Tafsir

Kekuasaan Allah SWT Atas Manusia

(QS Qaf [50]: 16)

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهِۦ نَفۡسُهُۥۖ وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ ٱلۡوَرِيدِ  ١٦

Sungguh Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Kami lebih dekat kepada dirinya daripada urat lehernya.(QS Qaf [50]: 16).

 

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Allah SWT mengingatkan tentang nasib kaum-kaum terdahulu yang mendustakan para rasul yang diutus kepada mereka, seperti kaum Nabi Nuh as., Tsamud, ‘Ad, penduduk negeri Rass, Aikah, Fir’aun, dan lain-lain. Mereka pun harus menerima akibat pendustaan mereka. Mereka ditimpa azab yang memusnahkan mereka.

Ayat ini kemudian mengingatkan tentang kekuasaan Allah SWT terhadap manusia, terutama dalam hal penciptaan.

 

Tafsir Ayat

Allah SWT berfirman:

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ ١٦

Sungguh Kami telah menciptakan manusia.

 

Ayat ini diawali dengan wâwu alisti’nâfiyyah. Kemudian disebutkan huruf al-lâm  yang merupakan jawâb[un] li qasam mahzhûf (jawaban terhadap sumpah yang dihilangkan). Huruf «» merupakan harf tahqîq, yang memberikan makna penegasan.1

Perkara yang ditegaskan dan dikuatkan adalah berita yang disebutkan pada kalimat sesudahnya, bahwa Allah SWT benar-benar telah menciptakan manusia. Dalam ayat ini dinyatakan: «» (manusia). Lâm at-ta’rîf pada katan tersebut memberikan makna al-jins.2 Dengan demikian kata tersebut mencakup seluruh manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak dari manusia pertama hingga manusia terakhir. Semuanya diciptakan oleh Allah SWT. Bahkan as-Samarqandi menyebutkan bahwa maksudnya adalah jamî’ al-khalq (seluruh ciptaan).3

Menurut Ibnu ‘Asyur, meskipun kata al-insân (manusia) mencakup semua manusia, yang dimaksud pertama kali adalah kaum musyrik. Sebabnya, merekalah yang menjadi sasaran berita ini. Ini merupakan peringatan, sebagaimana ditunjukkan oleh firman-Nya dalam ayat-ayat berikutnya:

ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنۡهُ تَحِيدُ  ١٩

Itulah yang dulu hendak engkau hindari (QS Qaf [50]: 19).

 

Juga dalam ayat berikut:

لَّقَدۡ كُنتَ فِي غَفۡلَةٖ مِّنۡ هَٰذَا ٢٢

Sungguh kamu dulu benar-benar lalai tentang (peristiwa) ini (QS Qaf [50]: 22).

 

Demikian pula dalam firman-Nya:

ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡوَعِيدِ  ٢٠

Itulah hari yang diancamkan (QS Qaf [50]: 20).4

 

Jika dikaitkan dengan konteks ayat-ayat sebelumnya, ayat ini menunjukkan keanehan orang-orang yang mengingkari Hari Kiamat dan Hari Kebangkitan yang menurut mereka tidak masuk akal. Padahal jika mereka mau memperhatikan dan memikirkan kejadian mereka, sungguh Hari Kiamat itu sesuatu yang sangat rasional dan masuk akal. Dalam ayat ini mereka diingatkan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dari sebelumnya tidak ada. Lalu Dia menghidupkan kembali manusia yang sudah mati, yang tentulah jauh lebih mudah bagi Allah SWT. Jika mereka mengakui bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang menciptakan manusia, sementara mereka mengingkari kekuasaan-Nya dalam menghidupkan kembali manusia, maka itu menunjukkan sikap inkonsistensi mereka terhadap kekuasaan Allah SWT.

Lalu ditegaskan:

وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهِۦ نَفۡسُهُۥۖ ١٦

…dan Dia mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya (QS Qaf [50]: 16).

 

Huruf al-wâwu adalah hâliyyah, yakni menunjukkan kalimat sesudahnya berkedudukan sebagai hâl (menunjukkan keadaan). Adapun kalimat: «» (kami mengetahui) merupakan khabar bagi mubtada‘ yang dihilangkan. Diperkirakan kalimat legkapnya adalah: «» (dan Kami mengetahui).5

Dengan demikian ayat ini memberitakan bahwa Allah SWT tidak hanya menciptakan manusia, namun  juga mengetahui benar tentang manusia yang menjadi makhluk ciptaan-Nya itu. Dia mengetahui semua gerak-gerik manusia, baik yang dilakukan di tempat yang ramai maupun saat sendirian; yang ditampakkan maupun yang masih tersembunyi dalam hati manusia.

Ditegaskan dalam ayat ini bahwa Allah SWT mengetahui «» (apa yang dibisikkan oleh hatinya). Secara bahasa, kata «» bermakna «» (pembicaraan pada diri sendiri dalam bentuk perkataan yang tersembunyi).6 Kata «» berarti sesuatu yang terlintas dalam benak manusia dan terbersit dalam angan-angannya yang berupa perkataan jiwa.7

Menjelaskan ayat ini, Ibnu Jarir at-Thabari berkata, “Sungguh Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Oleh karena itu, tidaklah tersembunyi atas Kami semua rahasianya dan semua isi hatinya.”8

Imam al-Qurthubi juga berkata, “Allah SWT mengetahui apa pun yang disimpan di dalam hati manusia, yang dia rahasiakan dan disimpan dalam kalbunya.”9

Ditegaskan pula oleh Imam al-Qurthubi, “Dalam ayat ini terdapat ancaman siksaaan atas  kemaksiatan yang dia sembunyikan.”10

Kemudian Allah SWT berfirman:

وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ ٱلۡوَرِيدِ  ١٦

Kami lebih dekat kepada dirinya daripada urat lehernya. (QS Qaf [50]: 16).

 

Tak hanya mengetahui berbagai bisikan yang masih terlintas dalam hati manusia, ayat ini pun menegaskan bahwa Allah SWT lebih dekat daripada urat leher manusia. Menurut Fakhruddin ar-Razi, ayat ini memberikan penjelasan tentang kesempurnaan ilmu-Nya.11 Allah SWT lebih dekat dengan  manusia daripada «» (urat leher). Kata «» adalah urat yang menjadi aliran darah, yang menyambungkan bagian-bagian badan.12

Kata habl al-warîd menunjuk pada urat leher, yakni urat yang memanjang dari leher rahangnya hingga ke pundak kiri dan kanannya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan lainnya, pengertian demikian merupakan sesuatu yang telah makruf atau dikenal secara bahasa.13

Sebenarnya kata al-habl sendiri bermakna al-warîd (urat). Kata tersebut lalu disandarkan pada kata al-warîd yang memiliki makna yang sama. Hanya berbeda lafalnya. Penyandaran ini termasuk pada bab yang menyandarkan sesuatu pada makna dari kata sendiri.14

Menurut al-Imam al-Qurthubi ungkapan dalam ayat ini, bahwa Dia lebih dekat dari urat leher manusia, itu merupakan tamsil atau ungkapan untuk menggambarkan kedekatan. Artinya: Kami lebih dekat kepada dirinya daripada urat lehernya. Namun, bukan bermakna dekat dalam pengertian jarak. 15 Kedekatan yang dimaksud menunjukkan pengetahuan-Nya yang sempurna atas hamba-Nya. Tak ada satu pun yang tersembunyi bagi Allah. Fakhruddin al-Razi berkata, “Firman Allah  SWT ini merupakan penjelasan tentang kesempurnaan ilmu-Nya.”16

Menurut al-Baidhawi, ayat ini bermakna: Kami lebih mengetahui keadaannya daripada orang yang lebih dekat dengan dirinya.17

Syihabuddin al-Alusi juga mengatakan bahwa Dia mengetahui keadaan manusia dan tak ada satu pun yang tersembunyi dari Diri-Nya. Dalam ayat ini disebutkan sebabnya, namun yang dimaksud adalah musababnya. Sebabnya, kedekatan dengan sesuatu pada umumnya menjadi sebab untuk mengetahui tentang sesuatu itu, keadaannya dan perkataannya. Ini merupakan tamsil atau permisalan. Menurut al-Alusi, tidak mungkin memaknai kata dekat tersebut secara tempat. Mahasuci Allah SWT dari hal demikian.18

Menurut Abdurrahman as-Sa’adi, al-habl al-warîd atau urat keher adalah sesuatu yang paling dekat dengan manusia, yakni urat syaraf yang terdapat di balik urat leher. Ayat ini mengajak manusia untuk melakukan murâqabah atau takut kepada Penciptanya. Dia mengetahui pikiran dan hatinya. Dia pun amat dekat dengan dirinya dalam semua keadaan sehingga dia merasa malu kepada Diri-Nya ketika Dia melihat dirinya mengerjakan yang Dia larang dan melalaikan apa yang Dia perintah.19

Menurut Ibnu ‘Athiyah, ayat tersebut menggambarkan kekuasaan atas hamba-hamba-Nya, bahwa hamba berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Pengetahuan-Nya pun meliputi dirinya. Dengan demikian al-qurb atau kedekatan tersebut berkaitan dengan al-qudrah wa al-sulthân (kekuasaan dan otoritas).20

 

Semua dalam Pengetahuan Allah SWT

Tak ada satu pun yang tersembunyi bagi Allah SWT.  Menurut ar-Razi, ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT mengetahui apa saja yang tersimpan di dalam dada.21 Ini senada dengan firman Allah SWT dalam beberapa ayat lain (QS al-Taghabun [64]: 4; QS al-Maidah [5]: 7; QS Hud [11]: 5; QS Luqman [31]: 23; Fathir [35]: 31; al-Mulk [67]: 13; QS al-Mulk [67]: 13-14; dll).

Bagi orang kafir dan pelaku maksiat, ungkapan dalam ayat ini merupakan ancaman bagi mereka. Artinya, kekufuran dan kemaksiatan yang mereka lakukan benar-benar diketahui Allah SWT. Lalu ketika mereka dibangkitkan pada Hari Kiamat untuk diberi balasan, mereka tidak bisa mengelak dari semua kekukuran dan kejahatan yang mereka lakukan di dunia.

WalLâh a’lam bi ash-shawâb. [Ust. Rokhmat S. Labib, M.E.I.]

 

Catatan kaki:

1        Lihat Muhyiddin Darwisy, I’râb al-Qur‘ân wa Bayânuhu, vol. 9 (Beirut: Dar al-Yamamah, 1995), 287

2        al-Syaukani, Fat-h al-Qadîr, vol. 5, 88. Ibnu Athiyah, al-Muharrar al-Wajîz, vol. 5 (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2001), 159

3        al-Samarqandi, Bahr al-‘Ulûm, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1993), 334

4        Ibnu ‘Asyur, al-Tahrîr wa al-Tanwîr , vol. 26 (Tunisia: Dar al-Tunisiyah, 1984), 299

5        Lihat al-Da’as, I’râb al-Qur‘ân, vol. 3 (Damaskus: Dar al-Munir, 2004), 258; Abu Bilal, al-Mujtabâ min Musykil I’râb al-Qur‘ân, vol. 4, 1224; Mahmud Shafi, al-Jadwâl fî I’râb al-Qur‘ân, vol. 13 (Damaskus: Dar al-Rasyid, 1998), 307

6        al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur‘ân, vol. 17, 8

7        al-Zamakhsyari, al-Kasysyâf, vol. 4, 383. Lihat juga al-Baidhawi, Anwâr al-Tanzîl wa Asrâr al-Ta‘wîl, vol. 5, 140

8        al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta‘wîl al-Qur‘ân, vol. 22, 341

9        al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur‘ân, vol. 17, 8

10      al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur‘ân, vol. 17, 8

11      al-Razi, Mafâtîh al-Ghayb, vol. 28, 134

12      al-Razi, Mafâtîh al-Ghayb, vol. 28, 134

13      al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur‘ân, vol. 17, 9; al-Syaukani, Fat-h al-Qadîr, vol. 5, 88

14      al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur‘ân, vol. 17, 9

15      al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur‘ân, vol. 17, 9

16      al-Razi, Mafâtîh al-Ghayb, vol. 28, 134

17      al-Baidhawi, Anwâr al-Tanzîl wa Asrâr al-Ta‘wîl, vol. 5, 140-141

18      al-Alusi, h al-Ma’ânî, vol. 13, 328

19      al-Sa’di, Taysîr al-Karîm al-Rahman (tt: Muassasah al-Risalah, 2000), 805

20      Ibnu Athiyah, al-Muharrar al-Wajîz, vol. 5, 159

21      al-Razi, Mafâtîh al-Ghayb, vol. 28, 134

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

15 − eight =

Back to top button