Hanya Kecam Israel, Rezim Mesir Dikritik
Rezim Mesir yang sekadar ‘mengecam serangan Israel kepada Palestina’, lalu ‘menyeru lembaga hak asasi internasional untuk menegakkan HAM Palestina’, mendapatkan kritik dari aktivisi Hizbut Tahrir Mesir Said Fadl.
“Peringatan, celaan dan kecaman, kemudian menyerukan kepada sekutu kejahatan untuk memainkan peran mereka dalam menjaga hak-hak korban! Inilah yang dilakukan oleh rezim yang memerintah negara kita. Ini adalah tingkat dukungan tertinggi yang dapat mereka capai untuk rakyat Palestina,” ujarnya sebagaimana diberitakan hizb-ut-tahrir.info, Senin (10/4/2023).
Hal itu dinyatakan Said sebagai respons dari pernyataan Menteri Wakaf Mesir Mohamed Mokhtar Gomaa yang sekadar mengecam Israel dan menyerukan kepada semua lembaga dan organisasi internasional untuk memainkan peran mereka dalam menjaga hak asasi manusia yang mereka serukan. “Yang terpenting adalah hak untuk menjalankan ritual agamanya (rakyat Palestina) dengan aman, damai dan terjamin,” ujar Gomaa sebagaimana diberitakan alwatanvoice.com, Rabu (5/4/2023).
Padahal, jelas Said, mereka (Yahudi) terus membantai dan melanggar kesucian Islam siang dan malam! Ketika orang-orang Yahudi meningkat dalam melakukan kejahatan dan kekejamannya, mereka juga meningkatkan kecaman dan celaannya, sebab takut perasaan marah di kalangan kaum Muslim berkobar, yang dapat mencabut tahta mereka dan menghapus kekuasaan mereka yang sejauh ini melindungi entitas Yahudi, dan mencegahnya agar tidak tercabut dari akarnya.
“Ini bukan penyerbuan pertama terhadap Masjid al-Aqsa, atau penyerangan pertama terhadap kaum Muslim di sana. Bahkan itu tidak akan menjadi yang terakhir selama negara kita tetap diduduki, dan selama rezim ini tetap bertengger di dada kita, dan memerintah kita dengan menjadi antek kaum kafir Barat, melaksanakan rencana dan konspirasinya terhadap kita. Rezim ini benar-benar menjadi kubah besi yang melindungi entitas Yahudi dan menjamin kelangsungan hidupnya,” tegas Said.
Menurut Said, rezim Mesir memang melindungi entitas Yahudi untuk menjajah Palestina melalui perkataan dan perbuatan rezim dengan apa yang dilakukan di Sinai yang menggusur rakyatnya dan mengamankan perbatasan entitas perampas, kemudian mengepung rakyat Gaza agar mereka menerima kemauan orang Yahudi, atau menyenangkan orang Yahudi untuk kepentingan tuannya di Gedung Putih.
“Pada akhirnya, entitas busuk ini adalah bayang-bayang rezim yang memerintah negara kita. Jika kita menghapusnya, maka itu tidak akan ada, dan tidak ada satu pun orang Yahudi yang tersisa di tanah Palestina,” ungkap Said.
Dalam hal ini, jelasnya, hanya Khilafah Rasyidah ‘ala minhâjin nubuwwah yang akan menghapusnya dan membebaskan seluruh Palestina. Khalifahnya tidak akan merasa cukup hanya dengan mengeluarkan peringatan atau kecaman, juga tidak akan menyeru komunitas internasional, namun seruannya akan seperti seruan Khalifah Harun al-Rasyid kepada Kaisar Romawi Nikephoros I, “Jawabannya adalah sesuatu yang akan engkau lihat sebelum kau dengar.”
“Sungguh balasannya adalah apa yang Anda lihat sebelum apa yang Anda dengar. Demi Allah, kami akan mengirim pasukan sehingga tidak ada satu pun musuh yang tersisa di negeri kaum Muslim ini, agar tidak ada satu inci pun tanah yang dirampas yang tersisa, dan sampai setiap wanita Muslim yang dilukai oleh musuh Allah menang dan membalas dendam atas darah setiap Muslim yang mereka tumpahkan,” ujar Said.
Ia memprediksi pernyataan Khalifah yang akan datang ketika hendak membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Sebagaimana Khalifah Harun al-Rasyid memerangi Kaisar Romawi dan menaklukkan Kota Hercules (sebuah kota di dekat Konstantinopel), begitu pulalah khalifah yang akan datang membebaskan Palestina.