Siyasah Dakwah

Di Balik Agresi Entitas Yahudi Terhadap Iran

Program nuklir Iran dianggap sebagai ancaman serius bagi entitas Yahudi. Karena itu entitas Yahudi ingin menyingkirkan program tersebut dengan segala cara. Karena alasan ini, entitas Yahudi memuji penarikan diri Presiden Trump pada tahun 2018 dari perjanjian tahun 2015. Posisi entitas Yahudi jelas bahwa ia hanya menerima model Libya dan pembongkaran program nuklir Iran, yakni Iran meninggalkan program nuklirnya secara penuh. Entitas Yahudi mengintensifkan mata-matanya di dalam negeri Iran karena alasan itu. Pada hari pertamanya, serangan entitas Zionis itu mengungkap adanya pasukan agen di dalam Iran yang memantau dan bekerja sama dengan badan intelijen entitas Zionis, Mossad, dengan mendapat imbalan yang sedikit. Mereka mengimpor suku cadang pesawat nirawak, yang mereka rakit di bengkel-bengkel kecil di dalam Iran, dan mereka luncurkan ke sasaran-sasaran, termasuk rumah-rumah para pemimpin rezim Iran. Ini dalam skenario yang mirip dengan apa yang terjadi pada partai Iran di Libanon ketika entitas Zionis melikuidasi para pemimpinnya!

Posisi Amerika adalah pendukung utama entitas Yahudi. Bahkan AS menggerakkan mereka melawan proyek nuklir Iran. Namun, Trump menetapkan opsi untuk merealisasi hal itu: solusi negosiasi dan solusi militer. Begitulah, pada bulan April 2025, Amerika dan Iran menuju Muscat, Oman, untuk berunding. Pemerintahan Trump memuji Iran atas dalamnya konsesi yang dibuat Iran dalam negosiasi nuklir, seolah-olah perjanjian nuklir baru sudah sangat dekat. Trump telah menetapkan batas waktu dua bulan untuk menyelesaikan perjanjian ini. Pejabat entitas Yahudi bertemu dengan utusan AS untuk kawasan tersebut dan kepala negosiator untuk Iran, Witkov, hampir satu kali sebelum setiap pertemuan dengan delegasi Iran. Tujuannya agar negosiator AS itu dapat memberi dia penjelasan tentang apa yang terjadi dalam negosiasi.

Pemerintahan Trump telah mengadopsi pandangan yang keras untuk beberapa kutubnya. Pandangan itu sejalan dengan entitas Yahudi. Hal itu juga bertepatan dengan munculnya pandangan yang keras di Eropa. Negara-negara Eropa merasa jengkel bahwa Amerika Serikat bernegosiasi dengan Iran sendirian. Artinya, Amerika akan meraih bagian terbesar dari setiap perjanjian dengan Iran. Apalagi Iran menggoda pemerintahan Trump dengan pembicaraan tentang ratusan miliar dolar yang dapat diinvestasikan dan dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan Amerika di dalam Iran, seperti kontrak minyak dan gas, perusahaan penerbangan, dan banyak lagi. Pandangan keras itu memuncak dengan munculnya laporan keras dari Badan Tenaga Atom Internasional: “Untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun, Dewan Pelaksana Badan Tenaga Atom Internasional mengumumkan hari ini, Kamis, 12 Juni 2025, bahwa Iran telah melanggar kewajibannya di bidang nonproliferasi senjata nuklir.” (Deutsche Welle, 12/6/2025).

Pemimpin tertinggi Iran sebelumnya menolak menghentikan pengayaan uranium. Khamenei berkata, “Karena negosiasi sedang berlangsung, saya ingin memberikan peringatan kepada pihak lain, pihak Amerika, yang berpartisipasi dalam negosiasi tidak langsung ini dan melakukan diskusi, untuk tidak berbicara omong-kosong. Ucapan mereka, ‘Kami tidak akan membiarkan Iran melakukan pengayaan uranium’ merupakan kesalahan besar. Iran tidak menunggu izin dari orang ini atau itu.”

Utusan Trump untuk Timur Tengah, Witkoff, mengatakan pada hari Ahad bahwa Washington tidak akan menerima pengayaan uranium dalam tingkat apa pun dalam kesepakatan potensial dengan Teheran. Witkoff menambahkan ketika berbicara kepada ABC News, “Kami tidak dapat mengizinkan meski satu persen pun kapasitas pengayaan. Semuanya, dari sudut pandang kami, dimulai dengan kesepakatan yang tidak mencakup pengayaan.” (Iran International, 20/5/2025).

Dengan penolakan Iran untuk menghentikan pengayaan uranium, sementara Amerika bersikeras agar Iran menghentikan pengayaan uranium, maka negosiasi Amerika-Iran sampai ke jalan buntu, hingga meski tidak diumumkan penghentian negosiasi. Namun, dengan keluarnya laporan Badan Energi Atom Internasional pada 12/6/2025 maka entitas Yahudi mempercepat rencana yang dibuat pada malam hari dengan Amerika dan melancarkan serangan tiba-tiba pada 13 Juni 2025. Eentitas Yahudi menyerang fasilitas nuklir Iran di Natanz, yang merupakan pabrik pengayaan uranium Iran terbesar dan berisi 14.000 alat sentrifus. Entitas Yahudi juga melakukan serangkaian pembunuhan terhadap para pemimpin militer Iran dan Garda Revolusi, serta ilmuwan nuklir, dan menyerang landasan peluncuran rudal. Terlepas dari justifikasi entitas Yahudi atas serangannya, yaitu bahwa Iran telah melanjutkan penelitian dan pengembangan senjata nuklir, menurut pernyataan Netanyahu (RT, 14 Juni 2025), semua ini dibantah oleh banyak pernyataan Iran bahwa Iran tidak berencana untuk memproduksi senjata nuklir apa pun dan bahwa Iran menerima pengawasan internasional tingkat apa pun untuk memastikan program nuklirnya bersifat damai. Namun, juga jelas bahwa entitas Yahudi menunggu lampu hijau Amerika untuk melaksanakan rencananya. Ketika entitas Yahudi melihat bahwa jendela telah dibuka dengan lampu hijau, ia pun melancarkan serangannya.

Begitulah. Tidak mungkin bagi seorang pun yang berakal untuk membayangkan entitas Yahudi melakukan serangan semisal ini tanpa lampu hijau dari Amerika. Ini sama sekali tidak mungkin. “Duta Besar Amerika untuk Israel, Mike Huckabee, pada Kamis mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan Israel menyerang Iran tanpa mendapatkan “lampu hijau” dari Amerika Serikat.” (‘Arab 48, 12/6/2025).

Setelah panggilan telepon selama 40 menit antara Trump dan Netanyahu, “seorang pejabat Israel mengungkapkan kepada The Times of Israel pada Hari Jumat bahwa Tel Aviv dan Washington telah melakukan “kampanye disinformasi media dan keamanan besar-besaran” dengan partisipasi aktif Donald Trump, yang bertujuan untuk meyakinkan Iran bahwa serangan terhadap fasilitas nuklirnya tidak akan segera terjadi. Ia menjelaskan bahwa media Israel pada saat itu telah menerima bocoran yang mengklaim bahwa Trump telah memperingatkan Netanyahu agar tidak menyerang Iran. Ini menggambarkan bocoran tersebut sebagai “bagian dari aksi penipuan” (Al-Jazeera.net, 13/6/2025).

Bisa ditambahkan terhadap semua itu, suplay Amerika kepada entitas Yahudi dengan senjata-senjata khusus menjelang serangan tersebut dan digunakan dalam serangan: “Laporan media mengungkapkan bahwa Amerika Serikat secara rahasia mengirim sekira 300 rudal jenis AGM-114 Helfire ke Israel pada Selasa lalu. Demikian menurut para pejabat Amerika. Menurut Surat Kabar Jerusalem Post, para pejabat mengonfirmasi bahwa Washington sebelumnya mengetahui rencana Israel untuk menyerang target-target nuklir dan militer Iran pada Jumat pagi. Mereka juga melaporkan bahwa sistem pertahanan udara AS kemudian membantu mencegat lebih dari 150 rudal balistik Iran yang diluncurkan sebagai balasan atas serangan tersebut. Dikutip dari seorang pejabat senior pertahanan AS yang mengatakan bahwa rudal Hellfire “berguna bagi Israel”, dan ia mengisyaratkan bahwa Angkatan Udara Israel menggunakan lebih dari 100 pesawat untuk menyerang perwira senior Garda Revolusi, ilmuwan nuklir, dan pusat kendali di sekitar Isfahan dan Teheran (RT, 14/6/2025).

Begitulah. Pemerintahan Trump menyesatkan Iran yang sedang bernegosiasi dengan dia, untuk membuat serangan oleh entitas Yahudi itu efektif dan berpengaruh dengan mengejutkan dan mengintimidasi. Pernyataan Amerika menunjukkan hal ini. Amerika menginginkan serangan entitas Yahudi itu menjadi pendorong bagi Iran untuk memberikan konsesi dalam negosiasi nuklir. Ini berarti bahwa serangan tersebut merupakan salah satu alat negosiasi Amerika. Hal ini dikaitkan dengan pembelaan Amerika secara terbuka terhadap serangan entitas Yahudi itu dan bahwa itu adalah pembelaan diri. Amerika memasok senjata kepada entitas Yahudi dan mengoperasikan pesawat terbang Amerika dan pertahanan udara Amerika untuk menghadang balasan Iran. Semua ini mengarah pada bahwa itu menyerupai serangan langsung Amerika. Di antara pernyataan Amerika tersebut adalah pernyataan Trump, dalam pernyataannya kepada para wartawan pada hari Ahad, saat menuju KTT G7 di Kanada, bahwa “beberapa pertempuran tidak dapat dihindari sebelum dicapai kesepakatan”. Dalam sebuah wawancara dengan ABC, “Trump mengindikasikan kemungkinan Amerika Serikat melakukan intervensi untuk mendukung Israel dalam menghancurkan program nuklir Iran.” (Arabs 48, 16/6/2025).

Amerika menggunakan perang sebagai alat untuk menundukkan Iran, seperti dalam pernyataan Trump sebelumnya bahwa “beberapa pertempuran tidak dapat dihindari sebelum dicapai kesepakatan”. Hal ini diperkuat oleh deskripsi Trump tentang serangan ini, dengan mengatakan, “Serangan Israel terhadap Iran sangat bagus.” Ia berkata, “Ia memberi kesempatan kepada Iran, tetapi mereka tidak memanfaatkannya dan menerima pukulan yang sangat keras. Ia menegaskan bahwa masih ada banyak lagi di masa depan.” (ABC, Amerika, 13/6/2025).

Trump berkata, “Orang-orang Iran ingin berunding, tetapi mereka seharusnya sudah melakukannya sebelumnya. Saya punya waktu 60 hari. Mereka punya waktu 60 hari. Pada hari ke-61 saya berkata, “Kita tidak punya kesepakatan.” (CNN, 16/6/2025).

Pernyataan-pernyataan ini jelas menunjukkan bahwa Amerikalah yang mengizinkan bahkan memerintahkan entitas Yahudi melancarkan agresi ini. Trump menulis di platform Truth Social: “Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan mengenai program nuklirnya’ yang saya minta mereka tandatangani.” Ia menambahkan. “Singkatnya, Iran tidak mungkin memiliki senjata nuklir. Saya telah mengatakan itu berulang kali.” (RT, 16/6/2025).

Seorang pejabat entitas Yahudi menjelaskan mengenai keterlibatan Amerika dalam pengeboman situs bawah tanah Fordow di Iran: “Amerika Serikat akan bergabung dalam operasi militer melawan Iran, mengingat Trump mengindikasikan selama percakapan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa ia akan melakukannya jika diperlukan.” (Al-Arabiya, 15/6/2025).

Inilah yang sebenarnya terjadi. Trump mengumumkan pada Ahad dini hari, 22 Juni 2025, “penargetan tiga fasilitas nuklir Iran. Ia mengonfirmasi keberhasilan serangan Amerika tersebut. Trump mengisyaratkan pada penargetan situs nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan, serta menyeru Iran untuk melakukan perdamaian dan mengakhiri perang. Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Bert Hegseth, mengonfirmasi bahwa serangan Amerika telah menghancurkan ambisi nuklir Iran (BBC, 22/6/2025).

Berikutnya CNN mengungkapkan pada Senin malam bahwa Iran menyerang pangkalan Al-Udeid milik Amerika di Qatar dengan rudal balistik jarak pendek dan menengah. Namun, pesawat militer Amerika yang ditempatkan di pangkalan udara tersebut dipindahkan pada akhir minggu lalu.

Reuters juga mengatakan: “Iran memberi tahu Amerika Serikat beberapa jam sebelum melancarkan serangan ke Qatar dan juga memberi tahu Doha.” (Sky News berbahasa Arab, 23/6/2025).

Trump mengatakan pada Senin, “Saya ingin berterima kasih kepada Iran atas pemberitahuan sebelumnya yang memungkinkan tidak adanya korban.” (Sky News, 24/6/2025).

Kemudian, setelah serangan-serangan Amerika dan entitas Yahudi ini dan balasan Iran yang mana kerugian materiil besar sekali di samping korban manusia, juru bicara Kementerian Kesehatan Iran mengatakan bahwa serangan Israel menyebabkan korban tewas 610 orang dan 4746 korban terluka sejak awal konflik. Menurut Kementerian Kesehatan Israel, jumlah korban tewas sejak 13 Juni mencapai 28 orang (BBC News, 25/6/2025).

Setelah serangan-serangan ini, Trump mendorong entitas Yahudi untuk melakukan serangan terhadap Iran dan dia berpartisipasi di dalamnya. Sekarang dia kembali untuk mengumumkan gencatan senjata dan disetujui oleh Yahudi dan Iran. Seolah Trump adalah orang yang mengatur perang di antara kedua pihak dan dia jugalah yang menghentikannya! Trump mengumumkan gencatan senjata yang dia tawarkan pada Iran dan entitas Yahudi. Netanyahu berkata bahwa ia setuju atas proposal Trump. Sebagaimana Reuters mengutip pejabat senior Iran bahwa Teheran setuju atas gencatan senjata dengan mediasi Qatar dan proposal Amerika (Al-Jazeera, 24/6/2025). Ini berarti bahwa perang yang dipicu oleh Trump dan dia hentikan adalah untuk merealisasi tujuan-tujuannya dengan menghilangkan efektivitas sejata nuklir dan rudal dari Iran. Dalam pembicaraan kepada para wartawan sebelum berangkat menghadiri KTT NATO di Denhag, Trump berkata, “Kemampuan nuklir Iran telah berakhir dan tidak akan kembali membangun program nuklirnya selamanya.” Dia melanjutkan, “Israel tidak akan menyerang Iran. Gencatan senjata berjalan efektif” (Al-Jazeera, 24/6/2025).

Memang benar bahwa Iran merupakan negara yang beredar di orbit Amerika. Iran berusaha meraih kepentingan-kepentingannya dengan merealisasi kepentingan-kepentingan Amerika. Dengan itu, Iran membantu Amerika dalam pendudukannya atas Afganistan dan Irak serta mengkonsentrasikan pendudukannya di sana. Iran juga campur tangan di Suriah untuk melindungi agen Amerika Basyar Assad. Semisal itu juga di Yaman dan Libanon. Iran ingin dengan itu untuk merealisasi kepentingan-kepentingannya di negeri-negeri ini dan menjadi negara besar regional di kawasan tersebut hingga meski beredar di orbit Amerika!

Namun, Amerika itu, jika memandang bahwa kepentingannya telah berakhir dari negara orbit itu dan ingin mengurangi peran dan kekuatannya, maka Amerika menekannya secara diplomatik dan secara militer jika diperlukan. Hal itu sebagaimana terjadi pada Iran dalam serangan paling akhir. Hal itu untuk menetapkan corak negara yang beredar di orbit. Atas dasar itu, melalui serangan ini, yang AS perintahkan dan dilaksanakan oleh entitas Yahudi dengan dukungannya, Amerika melenyapkan pimpinan militer Iran, khususnya departemen nuklir, dan para penasihat yang pada masa belakangan ini berusaha untuk memiliki pendapat dalam berurusan dengan entitas Yahudi, yang tidak sesuai dengan keinginan Amerika. Amerika tidak peduli dengan negara-negara ini. Sebabnhya, Amerika menyadari bahwa negara-negara ini pada akhirnya akan menerima solusi yang dibuat oleh Amerika!

Inilah yang mulai tampak secara terbuka dalam rencana Amerika pasca gencatan senjata. Hal itu untuk menghentikan senjata nuklir militer Iran: “Empat sumber informasi mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump membahas kemungkinan membantu Iran untuk mengakses hingga $30 miliar guna membangun program nuklir untuk produksi energi untuk tujuan sipil, meringankan sanksi dan membebaskan miliaran dolar dana Iran yang dibatasi. Semua itu merupakan bagian dari upaya intensif untuk membawa kembali Teheran ke meja perundingan, menurut jaringan CNN Amerika. Sumber-sumber itu melaporkan bahwa para pihak kunci dari Amerika Serikat dan Timur Tengah mengadakan pembicaraan di balik layar dengan Iran bahkan di tengah gelombang serangan militer terhadap Iran dan Israel selama dua minggu terakhir. Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa diskusi-diskusi tersebut berlanjut minggu ini setelah kesepakatan gencatan senjata dicapai. Pejabat pemerintahan Trump mengonfirmasi bahwa beberapa proposal diajukan, baik yang bersifat awal maupun lanjutan, dengan satu poin yang tetap dan tidak dapat dinegosiasikan: “penghentian total pengayaan uranium Iran” (Al-Arabiya, 27/6/2025).

Terakhir, musibah umat ini ada pada para penguasanya. Iran diancam dengan serangan, tetapi Iran tidak berinisiatif menyerang untuk membela diri. Padahal serangan adalah cara yang lebih baik untuk bertahan melawan Yahudi. Akan tetapi, Iran tetap diam saja sampai akhirnya fasilitasnya diserang dan ilmuwannya dibunuh kemudian baru mulai membalas. Begitu juga mengenai serangan Amerika. Kemudian, Trump mengumumkan gencatan senjata. Lalu Yahudi dan Iran pun setuju. Setelah itu, Amerika mengelola diskusi-diskusi dan menetapkan proposal-proposal. Amerika mengatakan tentang “penghentian total pengayaan uranium Iran”. Poin itu tetap dan tidak dapat dinegosiasikan!

Kami memperingatkan dari awal bahwa perang ini berujung pada perdamaian dengan entitas Yahudi atau pelucutan senjata Iran. Adapun para penguasa lain di negeri-negeri kaum Muslim, terutama yang berada di sekitar entitas Yahudi, pesawat-pesawat musuh terbang di atas kepala mereka dan mengebom negeri kaum Muslim dan kembali dengan tenang tanpa ada satu tembakan pun dilepaskan terhadapnya! Mereka tunduk patuh di bawah perintah Amerika. Mereka menakwilkan duduk dan mensakralkan garis batas. Mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa negeri kaum Muslim adalah satu, baik yang terjauh maupun yang terdekat; juga bahwa perdamaian kaum Mukmin itu satu, dan perang mereka juga satu. Mereka tidak boleh dipecah-belah oleh mazhab mereka selama mereka adalah kaum Muslim.

Sesungguhnya mereka, para penguasa itu akan dihancurkan kepercayaan yang mereka anut. Mereka beranggapan bahwa dengan ketundukan kepada Amerika ini, mereka selamat. Mereka tidak sadar bahwa Amerika akan meninggalkan mereka dan melucuti senjata mereka yang dapat menjadi ancaman bagi entitas Yahudi, seperti yang dilakukan Amerika di Suriah ketika mengizinkan entitas Yahudi menghancurkan instalasi-instalasi militernya. Begitulah. Amerika melakukan hal yang sama di Iran. Kemudian para penguasa ini akan mewarisi kerendahan di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:

سَيُصِيبُ ٱلَّذِينَ أَجۡرَمُواْ صَغَارٌ عِندَ ٱللَّهِ وَعَذَابٞ شَدِيدُۢ بِمَا كَانُواْ يَمۡكُرُونَ  ١٢٤

Orang-orang yang berdosa nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya (QS al-An’am [6]: 124).

صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡيٞ فَهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ  ١٧١

Mereka tuli, bisu dan buta. Oleh sebab itu mereka tidak mengerti (QS al-Baqarah [2]: 171).

 

Wahai kaum Muslim! Sungguh Anda melihat dan mendengar apa yang diperbuat kepada Anda oleh para penguasa Anda berupa kehinaan, kerendahan dan subordinasi kepada kaum kafir penjajah. Bahkan Yahudi, yang telah ditimpahkan kepada mereka nista dan kehinaan, menduduki bumi yang diberkahi! Sungguh tidak diragukan lagi, Anda mengetahui bahwa tidak ada kemuliaan kecuali dengan Islam dan Daulah al-Islam, al-Khilafah ar-Rasyidah. Di dalamnya Anda dipimpin oleh seorang Khalifah yang mendapat petunjuk yang orang berperang di belakangnya dan berlindung kepada dirinya. Sungguh itu pasti terjadi dengan izin Allah melalui tangan orang-orang Mukmin yang jujur dan pasti terealisasi sabda Rasul saw.:

«لَتُقَاتِلُنَّ الْيَهُودَ فَلَتَقْتُلُنَّهُمْ..»

Sungguh kalian pasti memerangi Yahudi dan sungguh kalian akan membunuhi mereka…”

 

Berikutnya, bumi kembali disinari oleh pertolongan Allah Yang Mahakuat, Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Terakhir, sungguh Hizbut Tahrir, pelopor yang tidak membohongi warganya, menyeru Anda untuk menolong Hizbut Tahrin dan berjuang Bersama Hizbut Tahrir untuk mengembalikan al-Khilafah ar-Rasyidah sehingga Islam dan kaum Muslim menjadi mulia dan kekufuran dan kaum kafir menjadi hina. Yang demikian merupakan keberhasilan yang besar. Allah SWT berfirman:

وَيَوۡمَئِذٖ يَفۡرَحُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ  ٤ بِنَصۡرِ ٱللَّهِۚ يَنصُرُ مَن يَشَآءُۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ  ٥

Pada hari kemenangan itu, kaum Mukmin bergembira karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Penyayang (QS ar-Rum [30]: 4-5).

 

WalLâhu a’lam. []

 

[Dikutip dari Jawab-Soal Syaikh ‘Atha Abu Rasytah, 03 Muharram 1447 H/28 Juni 2025 M. Https://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/103443.html]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 × 5 =

Back to top button