Pengantar

Pengantar [Jalan Pahit Demokrasi]

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, demokrasi telah lama diyakini sebagai satu-satunya sistem politik terbaik saat ini. Tentu saja dibandingkan dengan otoritarianisme yang pernah menjadi bagian dari sisi gelap peradaban Barat di era kegelapan mereka.

Sebagaimana diketahui, sebelum muncul era demokrasi, otoritarianisme yang dipertontonkan oleh para raja dan kaisar Eropa—yang berkolaborasi dengan kaum gereja/agamawan—benar-benar menjadi pengalaman traumatik yang sulit untuk dihapus di dalam benak masyarakat Barat. Karena itu munculnya era demokrasi seiring dengan era Reneisance—yang ditandai antara lain oleh Revolusi Prancis dan Revolusi Industri di Inggris pada awal abad-19—disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat Barat saat itu.

Di Dunia Islam, terutama setelah keruntuhan Khilafah Islam pada tahun 1924, demokrasi pun disambut dengan riang-gembira. Bahkan sejak berakhirnya era penjajahan, demokrasi hingga kini menjadi pilihan sekaligus arus utama di Dunia Islam. Termasuk di negeri ini. Mayoritas kaum Muslim, termasuk para tokohnya, percaya sepenuhnya bahwa demokrasi selalu memberikan harapan-harapan baru. Termasuk dalam mewujudkan cita-cita politik Islam.

Karena itu kita menyaksikan kaum Muslim, para tokoh Islam dan tentu partai-partai Islam selalu antusias dalam berjuang via jalan demokrasi (Pemilu). Padahal faktanya, jalan demokrasi penuh dengan jebakan. Bahkan dalam sejarah perjuangan via demokrasi, kebanyakan partai Islam sering berakhir dengan kekalahan demi kekalahan. Itu berlaku hampir di semua negeri Islam. Tidak berlebihan jika demokrasi adalah “jalan pahit” bagi umat Islam.

Namun anehnya, meski sudah terlalu sering kaum Muslim dibuat kecewa dan gigit jari oleh demokrasi, masih saja mereka berharap banyak pada jalan demokrasi. Antusiasme mereka seolah tak pernah berkurang saat datang lagi musim Pemilu. Mereka terlibat lagi. Ironisnya, mereka pun dibuat kalah lagi. Begitu saja terus. Seolah tak ada ujungnya.

Mengapa bisa demikian? Apa faktor penyebabnya? Bagaimana pula solusinya? Bagaimana pula métode yang benar dalam meraih kekuasaan untuk menegakkan Islam, sebagaimana yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah saw.?

Itulah antara lain yang dibahas dalam tema utama al-waie edisi kali ini, selain sejumlah tema menarik lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three × three =

Back to top button