Dunia Islam

Fakta Penting Sykes-Picot

Perjanjian Sykes-Picot (1916) adalah kesepakatan rahasia antara Britania Raya dan Prancis, dengan persetujuan Rusia Tsar, untuk membagi wilayah Kekhilafahan Utsmani di Timur Tengah setelah Perang Dunia I jika pihak Sekutu menang.

 

Poin-Poin Penting Perjanjian Sykes-Picot:

  1. 1. Pembagian Wilayah Kekuasaan di Timur Tengah:

Wilayah yang dikontrol langsung oleh Inggris: Palestina bagian selatan, Irak selatan dan Teluk Persia.

Wilayah yang dikontrol langsung oleh Prancis: Suriah, Libanon dan sebagian besar Turki tenggara.

Wilayah yang dikuasai secara internasional (zona netral): Palestina bagian tengah, termasuk Yerusalem (karena kepentingan religius global).

Wilayah di bawah pengaruh Inggris dan Prancis secara tidak langsung: Bagian utara Hijaz hingga Mosul (pengaruh Prancis). Bagian tengah dan selatan Irak (pengaruh Inggris).

 

  1. Mengabaikan Aspirasi Bangsa Arab:

Padahal saat itu Inggris menjanjikan kemerdekaan kepada bangsa Arab melalui Surat Menlu Inggris (McMahon) kepada Sharif Hussein dari Makkah jika mereka membantu melawan Utsmani. Sykes-Picot justru membagi wilayah Arab menjadi koloni dan zona pengaruh.

 

  1. Mengakhiri Kekuasaan Utsmani di Dunia Arab:

Perjanjian ini mempersiapkan landasan untuk pembubaran wilayah-wilayah Arab yang berada di bawah Kekhilafahan Utsmani.

 

  1. Awal dari Fragmentasi Dunia Islam:

Perjanjian ini menciptakan negara-negara baru hasil rekayasa seperti Irak, Suriah, Yordania dan Libanon; dengan batas-batas buatan yang tidak mempertimbangkan sejarah, budaya atau etnis lokal. Hal ini menyebabkan instabilitas jangka panjang dan konflik sektarian yang masih berlangsung hingga kini.

 

Rahasia, tetapi Terbongkar oleh Bolshevik:

Setelah Revolusi Rusia (1917), kaum Bol­shevik membocorkan isi perjanjian ini ke publik. Sykes-Picot bukan sekadar perjanjian kolonial biasa. Ia adalah simbol pengkhianatan Barat terhadap umat Islam karena: Meruntuhkan persatuan politik di bawah Khilafah. Menciptakan batas negara-bangsa buatan. Melegitimasi kolonialisme modern dengan dalih “mandat internasional”. [AF]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 − one =

Back to top button