Opini

AS dan Para Anteknya Berupaya Mengusir Warga Gaza


Rencana Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan penduduk Gaza dan Tepi Barat ke wilayah lain menambah panjang daftar kebijakan tidak manusiawi yang sudah lama diterapkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya di Israel. Mengusir warga Gaza dari dengan alasan keamanan dan stabilitas merupakan bentuk penjajahan baru atas bangsa Palestina maupun umat Islam di seluruh dunia.

Sebagai presiden negara yang memegang kekuasaan global, Trump berusaha menggunakan jabatannya untuk merencanakan perubahan total terhadap status quo Palestina. Seolah-olah tanah itu dapat dibagikan begitu saja. Klaim tersebut seharusnya tidak hanya mendapatkan kecaman dari dunia internasional, tetapi juga harus mendapat respons keras dari umat Islam di seluruh dunia. Gaza dan Tepi Barat adalah tanah suci yang memiliki nilai historis dan spiritual bagi umat Islam.

Yang lebih memprihatinkan, Trump tidak berhadapan dengan penolakan keras dari negara-negara Arab yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pembelaan hak-hak Palestina. Sebaliknya, penguasa Mesir, Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II tampaknya lebih memilih untuk tunduk pada tekanan Amerika dan memberikan jalan bagi kebijakan jahat ini. Dalam pernyataannya, Trump menyebutkan bahwa dia telah berbicara dengan Sisi dan Raja Yordania, yang dia klaim akan mendukung rencana ini.

Dalam kondisi yang lebih kritis, rezim-rezim ini seharusnya berperan aktif dalam memobilisasi Dunia Islam untuk membela hak-hak rakyat Palestina dan menentang campur tangan Amerika Serikat dan Israel. Namun, kenyataannya mereka malah menunjukkan pengkhianatan yang lebih besar terhadap umat Islam. Mereka lebih memilih keuntungan politik dan ekonomi dari hubungan mereka dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat ketimbang menjaga solidaritas umat Islam dan hak-hak rakyat Palestina.

Meskipun Mesir mengklaim berkomitmen pada masalah Palestina, kenyataannya mereka lebih memilih untuk diam dan bahkan bekerja sama dengan Amerika untuk merelokasi penduduk Palestina ke negara tetangga. Hal ini hanya semakin memperjelas bahwa para penguasa Dunia Muslim tidak dapat diharapkan untuk membela rakyat Palestina secara sungguh-sungguh.

Selama bertahun-tahun, Dunia Islam berharap negara-negara Arab akan mengambil langkah berani untuk menghentikan ekspansi Israel dan mempertahankan hak-hak Palestina. Namun, dengan tidak adanya respon yang berarti dari penguasa Mesir, Yordania, dan negara-negara Muslim lainnya, kita dapat melihat dengan jelas bahwa mereka telah mengkhianati tanggung jawab mereka terhadap umat Islam.

Jika umat Islam di seluruh dunia ingin melihat perubahan, maka harus ada pemimpin yang berani bersuara keras dan memimpin aksi nyata melawan kebijakan-kebijakan imperialistik ini. Negara-negara Muslim harus berhenti berharap pada diplomasi yang hanya mengarah pada konsesi-konsesi tanpa makna. Solusi nyata bagi Palestina bukanlah mengusir warga Gaza dan Tepi Barat, melainkan mengusir penjajah Zionis Israel dari tanah yang mereka rampas.

Ini bukan hanya tentang melawan Amerika atau Israel, tetapi tentang mempertahankan martabat umat Islam di seluruh dunia. Untuk itu, umat Islam di seluruh dunia harus bangkit dan berjuang bersama untuk menuntut keadilan dan memperjuangkan hak-hak Palestina. [Anwar Rosadi; (Openmind Community)]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three × 5 =

Back to top button