
Para Rezim Durjana Anti Dakwah yang Berakhir Binasa
Rezim durjana adalah malapetaka bagi kehidupan dunia dan akhirat umat manusia. Kita belajar dari panggung Perang Dunia II. Nama-nama dari Blok Poros dan Blok Sekutu, seperti Adolf Hitler, Benito Mussolini, Joseph Stalin, Franklin D. Roosevelt, Winston Churchill, dan Kaisar Hirohito adalah deretan nama yang paling bertanggung jawab atas jatuhnya puluhan juta korban jiwa. Bom atom Amerika yang memporak-porandakan Hiroshima dan Nagasaki serta melumat banyak korban jiwa adalah jejak kejahatan yang tak bisa ditutup-tutupi.
Demikian pula malapetaka akibat rezim-rezim durjana dulu kala yang mengisi lembaran sejarah kelam bangsa-bangsa. Di antaranya rezim kaum ’Ad, rezim Namrudz dan rezim Fir’aun:
Rezim Kaum ’Ad: Pada masa Nabi Hud as. muncul kaum ’Ad yang fanatik buta mengikuti perintah para rezimnya yang durhaka, Allah berfirman:
Itulah (kisah) kaum ‘Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka dan mendurhakai rasul-rasul Allah. Mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). Mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) pada Hari Kiamat. Ingatlah, sungguh kaum ‘Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah kebinasaanlah bagi kaum ‘Ad (yaitu) kaum Hud itu (QS Hud [11]: 59-60).
Kaum ‘Ad mengingkari kekuasaan Allah, berbuat jahat kepada para rasul utusan Allah, tunduk patuh pada rezim-rezim zalim, dan menyombongkan diri:
Adapun kaum ’Ad menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, ”Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” Apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Mereka itu mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami (QS Fushshilat [41]: 15).
Kaum ‘Ad binasa. Padahal, menurut Syaikh Ali ash-Shabuni dalam Shafwat at-Tafâsîr, mereka dikenal sebagai kaum perkasa yang tak tertandingi oleh manusia setelahnya dari aspek kekuatan fisik dan usianya yang panjang. Mereka mendiami Iram (area perbukitan pasir antara Oman dan Hadhramaut). Mereka adalah pemilik bangunan tinggi yang justru Allah binasakan dengan angin yang mengandung azab pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah-Nya (lihat: QS al-Ahqaf [46]: 24-25). Perhatikan, kaum ‘Ad yang angkuh, dengan bangunan dari bebatuan kokoh yang lazimnya berfungsi menahan angin, justru diporak-porandakan dengan angin badai pembawa azab!
Rezim Namrudz: Nabi Ibrahim a.s. dulu kala mendakwahi seorang rezim diktator, yang mengaku sebagai tuhan. Allah SWT berfirman:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, ”Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan.” Orang itu berkata, ”Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, ”Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Terbitkanlah dia dari barat.” Lalu terdiamlah orang kafir itu. Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim (QS al-Baqarah [2]: 258).
Al-Hafizh Ibn Katsir dalam Qashash al-Anbiyâ’ mengutarakan bahwa Ibrahim as. mendakwahi dan mendebat rezim yang mendakwakan rubûbiyyah (aspek ketuhanan). Dia adalah Namrudz bin Kan’an, penguasa Babilonia yang bengis dan kejam. Dia memerintah selama 400 tahun lamanya. Dia disebut-sebut oleh Imam Mujahid dan selainnya dalam atsar sebagai satu dari empat penguasa dunia (yakni yang paling besar kekuasaannya). Dua di antaranya beriman, yakni (1) Dzul Qarnain; (2) Sulaiman as. Dua sisanya kafir. Mereka adalah: (3) Namrudz dan (4) Bakhtashir.
Apa yang terjadi kepada rezim sombong ini? Al-Hafizh Ibn Katsir dalam Qashash al-Anbiyâ’ menjelaskan bahwa Allah hanya mengirimkan satu dari sekian banyak makhluk-Nya, yakni seekor nyamuk kecil yang masuk ke dalam lubang hidungnya, dan menetap selama 400 tahun lamanya. Hal ini cukup menyebabkan rasa sakit yang sangat sehingga setiap hari ia memukul kepalanya dengan besi, hingga akhirnya mati menyedihkan, wal ’iyâdzu billâh. Bahkan hal itu terjadi kepada seluruh pasukannya yang berkumpul menjelang terbit matahari. Lalu Allah mengirimkan kawanan nyamuk hingga mereka tidak sempat melihat mentari pada pagi hari. Nyamuk-nyamuk tersebut memakan daging dan menghisap darah mereka hingga tak bersisa kecuali tulang-belulang saja. Perhatikan kesudahan raja sombong ini yang cukup Allah tumbangkan dengan seekor nyamuk!
Rezim Fir’aun dan Pembesarnya: Fir’aun memiliki pasak-pasak sebagai kiasan dari banyaknya pasukan. Dia dijuluki sebagai al-junud. Dia memiliki pasukan tukang sihir, bangunan megah simbol kekayaan duniawi dan didukung oleh Hamman.
Kaum Firaun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu (QS al-Fajr [89]: 10-12).
Bahkan ia disifati oleh al-Qur’an sebagai role model bagi para pemimpin yang menyeru pada Neraka Jahanam, yakni pada pelanggaran akidah dan syariah Islam yang menjerumuskan pelakunya pada Neraka Jahanam.
Kami telah menjadikan mereka (Fir’aun dan bala tentaranya) para pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada Hari Kiamat mereka tidak akan ditolong. Kami ikutkan laknat pada mereka di dunia ini. Pada Hari Kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah) (QS al-Qashash [28]: 41-42).
Hendaknya kita berkaca dari kisah Fir’aun dan Bani Isra’il yang binasa:
(Ingatlah) ketika Kami membelah lautan untuk kalian. Lalu Kami menyelamatkan kalian. Kami kemudian menenggelamkan (Fir’aun) dan para pengikutnya, sedangkan kalian sendiri menyaksikan (hal demikian) (QS al-Baqarah [2]: 50).
Dia mengaku sebagai tuhan dua kali, bahkan tuhan yang paling tinggi. Lalu Allah menghinakan dia. Dia ditenggelamkan ke dasar lautan yang paling rendah dari permukaan bumi. Kisah mereka menjadi pelajaran bagi Bani Isra’il dan umat sepanjang masa:
Sungguh pada yang demikian terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya) (QS an-Nâzi’ât [79]: 26).
Bukankah kisah kebinasaan rezim-rezim zalim ini cukup menjadi pelajaran? Janganlah kita condong kepada kaum yang zalim hingga menyebabkan kita disentuh api neraka, wal ’iyâdzu bilLâh, Allah berfirman:
Janganlah kalian cenderung kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kalian disentuh oleh api neraka. Sekali-kali kalian tiada mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kalian tidak akan diberi pertolongan (QS Hud [11]: 113).
WalLâhu a’lam. [Irfan Abu Naveed, M.Pd.I (Peneliti Balaghah al-Quran & Hadits Nabawiyyah)]




