Ini Pesan Imam Masjid Al-Aqsha dalam Konferensi Khilafah di Malaysia
Hanya dengan melihat sekilas terhadap penderitaan umat Islam hari ini di Suriah, Irak, Libya, Myanmar, Afrika Tengah dan lainnya sudah cukup menghilangkan akal sehat dan menyebabkan orang yang sabar pun akan bertanya-tanya kebingungan. “Pertanyaannya, apakah puncak dari musibah besar yang menimpa kita? Jawabannya adalah sistem pemerintahan,” ujar Imam Masjid Al-Aqsa Syaikh Issam Amira, dalam International Khilafah Conference Kuala Lumpur (IKCKL) 2017, Sabtu (9/12/2017) di Le Quadri Hotel, Kuala Lumpur.
“ Ya, sistem pemerintahan,” tegasnya, “Rakyat tetaplah rakyat. Bumi tetaplah bumi. Yang berubah adalah sistem pemerintahan. Bukankah sistem pemerintahan yang mengatur hubungan antarmanusia? Bukankah sistem pemerintahan yang membentuk perasaan mereka? Bukankah sistem pemerintahan yang mengurus urusan mereka? Jadi di tangannyalah kebahagiaan dan penderitaan mereka.”
Syaikh Issam mengungkapkan ketika sistem pemerintahan umat Islam adalah Khilafah, mereka mampu merealisasikan kemenangan, membuka negara-negara sehingga tunduklah kekuasaan yang zalim kepada mereka. Bahkan hewan dan burung, selain manusia sendiri tanpa melihat agama dan kepercayaannya, dapat mengecap nikmatnya sistem Khilafah.
“Hadirin yang mulia, cukuplah bagi kita hinaan dan celaan. Cukuplah kita sengsara di balik tipudaya demokrasi. Cukuplah kita mengabaikan tugas yang dapat memberi kita kehidupan dan mengembalikan keagungan dan kemuliaan kita,” seru Syaikh Issam, “Itulah tugas memperjuangkan Khilafah yang hakiki, yang dapat menyatukan umat Islam dan memelihara mereka dari orang-orang yang tamak dan para pemangsa yang menunggu-nunggu, menolong orang-orang yang dizalimi dan ditindas, yang telah begitu lama menderita di Palestina, Myanmar, Suriah, Kashmir dan negara-negara umat Islam yang lain.”
Dengan Khilafah, “Kita mempersiapkan tempat terunggul kita di antara umat manusia. Kita mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya,” pungkasnya.