Pengantar [Hijrah Membangun Adidaya Baru: Khilafah Islamiyah]
Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, setiap memasuki Bulan Muharram sebagian Muslim biasa mengadakan peringatan Tahun Baru Hijrah.
Berbicara tentang hijrah, selalu terbersit dalam benak kita kata perubahan. Ya, hijrah identik dengan perubahan. Baik perubahan di level individu, keluarga, masyarakat bahkan negara. Belakangan, hijrah lebih erat kaitannya dengan perubahan di level individu. Muncullah istilah “artis hijrah”, “pengusaha hijrah”, dsb untuk menggambarkan adanya perubahan—secara individual—kalangan tertentu ke arah pola hidup yang lebih islami: memakai jilbab (dari sebelumnya suka pamer aurat), menjauhi riba (dari sebelumnya bergelimang riba), dst. Tentu saja ini merupakan fenomena menggembirakan yang terjadi akhir-akhir ini.
Namun demikian, hijrah di level individu-individu tidaklah cukup. Demikian pula hijrah hanya di level keluarga-keluarga. Di tengah masyarakat yang makin rusak, tentu diperlukan hijrah dalam makna yang lebih luas. Tidak lain hijrah ke arah perubahan masyarakat dan tatanan bernegara (hijrah sistemik). Sebabnya, kerusakan masyarakat pun terjadi bukan sekadar pada tataran moral, tetapi juga dalam tataran sosial, ekonomi, pendidikan, politik, hukum, pemerintahan, dll.
Kerusakan masyarakat dan negara secara multidimensi ini pun saat ini bukan hanya di tingkat nasional atau regional, tetapi sudah pada tingkat global. Semua ini akibat hegemoni ideologi Kapitalisme-sekuler yang rusak atas dunia saat ini. Termasuk Dunia Islam.
Sejak Khilafah Islam—adidaya dunia selama belasan abad—diruntuhkan pada tahun 1924 oleh konspirasi Inggris dan negara-negara Barat imperialis, nyaris umat Islam menderita keterpurukan terus-menerus di berbagai bidang. Bukan hanya terpuruk. Mereka juga terjajah dan tertindas. Lihatlah hari ini—yang paling mencolok mata—kaum Muslim Palestina. Lebih dari 70 tahun kaum Muslim Palestina terjajah dan tertindas, bahkan sekarang mengalami genosida. Ironisnya, mereka tak ada yang membela. Padahal mereka dikelilingi oleh puluhan negara Arab dan Muslim. Belum lagi penderitaan kaum Muslim di sejumlah negeri lain seperti Myanmar, Xinjiang (Cina), India, dll.
Semua realitas keterpurukan kaum Muslim secara nasional, regional maupun global ini tentu tak bisa dibiarkan. Harus ada perubahan. Kaum Muslim wajib melakukan hijrah secara global. Tidak lain dengan berjuang menegakkan kembali Khilafah Islam global yang telah terbukti—pada masa lalu selama berabad-abad—sukses menciptakan peradaban yang agung, yang mendatangkan aneka kebaikan bagi umat manusia. Muslim maupun non-Muslim.
Itulah antara lain yang dibahas dalam tema utama al-waie edisi kali ini, selain sejumlah tema menarik lainnya. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.