
Pengantar [Masa Depan Kelabu Rezim Baru]
Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, banyak kalangan di negeri ini, terutama tentu saja rakyat Indonesia secara keseluruhan, kembali berharap pada rezim baru. Kali ini di bawah Presiden Prabowo Subianto. Harapan mereka pastinya sangat besar. Pasalnya, selama 10 tahun rezim Jokowi, rakyat Indonesia benar-benar dibuat sengsara dan menderita. Mereka kecewa berat. Tak ada tanda-tanda mereka bahagia, kecuali tentu para buzzer, tukang survei yang dibayar penguasa, juga pendukung rezim yang setia dan membabi-buta. Aneh saja jika selama 10 tahun kepemimpinan Jokowi, berdasarkan survei ’abal-abal’, kepuasan masyarakat terhadap rezim Jokowi menjelang lengser tetap tinggi. Di atas 75%.
Padahal fakta di lapangan begitu jelas: Selama 5 bulan terakhir terjadi deflasi. Penurunan harga-harga. Ini menunjukkan daya beli masyarakat makin menurun. PHK terjadi di mana-mana. Otomatis angka pengangguran makin meningkat. Artinya, lapangan kerja makin sulit. Pajak makin menjerat. Utang luar negeri makin tinggi. Jumlah kelas menengah makin berkurang. Angka kemiskinan makin membesar. Penguasaan sumberdaya alam oleh asing dan aseng makin ugal-ugalan. Oligharki makin mencengkeram. Kriminalitas makin meningkat. Korban pinjol dan judol makin banyak. Termasuk sejumlah problem sosial lainnya.
Karena itu, sekali lagi, harapan rakyat akan perubahan yang lebih baik yang diletakkan pada pundak rezim baru begitu besar. Pertanyaannya: Di tengah beban warisan rezim lama yang amat berat dan kompleks, mampukah rezim baru memenuhi harapan rakyat? Bagaimana caranya? Akankah dengan sistem kapitalisme-demokrasi-sekuler—yang juga digunakan rezim lama dan rezim-rezim sebelumnya—rezim baru bisa berhasil melakukan perubahan ke arah yang lebih baik? Ataukah rezim baru akan mengulangi kegagalan yang sama sebagaimana rezim-rezim sebelumnya?
Jawabannya tampaknya tak akan menggembirakan. Bisa dipastikan, jika rezim baru tetap mempertahankan sistem status quo, mereka akan gagal. Masa depan bangsa dan negeri ini pun pasti kelabu. Satu-satunya cara agar mereka berhasil sehingga bangsa dan negeri ini bisa menatap masa depan yang gemilang adalah kembali pada ideologi Islam. Kembali pada aqidah dan syariah Islam.
Itulah antara lain yang dibahas dalam tema utama al-waie edisi kali ini, selain sejumlah tema menarik lainnya. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.