Pengantar

Pengantar [Keniscayaan Perubahan]

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, Hijrah Nabi saw. erat kaitannya dengan perubahan. Perubahan dari masyarakat Jahiliah menjadi masyarakat Islam. Perubahan dari sistem kufur ke sistem Islam. Perubahan dari darul kufur menjadi Darul Islam. Inilah perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. pasca hijrah beliau dari Makkah ke Madinah.

Karena itu peringatan atas Hijrah Nabi saw. dalam bentuk apapun akan kehilangan maknanya jika tidak dalam rangka melakukan perubahan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Sebabnya, spirit hijrah adalah perubahan. Bukan sembarang perubahan. Namun, perubahan ke arah Islam.

Saat ini perubahan ke arah Islam tentu sangat urgen dan mendesak. Selain karena tuntutan Allah SWT dan Rasul-Nya, realitas saat ini memang menuntut perubahan. Tak mungkin terus dibiarkan. Pasalnya, saat ini kerusakan terjadi di mana-mana. Di semua sektor kehidupan: politik, pemerintahan, hukum, peradilan, ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, moral, dll.

Semua itu hanyalah akibat. Akar penyebabnya tidak lain bercokolnya sistem kapitalisme demokrasi sekular. Sistem ini diterapkan secara paksa di Dunia Islam oleh kaum penjajah nyaris satu abad. Ini jika dihitung sejak keruntuhan Khilafah Islamiyah yang terakhir di Turki pada tahun 1924. Keruntuhan Khilafah Utsmaniyah menandai penghapusan sistem Islam sekaligus pemberlakukan sistem Barat sekular.

Sejak itulah sistem Jahiliah modern dimulai. Sejak itu pula keterpurukan kaum Muslim di negeri-negeri Islam dimulai. Kondisi ini jelas sama persis dengan kondisi saat Rasulullah saw. dakwah di Makkah. Saat itu pun sistem Jahiliah mendominasi.

Karena itu jelas, saat ini meneladani Hijrah Nabi saw. wajib dan mendesak. Wajib karena memang kaum Muslim wajib hidup diatur dengan syariah Islam secara kaffah. Mendesak karena hanya syariah Islamlah solusi untuk mengatasi berbagai keterpurukan yang mendera umat saat ini.

Di seputar itulah tema utama al-waie kali ini. Selain tema menarik lain lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 + 13 =

Back to top button