Kilas Dunia

Pengakuan Sekjen NATO Itu Aib, Bukan Pujian

Pengakuan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte yang menyebut Turki merupakan tentara terbesar kedua di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) lebih tepat dikatakan sebagai aib, bukan pujian.

“Sebagai tentara terbesar kedua di NATO, yang selama ini melayani kepentingan negara-­negara kolonialis Barat, khususnya Amerika dan Eropa, pengakuan ini lebih tepat sebagai sebuah aib daripada sebuah pujian bagi tentara Turki,” ujar Aktivis Hizbut Tahrir Turki Remzi Özer sebagaimana diberitakan media-umat.info yang dikutip dari hizb-ut-tahrir.info, Kamis (5/12/2024).

Kekhawatiran ini, lanjut Remzi, semakin mendalam ketika memperhitungkan banyak negara anggota NATO terlibat dalam pembantaian dan genosida yang dilakukan oleh entitas pendudukan Yahudi di Gaza.

“Bagaimana mungkin tentara yang rakyatnya mayoritas beragama Islam, kini bersatu dengan negara-negara yang menjadi pelaku genosida, musuh umat Islam, dan penjajah umat manusia yang memiliki kepentingan berseberangan dengan kepentingan dunia Islam?” tanya dia.

Ia pun mengingatkan, sekitar seratus tahun yang lalu, tentara Turki berjuang melawan kafir kolonialis. Namun kini, mereka justru terlibat dalam melayani kepentingan negara-negara Barat yang dulu mereka lawan.

“Bagaimana mungkin musuh terburuk kita kini menjadi sekutu yang kita percayai?” tanyanya retoris.

Menurut dia, ini adalah sebuah perubahan besar yang terjadi tanpa melibatkan Islam dan Khilafah dalam orientasi kebijakan luar negeri Turki. Keadaan ini menjadi salah satu bukti nyata Republik Turki yang sekuler merupakan proyek westernisasi yang lebih mengutamakan kepentingan Barat kolonialis daripada kepentingan umat Islam.

“Sebagaimana kolonialis Barat berhasil mengubah tentara Turki menjadi alat untuk kepentingan NATO, aliansi Zionis dan tentara salib, maka sangat penting bagi kita untuk mengembalikan angkatan bersenjata kita ke jalan yang benar — sebagai tentara yang setia kepada Islam, kepada kaum Muslim serta kepada Allah dan Rasul-Nya,” ajaknya.

Namun, lanjutnya, selama belum memperbaiki pergeseran besar ini dalam tubuh angkatan bersenjata kaum Muslim dan belum mendirikan kembali Khilafah Rasyidah berdasarkan ajaran kenabian, yang akan mengubah angkatan bersenjata ini menjadi kekuatan yang teguh dalam membela Islam dan umat Islam, maka umat Islam akan terus terperangkap dalam kehinaan dan keterbelakangan yang tengah dialami.[]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × four =

Back to top button