Ibrah

Semangat Dakwah

Kadang seorang pengemban dakwah mengalami masa-masa futur (hilang semangat) dalam dakwah. Tentu banyak penyebabnya. Tentu banyak pula cara membangkitkan kembali semangat dakwah yang melemah, berkurang, bahkan mungkin sempat hilang. Salah satu caranya adalah dengan membaca dan merenungkan kembali kisah-kisah generasi salaf dalam hal semangat mereka mengemban dakwah—juga jihad fi sabillah—yang layak untuk selalu diingat. Berikut beberapa di antaranya:

Mush’ab bin Umair ra. Ia adalah salah satu Sahabat Nabi saw. yang memeluk Islam pada masa-masa awal. Ia dikenal sebagai pemuda kaya-raya dan dihormati di Makkah. Namun, setelah memeluk Islam, ia rela meninggalkan segala kemewahannya demi mengikuti ajaran Nabi saw. sekaligus mendakwahkan Islam. Ketika Nabi saw. mengutus dirinya ke Madinah untuk mendakwahkan Islam, ia dengan penuh semangat dan kesabaran mengajarkan Islam kepada penduduk Yatsrib (Madinah). Ia berhasil membawa banyak orang masuk Islam. Termasuk dua pemimpin besar suku Aus dan Khazraj, yakni Sa’ad bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair (Adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubalaa (1/153-154).

Bilal bin Rabah ra. Ia adalah salah satu Sahabat Nabi saw. yang terkenal karena keimanannya yang kuat. Padahal ia menghadapi penyiksaan berat ketika awal-awal masuk Islam. Sebagai seorang budak, Bilal mengalami siksaan luar biasa dari majikannya, Umayyah bin Khalaf, yang berusaha memaksa dirinya untuk murtad dari Islam dan kembali menyembah berhala. Namun, ia tetap teguh dalam keimanannya meskipun tubuhnya dipenuhi luka dan dipaksa terlentang di bawah terik matahari di padang pasir (Adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubalaa’, 1/349-350).

Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Ia adalah komandan Muslim yang memimpin pasukan dalam Penaklukan Persia, termasuk dalam pertempuran besar di Qadisiyyah. Kemenangan tersebut menjadi pintu gerbang penyebaran Islam di wilayah Persia, salah satu kerajaan terkuat pada masa itu. Keberanian dan kecerdasan Saad bin Abi Waqqash dalam strategi perang serta semangat dakwah yang tidak mengenal lelah membuat banyak penduduk Persia memeluk Islam (Ath-Thabari, Taariikh ath-Thabari, 3/211).

Khalid bin al-Walid ra. Ia dikenal dengan julukan SayfulLaah al-Masluul (Pedang Allah yang Terhunus). Ia adalah salah satu Sahabat Nabi saw. yang sangat berperan dalam kemenangan militer umat Islam. Setelah masuk Islam, Khalid menghabiskan hidupnya dengan berjihad di jalan Allah. Keahliannya dalam strategi perang membuat dirinya tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran, baik melawan Kekaisaran Romawi maupun Persia. Salah satu kisah penting Khalid adalah saat memimpin pertempuran Yarmuk melawan pasukan Romawi. Meski jumlah pasukannya jauh lebih sedikit, Khalid berhasil mengalahkan musuh dan membuka jalan bagi penyebaran Islam di wilayah Syam (Suriah, Lebanon, Yordania dan Palestina) (Ibnu Atsir, Al-Kaamil fii at-Taariikh, 2/385).

Abdullah bin Mas’ud ra. Ia adalah Sahabat Nabi saw. pertama yang secara berani dan terang-terangan membacakan al-Quran di depan kaum Quraisy di Makkah meskipun hal ini mengundang bahaya besar bagi dirinya. Ia menjadi sosok yang gigih menyampaikan ajaran Islam meski harus menghadapi siksaan dan ancaman dari kaum Quraisy (Adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubalaa’, 1/463).

Abu Ayyub al-Anshari ra. Ia adalah seorang Sahabat yang dikenal karena kecintaannya kepada Rasulullah saw. serta perjuangannya di medan dakwah dan jihad. Meski usianya sudah lanjut, ia tetap mengikuti berbagai pertempuran dan ekspedisi untuk menyebarkan Islam. Pada masa Kekhalifahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Abu Ayyub ikut dalam ekspedisi ke Konstantinopel, salah satu kota terkuat di Eropa pada masa itu. Ia meninggal dunia dalam perjalanan tersebut dan dimakamkan di dekat benteng Konstantinopel. Kisah ini menunjukkan semangat dakwah dan jihad yang tak pernah padam. Bahkan sampai nafas terakhir (Lihat: Ibnu Katsir, Al-Bidaayah wa an-Nihaayah, 7/91).

Al-Hasan al-Bashri. Ia adalah salah satu Taabi’iin yang dikenal dengan keilmuan, ketakwaan dan keberaniannya dalam menyampaikan kebenaran di hadapan para penguasa. Ia adalah tokoh yang lantang menyuarakan amar makruf nahi mungkar. Tidak peduli siapa pun yang ada di hadapannya. Salah satu kisah yang menggambarkan semangat dakwah al-Hasan al-Bashri adalah ketika ia menasihati Hajjaj bin Yusuf, seorang penguasa yang dikenal sangat kejam. Meskipun nyawanya terancam, al-Hasan tidak mundur sedikit pun dalam menyampaikan kebenaran (Abu Nu’aim al-Asbahani, Hilyah al-Awliyaa’, 2/131-132).

Muhammad bin Qasim. Ia adalah seorang pemimpin militer dari generasi Taabi’iin yang berhasil menaklukkan wilayah Sindh (kini Pakistan) pada masa Khilafah Umayah. Meskipun usianya masih sangat muda, Muhammad bin Qasim memimpin pasukan Muslim untuk menaklukkan wilayah ini dengan strategi yang cemerlang dan semangat dakwah yang besar. Penaklukan Sindh membuka pintu bagi penyebaran Islam di anak benua India. Muhammad bin Qasim tidak hanya menaklukkan wilayah tersebut dengan kekuatan militer, tetapi juga menunjukkan sikap adil kepada penduduk setempat. Ia telah membuat banyak orang tertarik untuk masuk Islam (Al-Baladzuri, Futuuh al-Buldaan, hlm. 402).

Imam Malik bin Anas. Ia adalah salah satu ulama Taabi’ at-Taabi’iin yang sangat dihormati dalam sejarah Islam. Imam Malik menyebarkan Islam dan Hadis Nabi saw. kepada ribuan murid dari berbagai penjuru dunia. Karya monumental beliau, Al-Muwaththa’, menjadi rujukan penting dalam ilmu fiqih dan hadis. Imam Malik memiliki semangat dakwah yang kuat dalam menyebarkan ilmu meskipun ia harus menghadapi banyak cobaan dari penguasa (Ibnu Abdil Barr, At-Tamhiid, 1/49-50).

Sufyan ats-Tsauri. Ia adalah seorang Taabi’ at-Taabi’iin dan salah satu imam besar dalam bidang hadis. Ia dikenal sebagai ulama yang sangat tegas dalam melawan kezaliman. Ia menolak untuk berkompromi dengan penguasa zalim. Ia lebih memilih menghindar dari penguasa zalim agar tidak diminta memberikan fatwa yang mendukung kezalimannya (Adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubalaa.’ 7/252-256).

Tentu masih terlalu banyak kisah-kisah lainya. Semoga Allah SWT memberi kita taufik dan hidayah untuk mengikuti jejak mereka dalam mendakwahkan Islam dengan penuh semangat dan ketulusan. []

Wa maa tawfiiqii illaa bilLaah. [Arief B. Iskandar]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × 3 =

Back to top button