Era Baru Hubungan AS-Cina?
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, telah bertemu dengan diplomat top Cina, Wang Yi, di Beijing saat kedua negara mengambil langkah untuk memperbaiki hubungan mereka yang tegang. Seperti yang diberitakan Aljazeera online (19/6) dalam sebuah pernyataan setelah diskusi, tampaknya Wang telah mengambil garis yang lebih agresif daripada Menteri Luar Negeri Qin Gang yang mengadakan lebih dari tujuh setengah jam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS pada hari Minggu.
Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Wang telah memberi tahu Blinken bahwa hubungan antara kedua negara berada pada “titik kritis”. Dia perlu melakukan dialog atau konfrontasi, kerjasama atau konflik. Wang menyalahkan AS atas masalah antara kedua negara dan menekankan bahwa Taiwan, pulau demokratis yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim Beijing sebagai miliknya, adalah “kepentingan utamanya” dan “tidak ada ruang” untuk kompromi. Blinken memberikan nada yang lebih damai. Dia menekankan perlunya saluran komunikasi terbuka untuk memastikan “persaingan tidak mengarah ke konflik”.
Blinken adalah pejabat AS paling senior yang mengunjungi Cina sejak 2019 akibat pembatasan perjalanan COVID-19 yang ketat. Kunjungan tersebut mengikuti beberapa bulan peningkatan kontak antara pejabat tinggi AS dan Cina di luar negeri dan melalui pertemuan virtual. Hal itu berlangsung di tengah kekhawatiran kedua belah pihak atas memburuknya hubungan terkait masalah dari Taiwan hingga semikonduktor dan hak asasi manusia.
Menteri Luar Negeri AS, yang semula akan mengunjungi Beijing pada Februari hingga adanya penemuan balon mata-mata Cina yang diduga terbang di atas AS, tiba pada Minggu dan menghabiskan sebagian besar waktunya bersama Qin Gang. Departemen Luar Negeri AS menggambarkan pembicaraan itu sebagai upaya “terus terang, substantif dan konstruktif” untuk mempertahankan “saluran komunikasi terbuka”. Blinken mengundang Qin Gang ke AS dalam perjalanan lanjutan untuk mempertahankan kontak tingkat tinggi antara Cina dan Amerika.
Pembacaan Cina dari pertemuan itu juga sebagian besar positif. Cina mengatakan kedua belah pihak setuju untuk meningkatkan penerbangan komersial antara Cina dan AS. Keduanya juga sepakat untuk mendorong lebih banyak pertukaran orang-ke-orang melalui kelompok pelajar, akademisi dan bisnis. Delegasi AS dan Cina di satu meja. Mereka duduk berhadapan di meja panjang. Ada tanaman di tengahnya. Bendera negara dan kaligrafi Cina ada di belakang.
Sebelumnya Blinken mengatakan, ada tiga tujuan utama dirinya ke Cina. Pertama, menyiapkan mekanisme untuk manajemen krisis. Kedua, memajukan kepentingan AS dan sekutu serta berbicara langsung tentang masalah terkait. Ketiga, mengeksplorasi kerjasama potensial.
Catatan Penting Kunjungan Blinken
Terkait kunjungan Menlu AS ini, politisi terkemuka Al-‘Alim Syaikh ‘Atha Abu Rasytah memberikan beberapa catatan penting. Dalam Soal-Jawab pimpinan tertinggi Hizbut Tahrir ini, tanggal 3 Juli 2023, disimpulkan beberapa poin penting.
Pertama: Tidak ada perubahan sikap Amerika terhadap Taiwan. Amerika Serikat belum mengakui kemerdekaan Taiwan (perlu dicatat bahwa ada sekitar 15 negara yang secara resmi mengakui kemerdekaan Taiwan, termasuk Vatikan). Meskipun Amerika Serikat tidak memutuskan untuk secara resmi mengakui kemerdekaan Taiwan, AS memperlakukan Taiwan dalam sifatnya sebagai negara merdeka. Buktinya, ada kantor Amerika di Taipei yang berfungsi seperti Kedutaan Amerika. Amerika telah mengikat perjanjian pertahanan dengan Taiwan. Amerika pun telah memasok ke Taiwan berbagai jenis senjata canggih dan bantuan lainnya. Amerika menyatakan akan membela Taiwan jika terjadi serangan militer dari Cina. Presiden AS Joe Biden menegaskan hal itu pada Mei tahun lalu. Biden memperingatkan bahwa “Cina sedang bermain api dalam masalah Taiwan dan dia berjanji untuk campur tangan secara militer untuk melindungi pulau tersebut jika diserang”. (BBC, 23/5/2022).
Kedua: Kunjungan ini dan “hasil-hasilnya” tidak cukup untuk menenangkan suasana antara kedua negara. Namun, kunjungan ini mungkin merupakan pembuka sementara untuk pintu peredaan di antara kedua negara dan pendahuluan untuk kunjungan lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam pertanyaan, salah satu yang diharapkan dari kunjungan Blinken adalah “Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan melakukan kunjungan resmi ke Cina. Menteri Perdagangan Gina Raimondo serta John Kerry (utusan iklim Biden) juga akan melakukan kunjungan. Pasalnya, keduanya adalah pejabat yang bertanggung jawab atas masalah yang mengikat Cina dan Amerika Serikat dalam kepentingan bersama untuk bekerjasama. Juga dimungkinkan, Presiden Xi akan mengunjungi San Francisco pada bulan November 2023 untuk menghadiri pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), yang mana dia dapat bertemu dengan Biden.”
Namun demikian, hal itu tidak berarti bahwa pintu ketegangan antara kedua negara telah tertutup dan pintu baru peredaan permanen di antara kedua negara telah dibuka. Hal ini kecil kemungkinannya karena kepentingan mereka berbeda.
Sekutu Amerika ada di sekitar Cina seperti Jepang, Korea Selatan dan Filipina, kemudian masalah Taiwan, semua itu akan menghalangi tertutupnya pintu ketegangan. Sebaliknya, semua itu akan tetap “terbuka secara ambigu” untuk dibuka kembali sesuai kepentingan kedua negara …
Ketiga: Meskipun demikian, salah satu tujuan penting dari kunjungan ini, yang tidak tercapai, adalah bahwa Amerika ingin membuka saluran komunikasi antara militer Cina dan Amerika. Hal itu untuk tujuan yang mirip dengan spionase! Seolah-olah Cina menyadari itu. Karena itu Cina dengan tegas menolak saluran-saluran ini. Inilah yang membuat marah Blinken. Meskipun dia tidak menunjukkan kemarahannya secara eksplisit, hal itu terpancar dalam ucapan dan pernyataannya, seperti yang kami jelaskan di atas, dan saya ulangi untuk mengingatkannya lagi:
“Meski bahasa positif yang digunakan oleh pemimpin Cina, sebagai ungkapan atas kesenangannya setelah pertemuan yang berlangsung 35 menit dengan Blinken, Blinken menjelaskan bahwa Beijing menolak membuka kembali saluran militer dengan Washington. Perlu dicatat bahwa masalah ini menjadi prioritas bagi pemerintahan presiden Joe Biden dan merupakan tujuan utama dari kunjungan ini.”
“Setelah dua hari pertemuan dengan para pejabat senior Cina, Blinken berkata bahwa Amerika Serikat menetapkan tujuan-tujuan tertentu untuk kunjungan tersebut dan berhasil mencapainya. Ia mengarahkan perhatian pada bahwa dia mengemukakan masalah komunikasi militer ‘secara berulang-ulang’. Dia menambahkan ‘merupakan hal sangat penting agar kami memiliki jenis-jenis komunikasi ini…Ini merupakan perkara yang akan terus kai wujudkan.”
“Dua insiden baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran bahwa hubungan yang tegang itu dapat berubah menjadi konflik. Cina baru-baru ini menolak pertemuan antara Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dan Menteri Pertahanan Cina, Li Changfu, di Singapura. Blinken mengatakan bahwa meskipun dia mengemukakan ‘secara berulang’ perlunya saluran semacam itu dalam pertemuannya, namun ‘tidak ada kemajuan langsung’. Dia menambahkan, ‘Saat ini Cina belum setuju untuk melanjutkannya. Saya percaya bahwa ini merupakan masalah yang harus terus kami upayakan.’ Dia mengatakan, ‘Sangat penting bagi kami untuk memulihkan saluran-saluran itu’.”
Keempat: Mungkin sikap-sikap dari Cina ini tetap melekat di benak Blinken karena dia tidak dapat menyelesaikan komunikasi militer. Pernyataan terakhirnya yang disebutkan dalam pertanyaan, demikian juga yang dilaporkan oleh website Saba pada 29/6/2023: Kantor berita Cina yang baru, Xinhua, mengutip Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning, menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, dia mengatakan, “Bukan rahasia lagi bahwa ada perbedaan antara Amerika Serikat dan Cina.” Dia menambahkan, “Apa yang dikatakan oleh Amerika Serikat dan apa yang dilakukan oleh AS melanggar aturan dasar yang mengatur hubungan internasional.” Dia menekankan penentangan negaranya terhadap masalah ini. [AF]