

 

Karena itu sudah sepantasnya para penguasa Muslim di Arab dan Dunia Islam mengirimkan tentara mereka untuk berjihad bersama para mujahidin Palestina demi mengusir kaum Yahudi penjajah dari wilayah Palestina.  Sungguh ini amalan yang pahalanya luar biasa. Karena itu tak pantas para tentara Muslim berdiam diri dan berpangku tangan.

Inilah yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. ketika mengirimkan tentara ke Syam untuk membebaskan Baitul Maqdis (Palestina) dari penguasa Romawi. Setelah melalui perang berbulan-bulan, maka pada 637 M, pasukan Romawi menyerah dan kunci Baitul Maqdis diserahkan kepada Khalifah Umar oleh Patriackh Sofronius.

Itu pula yang dilakukan oleh Panglima Shalahuddin al-Ayyubi ketika membebaskan kembali Baitul Maqdis dari tentara salib pada 1187 M. Ini setelah perang yang lama, dan momen Perang Hithin menjadi momen pembuka untuk mengalahkan tentara salib.

Mengapa harus mengirimkan para tentara Muslim ke Palestina? Pertama: Hal ini untuk memenuhi perintah Allah SWT yang memerintahkan jihad fi sabilillah ketika ada negeri Islam yang diserang, diduduki dan dizalimi. Perintah ini berlaku bagi seluruh kaum Muslim ketika upaya mengusir penjajah dan memerangi mereka belum tuntas dilakukan oleh satu negeri Islam seperti Palestina. Yang paling bertanggung jawab untuk memenuhi perintah ini adalah para penguasa negeri Islam dan para panglima perang yang memiliki komando untuk menggerakkan militer negeri-negeri Islam.

Kedua: Dalam perang ini yang dihadapi oleh umat Islam sesungguhnya bukanlah hanya entitas penjajah Yahudi yang jumlahnya sekitar 9 juta orang dengan sekitar 600 ribu pasukan inti. Namun, yang dihadapi umat Islam adalah negara-negara Barat seperti Inggris yang membidani kelahirannya, Amerika dan sekutu Eropanya yang menjaga sebagai harga mati. Sesungguhnya yang kita hadapi adalah kekuatan politik global yang juga siap mengerahkan militer mereka. Perang ini tidak bisa hanya diserahkan tanggung jawabnya kepada Hamas yang telah membuktikan keberanian mereka. Namun, harus ada mobilisasi militer negeri-negeri Islam.

Ketiga: Hanya dengan mobilisasi tentara-tentara negeri Islam-lah akar krisis Palestina ini bisa dituntaskan. Sekali lagi akar persoalannya adalah keberadaan entitas penjajah Yahudi. Ini tidak bisa diselesaikan dengan bantuan kemanusiaan, yang hanya membantu korban, tetapi tak menghentikan penjahatnya yang selalu melukai bahkan membunuh korban. Tidak pula dengan usulan kerangka perdamaian Barat atau solusi dua negara yang berujung pada pengakuan eksistensi penjajah Yahudi ini, seolah sebuah negara yang legal. Ini hanya bisa diselesaikan dengan jihad fi sabilillah.

Keempat: Sesungguhnya inilah kesempatan baik bagi para penguasa negeri Islam, para panglima perang, untuk menunjukkan kepedulian sejati mereka terhadap Islam dan kaum Muslim. Bukan kepedulian yang semu seperti selama ini.

Kelima: Kalau kesempatan baik ini tidak digunakan oleh para penguasa negeri Islam, inilah saat yang tepat bagi para panglima perang untuk mengambil alih komando tertinggi untuk mendapatkan cinta sejati dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Kalau para penguasa negeri-negeri Islam, terutama penguasa Arab tidak berbuat apa-apa, inilah saat saat kejatuhan mereka yang semakin dekat. Semakin jelas tampak polarisasi antara rakyat dan penguasa mereka. Rakyat, umat ini, menginginkan jihad fi sabilillah untuk membebaskan saudara-saudara mereka yang dizalimi, sementara penguasa mereka malah diam atau menghalangi keinginan rakyat.

Keenam: Kalau perubahan itu terjadi, kita perlu memperingatkan umat jangan lagi mau menerima bantuan-bantuan Barat apapun bentuknya. Umat jangan lagi terjebak pada tawaran demokrasi Barat seperti masa Arab Spring, yang justru menjadi penyebab kegagalan perubahan. Sudah saatnya umat bersama panglima perang mereka kembali hanya pada Islam sebagai pedoman hidup. Kembali dengan  menegakkan institusi yang telah mempersatukan umat, melindungi umat, mengurus umat dengan benar dengan syariah Islam, yaitu Khilafah ‘alaa minhaaj an-Nubuwwah. Inilah saatnya.

 

Mengapa Harus Khilafah?

Apa yang terjadi di Palestina ini menyadarkan kita bahwa umat ini harus bersatu. Umat ini harus memiliki pelindung dan pemimpin yang satu. Berjuang dalam satu komando. Sekat-sekat imajiner negara buatan penjajah, berupa paham nasionalisme, telah menjadikan umat ini lemah dan tercerai-berai. Mengharapkan pertolongan PBB dan negara-negara kafir Barat adalah ilusi dan mustahil. Pasalnya, mereka adalah bagian dari pembuat masalah (trouble maker) di Palestina.

Karena itu umat memang membutuhkan seorang khalifah, pemimpin kaum Muslim sedunia. Rasulullah saw. telah bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung (HR al-Bukhari Muslim).

 

Khalifahlah yang akan menyerukan sekaligus memimpin langsung pasukan kaum Muslim di seluruh dunia untuk membebaskan tanah Palestina dan menyelamatkan kaum Muslim di mana saja. Jadi wajar jika dulu negara-negara kolonialis kafir Barat menyatakan: “Waspadalah terhadap Khalifah kaum Muslim, yang hanya dengan telunjuk tangannya mampu mengerahkan jutaan pasukan untuk mengalahkan kita dalam suatu pertempuran.”

Negara Khilafahlah yang akan membuat ketakutan musuh-musuh Islam. Setelah jatuhnya Konstantinopel oleh Sultan Muhammad al-Fatih, hampir tiga dekade kemudian Khilafah menyerang lebih dalam ke Eropa, menyerbu kota Italia selatan Otranto. Pada 1529, pasukan Khilafah yang dipimpin oleh Sultan Sulaiman berada di luar tembok Wina. Menurut Haydn Williams, penulis buku Turquerie: An Eighteenth-Century European Fantasy, yang diterbitkan tahun 2014, Eropa Barat jatuh dalam “keadaan syok”. Bahkan reputasi Khilafah dalam kekuatan militer tumbuh begitu besar sehingga menjadi adidaya Islam. Khilafah bahkan mengilhami istilah baru—yang kental dengan islamophobia—di  antara orang Eropa: “bahaya Turki” (Turkengefahr), seperti yang dikatakan oleh penutur bahasa Jerman.

Khilafah adalah kepemimpinan global kaum Muslim untuk menerapkan Syariah Islam dan mengemban dakwah ke seluruh dunia. Khilafah akan menyatukan seluruh umat Islam dengan landasan aqidah Islam. Khilafah akan memobilisasi tentara-tentara mengalahkan penjajah zionis dan negara-negara kafir yang membeking mereka. Tentara-tentara Muslim di bawah komando khalifah akan menghancurkan kekuatan kufur dengan mudah dengan izin Allah SWT.

Khilafah akan menghentikan kolonialisasi, dominasi dan hegemoni Barat dengan tata dunia saat ini. Khilafah akan membentuk konstelasi internasional baru, juga tata dunia baru yang adil dan makmur atas landasan Islam. Khilafah akan menghancurkan sistem sekuler-kapitalistik-demokrasi yang menghisap kekayaan negeri-negeri Muslim. Kekayaan negeri-negeri Muslim akan dikelola Kembali oleh Khilafah dengan aturan-aturan Islam yang kebaikannya akan dinikmati oleh semua manusia dan alam.

Poin utamanya, Khilafah akan memberikan kebaikan untuk semesta, Muslim dan orang kafir. Rahmatan lil ‘alamin.

 

Penutup

Sebuah ungkapan yang menggambarkan pemahaman yang mendalam tentang kekuatan Islam diungkapkan Lord Curzon, pejabat kementerian luar negeri Inggris, ketika dia begitu percaya diri setelah menghancurkan Khilafah Islam: “We must put an end to anything which brings about any Islamic unity between the sons of the muslims. The situation now is the turkey is dead and will never rise again, because we have destroyed its moral strength:The Chaliphate and Islam.”

Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLaah mengatakan bahwa penjajah zionis Yahudi adalah bayangan dari penguasa Arab. Jika para  penguasa itu lenyap maka akan lenyap pula bayangan itu.

Karena itu masalah Palestina hari ini insya Allah akan tuntas dengan sempurna manakala kita mengambil dua hal: Pertama, melangsungkan jihad yakni mengirimkan tentara Muslim dan menghilangkan penguasa antek yang khianat. Kedua, menegakkan Kembali Khilafah yang akan efektif memimpin jihad global melaawan zionis Yahudi dan negara-negara penjajah Barat lainnya. Demikian sebagaimana diteladankan oleh Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., Shalahuddin al-Ayyubi dan Sultan Abdul Hamid II.

WalLaahu a’lam. [Dr. Riyan M.Ag. ; (Pengamat Politik Islam)]

 

Catatan kaki:

1        https://www.cnbcindonesia.com/news/20220715080346-4-355820/ini-deretan-negara-arab-yang-akhirnya-damai-dengan-israel

2        https://www.cnnindonesia.com/internasional/20230223184507-120-917126/susul-saudi-oman-buka-jalur-udara-untuk-pesawat-israel

3        https://international.sindonews.com/read/861917/43/negara-negara-mayoritas-islam-yang-buka-hubungan-diplomatik-dengan-israel-1661018887

4        Solusi dua negara (two state solution) ini awalnya dikemukakan oleh Komisi Peel pada 7 Juli 1937. Menurut Lord Peel, masyarakat  yahudi dan arab menginginkan hidup damai. Sempat terabaikan, pada 1947 sidang umum PBB membahas usulan ini tapi dimentahkan negara-negara Arab.

5        https://international.sindonews.com/read/430660/43/erdogan-usulkan-model-pemerintahan-baru-untuk-yerusalem-seperti-apa-1621343156

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve + 20 =

Back to top button