Kilas Dunia

Harris dan Trump, Dua Sisi Mata Uang yang Sama

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Devi Harris memperjelas pembelaannya terhadap Zionis Yahudi. Menurut Aktivis Hizbut Tahrir Pakistan, Bilal al-Mohajir, ini menunjukkan bahwa calon presiden yang diusuh Partai Demokrat tersebut merupakan dua sisi mata uang dengan Donald Trump, calon presiden yang diusung Partai Republik.

“Pernyataan Harris ini menegaskan bahwa kedua pesaing adalah dua sisi mata uang yang sama,” ujarnya sebagaimana diberitakan media-umat.info, Rabu (28/8/2024).

Pasalnya, ungkap Bilal, sebagian orang khawatir Trump akan memenangkan Pemilu AS, karena mereka berpikir Trump lebih parah dan ekstrem daripada Harris. Padahal, tegasnya, perbedaannya hanya dalam kata-kata, dalam gaya berada di tengah, yang merupakan kebijakan Partai Demokrat.

“Sementara Trump tidak menyembunyikan apa yang dia yakini, yang persis seperti yang diyakini Harris dan partainya,” beber Bilal.

Menurut Bilal, alasan perbedaan retorika Harris dan Trump adalah untuk memenangkan suara mengambang untuk partai masing-masing. Harris ingin memenangkan suara minoritas, termasuk dari Muslim.

“Dia tidak ingin lebih kurang ajar daripada Trump dalam mendukung negaranya untuk negara Yahudi, untuk memenangkan suara Muslim,” ungkap Bilal.

Trump, tegas Bilal, ingin memenangkan suara orang Yahudi dan rasis ekstremis di antara orang AS asal Eropa, terutama mereka yang tinggal di negara-negara bagian di selatan AS. Oleh karena itu, dia menggunakan retorika rasis untuk menenangkan para rasis ini di antara orang Yahudi dan kulit putih asal Eropa.

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan The Guardian, Jumat, 23 Agustus 2024, Harris menyatakan dirinya akan selalu membela hak-hak Israel, “Saya akan selalu membela hak Israel untuk membela diri. Saya akan selalu memastikan Israel memiliki kemampuan untuk membela diri, karena rakyat Israel tidak boleh lagi menghadapi perang yang disebabkan oleh organisasi teroris bernama Hamas pada 7 Oktober.”

Bilal juga menyatakan kesepakatan kedua partai tersebut maupun kedua kandidatnya (dalam berbagai hal termasuk dalam pembelaannya terhadap Zionis Yahudi) terjadi lantaran semuanya di bawah kendali para kapitalis AS.

“Para kapitalis inilah yang menentukan kepentingan Amerika Serikat, baik di dalam maupun di luar negeri,” jelasnya.

Lebih jauh Bilal menyatakan, pemerintahan berturut-turut yang memerintah di Gedung Putih tidak lain adalah para pekerja yang dipekerjakan untuk melayani kepentingan kaum kapitalis ini. Para kapitalis yang menguasai dua cabang utama bisnis. Pertama, sektor energi dan industri. Kedua, sektor teknologi.

(Saking kuatnya cengkeraman para kapitalis), peran pemerintahan AS yang datang baru-baru ini, jelasnya, telah menjadi sekunder dalam mencapai kepentingan-kepentingan tersebut, karena perusahaan-perusahaan kapitalis multinasional telah datang untuk melayani kepentingan mereka sendiri, didukung oleh militer AS dan boneka politik, karena mereka telah menjadi deep state (negara bayangan) dalam politik AS. []

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 + sixteen =

Back to top button