Opini

Hidup Mulia Mengemban Al-Quran

Rasulullah saw. bersabda, “Akan dikatakan kepada para pembaca al-Quran pada Hari Kiamat, ‘Bacalah,  naiklah beberapa derajat (di surga). Sungguh kedudukan kamu ada di akhir ayat yang kamu baca.’” (Ibn Abi Syaibah, Al-Mushannaf, VII/172).

Di surga nanti, bahkan para pembaca al-Quran memiliki kedudukan yang istimewa. Ummu ad-Darda’ pernah bertanya kepada Aisyah ra. tentang orang yang masuk surga dari kalangan pembaca al-Quran, apa kelebihannya dibandingkan dengan orang yang tidak membaca al-Quran. Aisyah ra. menjawab, “Sungguh orang yang masuk surga dari kalangan pembaca al-Quran maka tidak ada seorang pun yang lebih tinggi dari diri mereka.”  (Ibn Abi Syaibah, Al-Mushannaf, VII/155).

Hal ini wajar belaka. Pasalnya, sebagaimana dituturkan oleh Abdullah bin Umar ra, “Siapa saja yang membaca al-Quran adalah seperti sedang meniti jalan kenabian. Hanya saja, al-Quran tidak diwahyukan kepada dirinya.”  (Ibn Abi Syaibah, Al-Mushannaf, VII/155).

Tentang keutamaan membaca al-Quran, Rasulullah saw. juga pernah bersabda, “Pelajarilah oleh kalian al-Quran dan bacalah. Sungguh kalian diberi pahala atas bacaannya setiap huruf dengan sepuluh kebaikan…” (Al-Ajiri, Akhlaq Ahl al-Qur’an, I/5).

Ali bin Abi Thalib ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw.  juga bersabda, “Orang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.”  (HR al-Bukhari dan Muslim).

Bahkan baik sekali jika membaca al-Quran dilakukan secara bersama-sama di masjid dengan saling menyimak dan meluruskan bacaannya. Rasulullah saw. pun pernah bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, lalu mereka membaca dan saling mengajari al-Quran di antara mereka, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketenteraman, diliputi rahmat, dinaungi para malaikat, dan akan disebut-sebut oleh Allah bersama-sama mereka di sisi-Nya.”  (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Al-Quran bahkan akan menjadi syafaat pada Hari Kiamat nanti bagi para pembacanya. Sabda Nabi saw., “Bacalah oleh kamu al-Quran. Sungguh al-Quran itu datang pada Hari Kiamat menjadi syafaat bagi pembacanya.”  (HR Muslim).

Dengan semua keutamaan itu, wajarlah jika para Sahabat berlomba-lomba membaca, mempelajari dan mengamalkan kandungan al-Quran. Rasulullah saw. menyuruh Abdullah bin Umar agar mengkhatamkan al-Quran seminggu sekali. Begitu pula para Sahabat seperti Usman bin ‘Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab. Mereka mengkhatamkan al-Quran pada setiap hari Jumat. Namun demikian, paling tidak, hendaknya setiap Muslim bisa mengkhatamkan al-Quran sebulan sekali (HR Ahmad).

Itu baru keutamaan membaca dan mengkaji Alquran. Bagaimana dengan mengamalkan dan menerapkan al-Quran dalam kehidupan? Tentu jauh lebih utama. Pasalnya, membaca al-Quran adalah sunnah saja, meski mengkaji dan mempelajarinya adalah kewajiban karena termasuk dalam bab thalabul ilmi yang memang wajib. Namun, semua itu tentu tidak ada faedahnya jika al-Quran tidak diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan. Bahkan tidak mengamalkan dan menerapkan al-Quran termasuk dalam tindakan mengabaikan al-Quran yang nyata-nyata telah diharamkan oleh Allah SWT (QS al-Furqan [25]: 30). []

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five + 9 =

Back to top button