
Pernyataan Intel AS Ungkap Pengkhianatan Penguasa Bangladesh
Pernyataan penuh kebencian yang dilontarkan oleh Direktur Intelijen Nasional AS Tulsi Gabbard saat kunjungannya ke India terkait penganiayaan terhadap kaum minoritas di Bangladesh dan isu Khilafah Islam sebagaimana ditayangkan NDTV (20/3), menurut Kantor Media Hizbut Tahrir Bangladesh, mengungkap pengkhianatan para penguasa Bangladesh.
“(Pernyataan Gabbard) tidaklah mengejutkan bagi masyarakat yang sadar politik dan mencintai Islam di negara tersebut. Namun, pernyataan tersebut justru mengungkap pengkhianatan antek-antek Amerika di Bangladesh,” tulisnya sebagaimana dilansir media-umat.info, Ahad (23/3/2025).
Sebab, lanjutnya, antek-antek ini (para penguasa Bangladesh) mempromosikan penerimaan AS sebagai sahabat Bangladesh untuk menghadapi India. Mereka pun meyakinkan orang-orang yang mencinta Islam di negara itu bahwa Amerika telah meninggalkan kebijakan perang terhadap Islam.
Padahal, HT Bangladesh mengingatkan, kenyataannya adalah sekalipun kepemimpinan AS berubah, kebijakan luar negerinya tetap tidak berubah. Sesungguhnya Trump yang arogan dan pemerintahannya suka sekali menghina antek-antek mereka dan mengungkap motif kebijakan luar negeri mereka. Itulah sebabnya ia menyerukan audit atas 29 juta dolar yang dibayarkan kepada para antek untuk mengubah lanskap politik di Bangladesh.
“Penggunaan dana ini untuk mengendalikan kebijakan negara berdaulat merupakan kejahatan serius dan sama saja dengan mencampuri urusan dalam negeri negara lain,” jelasnya.
Menurut HT Bangladesh, antek-antek AS di Bangladesh selalu menyesatkan orang-orang, dengan mengatakan, “(Sekalipun AS mendukung entitas Yahudi terkutuk dalam membantai dan mengusir rakyat Palestina) Amerika akan berdiri bersama negara kita melawan agresi India.”
Padahal, tegas HT Bangladesh, yang sebenarnya terjadi adalah ketika AS mengobarkan perang terhadap Islam dan kaum Muslim dengan mendukung entitas Yahudi di kawasan Arab. AS juga sedang mempromosikan perangnya terhadap Islam dan kaum Muslim di kawasan ini, dengan menggunakan India sebagai pelindung regionalnya.
Selain itu, tegasnya, Allah SWT juga telah memperingatkan kaum Muslim terhadap kaum kafir penjajah dan antek-anteknya dalam al-Quran Surah al-Maidah [5] ayat 51 (yang artinya): Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia. Sebagian mereka menjadi teman setia bagi sebagian yang lain. Siapa di antara kalian yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
HT Bangladesh juga mengingatkan, AS tahu betul kaum Muslim adalah musuh bebuyutan entitas Yahudi dan negara politeistik India, sebagaimana telah Allah SWT tegaskan dalam Al-Qur’an surah al-Maidah [5] ayat 82 (yang artinya): Pasti akan engkau dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
Kaum Muslim, tegas HT Bangladesh, telah menyaksikan bagaimana pemerintah sementara Bangladesh, untuk menyembunyikan aib dan rasa malunya, mengirimkan apa yang disebut kecaman terhadap pernyataan Tulsi Gabbard. Namun, mereka menegaskan kembali komitmen mereka untuk menindas kaum Muslim dengan menggambarkan tuntutan rakyat negeri ini akan pemerintahan Islam (Khilafah) sebagai terorisme Islam.
“Antek-antek ini tunduk kepada tuan mereka di Barat. Begitu bodohnya sehingga mereka tidak berani mengajukan satu pertanyaan pun kepada Amerika sebagai protes! Mengapa Tulsi Gabbard tidak menyatakan keprihatinannya terhadap penganiayaan kaum Muslim di India yang didukung negara? Dunia telah menyaksikan bagaimana kaum Muslim di India dianiaya oleh para ekstremis Hindutva tepat saat Tulsi berada di India, dan dia tidak mengucapkan sepatah kata pun tentang mengapa India melindungi Hasina (mantan penguasa Bangladesh) yang fasis. Antek-antek Amerika tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini karena mereka mengetahui hubungan antara AS dan India di kawasan,” bebernya.
Oleh karena itu, Hizbut Tahrir Bangladesh menyeru masyarakat yang sadar, politisi, cendekiawan dan personel militer yang tulus ikhlas untuk bersatu. “Kita harus bersatu menggagalkan agenda AS-India untuk mengembalikan tiran Hasina atau mengangkat antek lain untuk menggantikannya dan menggagalkan konspirasi mereka terhadap Islam dan kaum Muslim.”
Ia juga mengingatkan stabilitas kawasan ini hanya dapat dipulihkan oleh Khilafah Rasyidah ‘alâ Minhâj an-Nubuwwah, insya Allah. “Oleh karena itu, marilah kita semua bersatu dengan Hizbut Tahrir dan bergerak maju menegakkan khilafah ‘ala minhâjin nubuwah,” pungkasnya. [] [Joy dan Tim]