
Setelah 600 Hari Agresi Entitas Yahudi di Gaza
Situs hizb-ut-tahrir.info (30/5/2025) menyebutkan setelah 600 hari agresi entitas Yahudi di Jalur Gaza (7 Oktober 2023 – 28 Mei 2025), perhatian dunia tertuju pada pembunuhan warga sipil yang disengaja dan direncanakan sebelumnya, terutama anak-anak, dan pencegahan akses bantuan, yang menyebabkan mereka mati kelaparan, jika tidak mati karena senjata mematikan mereka.
Statistik telah dipublikasikan terkait tindakan brutal entitas Yahudi tersebut sejak agresi dimulai pada 7 Oktober 2023. Jumlah mereka yang syahid telah mencapai 54.000 orang. Sepertiganya adalah anak-anak. Lebih dari 123.000 orang terluka. Ribuan orang masih hilang. Statistik menunjukkan bahwa entitas Yahudi tersebut telah melakukan 14.000 pembantaian di Jalur Gaza dan menghapus 2.483 keluarga dari catatan sipil.
Ada 5.620 keluarga yang masih bertahan. Hanya satu yang selamat. Tingkat kerusakan mencapai 88% di Jalur Gaza. Rumah, sekolah, universitas dan rumah sakit hancur. Sebagian besar penduduk Jalur Gaza mengungsi lebih dari satu kali dari satu tempat ke tempat lain. Mereka menjadi sasaran penganiayaan dan penyiksaan. Ratusan orang meninggal karena kekurangan gizi dan kekurangan obat-obatan.
Beberapa negara asing cepat-cepat memberikan tekanan kepada entitas Yahudi agar menghentikan kebrutalannya setelah tersebarnya gambar-gambar mengerikan pembunuhan dan penghancuran yang dilakukannya dalam beberapa hari terakhir.
Akan tetapi, rezim-rezim di negeri-negeri Islam itu sama sekali tidak mau menolong rakyat Gaza. Seakan-akan para penguasanya itu sudah tidak punya perasaan atau sudah meninggalkan agamanya. Mereka tidak lagi merasakan apa yang dirasakan rakyat Gaza.
“Sungguh secara pemikiran dan politik, mereka ini sudah meninggalkan agamanya. Mereka menjalankan sistem-sistem kufur serta berteman dengan orang-orang kafir,” sebut situs tersebut.
Mereka, jelas hizb-ut-tahrir.info, sudah berkali-kali menegaskan pengkhianatan mereka. Mereka hanya menonton dan tidak melakukan apa pun. Seolah-olah masalah itu tidak menyangkut mereka dan menyerahkannya kepada tuan mereka, Amerika, untuk tetap memegang kendali, memasok entitas Yahudi dengan segala jenis senjata yang membunuh rakyat Gaza.
“Kemudian mereka malah bernegosiasi untuk membebaskan sandera Yahudi di Gaza, dan mengklaim akan mendistribusikan sejumlah bantuan, sementara presidennya, Trump, telah mengadopsi pengusiran rakyat Gaza dan perampasannya,” pungkas situs tersebut. []





