
Pengantar [Timur Tengah Baru di Bawah Amerika]
Assalâmu ’alaykum wa rahmatulLâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, konflik di Timur Tengah kembali memanas. Ada serangan Israel ke Jalur Gaza dan Libanon hingga perang terbuka Iran vs Israel beberapa waktu lalu. Ini menggambarkan betapa kawasan ini terus dilanda ketidakstabilan yang sistematis.
Namun, seluruh dinamika ini tidaklah berjalan di luar kendali kekuatan besar dunia, terutama Amerika Serikat (AS). AS telah lama menjadikan kawasan ini sebagai panggung bagi agenda geopolitiknya.
Gagasan New Middle East atau “Timur Tengah Baru” bukanlah hal baru. Sejak awal 2000-an, Washington telah mempromosikan proyek ini. Tujuannya untuk memformat ulang struktur politik dan keamanan Timur Tengah sesuai dengan kepentingan Barat. Negara-negara besar di kawasan—termasuk Iran, Arab Saudi, Turki dan Israel—diatur perannya agar tetap berada dalam orbit pengaruh Amerika. Bahkan konflik yang tampak “liar” seperti ketegangan Iran vs Israel faktanya kerap menjadi instrumen untuk menjaga keseimbangan kekuatan semu dan legitimasi intervensi AS.
Tidak terkecuali isu Palestina. Dukungan terang-terangan AS terhadap penjajahan Israel, dan inisiatif normalisasi bertajuk Abraham Accords, memperlihatkan upaya mengubur isu Palestina secara politik. Lewat perjanjian ini, rezim-rezim Arab dipaksa merangkul penjajah demi narasi “perdamaian”. Padahal hakikatnya hal itu merupakan pengkhianatan terhadap perjuangan umat Islam dan upaya menormalisasi penjajahan.
Ironisnya, seluruh krisis ini terus berulang. Pasalnya, tidak adanya kekuatan independen yang mampu melawan dominasi Barat. Dunia Islam terpecah-pecah dalam negara-bangsa. Para pemimpinnya lebih sibuk mempertahankan kekuasaan ketimbang membela umat. Padahal satu-satunya solusi hakiki adalah persatuan umat Islam dalam satu kepemimpinan Islam yang sah (Khilafah), yang tidak tunduk pada peta jalan Amerika, tetapi berjuang mengakhiri penjajahan dan mengembalikan kehormatan umat.
Sudah saatnya umat Islam menyadari bahwa “Timur Tengah Baru” yang dibentuk Amerika bukan untuk kemaslahatan kaum Muslim, melainkan untuk melanggengkan hegemoni penjajah dan menjauhkan Islam dari panggung global.
Itulah antara lain yang dibahas dalam tema utama al-Waie edisi kali ini, selain sejumlah tema menarik lainnya. Semoga semua informasi yang disajikan dalam al-Waie edisi kali ini menjadi bahan renungan dan inspirasi bagi kaum Muslim, khususnya dalam memahami aktor di balik konstelasi politik Timur Tengah. Tidak lain AS dan sekutunya. Selamat membaca!
Wassalâmu ’alaykum wa rahmatulLâhi wa barakâtuh.