Opini

Indonesia Akan Kembali Ke Neo-Orba?

Peluang tak adanya oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sangat terbuka. Ini karena beberapa partai yang awalnya menjadi lawan Prabowo-Gibran kini sudah mulai terang-terangan menyatakan siap menjadi bagian dari pemerintahan. Nasdem dan PKB adalah salah dua di antaranya. Adapun PKS disebut pasti akan bersedia bergabung jika diajak, PPP menyatakan siap bergabung. PDIP dipercaya tengah berdinamika soal hal itu. Jika semua partai masuk ke pemerintahan, maka besar peluang Prabowo tak punya oposisi.

Hal yang paling utama adalah soal terbatasnya akses ke kekuasaan. Partai politik yang berada di oposisi memiliki akses yang terbatas terhadap kekuasaan politik dan sumberdaya negara. Mereka tidak memiliki kendali atas kebijakan Pemerintah dan tidak dapat mengambil keputusan politik yang signifikan. Akibatnya, mereka mungkin sulit untuk mewujudkan agenda politik mereka dan memengaruhi arah kebijakan negara.

Hal yang berikutnya adalah soal akses terhadap sumberdaya finansial. Partai politik yang berada di oposisi cenderung memiliki akses yang lebih terbatas terhadap sumberdaya finansial dan manusia dibandingkan dengan partai yang berkuasa. Mereka tidak memiliki akses langsung terhadap anggaran negara atau fasilitas-fasilitas Pemerintah yang dapat digunakan untuk memperkuat basis politik mereka. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk melakukan kampanye politik, membangun infrastruktur partai, dan mengorganisir massa.

Faktor berikutnya adalah soal keterbatasan pengaruh. Partai politik di oposisi cenderung memiliki pengaruh politik yang lebih terbatas dalam proses pembuatan keputusan politik. Meskipun mereka dapat mengkritik kebijakan Pemerintah dan menawarkan alternatif, mereka sering tidak memiliki kekuatan politik yang cukup untuk mengubah atau menggagalkan kebijakan tersebut.

Kemudian, partai politik yang berada di oposisi cenderung berada dalam posisi yang rentan terhadap tekanan politik dan persaingan dengan partai politik lainnya. Mereka dapat menjadi sasaran kampanye politik negatif dari partai yang berkuasa atau partai politik pesaing, yang dapat merusak citra dan popularitas mereka di mata publik.

Pada akhirnya, meskipun menjadi oposisi dapat memberikan platform untuk menyalurkan kritik dan menawarkan alternatif, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh partai politik di oposisi sering membuat mereka merasa terpinggirkan dan dirugikan. Oleh karena itu, banyak partai politik cenderung berusaha untuk memenangkan kekuasaan atau setidaknya memperoleh akses ke koalisi pemerintahan untuk memaksimalkan pengaruh politik dan sumberdaya negara yang tersedia.

Jika sudah begini, apakah benar Pemilu yang kesepuluh kalinya ini akan benar-benar bisa mewujudkan perubahan? Benarkah demokrasi (dengan Pemilunya) bisa menjadi jalan perubahan? Dalam konteks ini kepentingan pihak-pihak yang mendominasi proses demokrasilah yang akan menentukan perubahan yang terjadi. Di sinilah peran para pemodal yang berinvestasi melalui proses demokrasi menjadi sangat menonjol dan menentukan. [Hilmy Akbar]

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

14 + two =

Back to top button