Resolusi PBB Berkarat
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya tak punya pilihan lain selain melancarkan operasi militer di Rafah demi menumpas Hamas.
Dalam pembicaraan dengan kelompok bipartisan dari Kongres pada Rabu (27/3), Netanyahu mengatakan kemenangan Israel dalam perang dengan Hamas sudah di depan mata. Pasukan militer Israel telah berhasil membunuh para petinggi Hamas, termasuk orang nomor tiga di kelompok tersebut. Oleh karena itu, ia tak berniat menghentikan operasi militer di Rafah agar bisa menjemput kemenangan.
Kami telah mengingatkan berkali-kali bahwa siapa saja yang ingin menghancurkan entitas Yahudi dan mengembalikan Palestina secara utuh ke pangkuan negeri Islam, maka dia harus berjuang untuk mewujudkan seorang penguasa yang ikhlas, negara yang benar, yang mengikuti metode Rasulullah.
Sia-sia berharap pada PBB dan Lembaga-lembaga internasional lainnya. Sesungguhnya sejumlah Resolusi DK PBB tidak pernah bisa menyelesaikan masalah. Bahkan sudah sangat banyak resolusi-resolusi seperti ini yang tidak dilaksanakan oleh negara Yahudi. Namun, AS dan sekutunya tetap saja menolak resolusi apapun dari DK PBB. Semuanya itu agar bisa memberikan kemudahan yang cukup bagi negara Yahudi untuk menumpahkan darah dalam serangan biadabnya terhadap Gaza hingga negara Yahudi itu bisa mewujudkan tujuannya.
Para penguasa negeri Muslim pun benar-benar patuh pada kemauan AS, dengan senang atau terpaksa.
Namun, negara Yahudi menyaksikan perlawanan dahsyat yang harus dihadapi. Tampak bahwa dengan operasi militernya itu negara Yahudi tidak mampu mewujudkan apa yang ditargetkan. Boleh jadi masalahnya berlarut-larut. Sementara itu, Pemilu sudah di depan mata dan mereka pun membutuhkan kondisi “kemenangan”, baik melalui peperangan maupun perdamaian. Tentu agar Pemilu tersebut bisa berlangsung di sela-sela itu.
Setelah semua itu, baru AS aktif sekali mewujudkan perdamaian dan gencatan senjata melalui DK PBB. AS menjadi magnet yang luar biasa dalam bebagai pertemuan dan meeting. Dia menggerakkan para penguasa yang menjadi kepanjangan tangannya sehingga mereka bergegas pergi untuk menemui DK PBB. Siang-malam mereka bekerja keras dengan penuh semangat.
Melalui Resolusi PBB, sebenarnya para penguasa adidaya (goodfather) itulah yang mewujudkan kepentingan Yahudi yang justru tidak bisa diwujudkan melalui serangan biadab mereka. Resolusi itu akan tetap melanggengkan tentara Israel di Gaza dan memastikan blokade terhadap Jalur Gaza tetap berlangsung dari sejumlah faktor yang bisa menguatkan dan mempersenjatai mereka. Jangan tertipu dengan penjelasan yang dibungkus dengan indah, tentang pembukaan blokade makanan dari mereka.
Untuk mensosialisasikan tekanan publik, AS sengaja menekan Netanyahu. Dengan itu tampak bahwa AS seolah-olah tidak berada di belakang Israel. Dengan itu pula para penguasa itu bisa menunjukkan kemenangan gemilang yang jauh dari pengaruh AS. Mereka sesungguhnya bohong. Setiap orang yang berakal dan mempunyai kesadaran politik pasti tahu, bahwa andai saja AS tidak berada di belakangnya, pasti AS sudah memveto resolusi tersebut. [Endah Sulistiowati; (Muslimah Voice)]