Kilas Dunia

IMuNe: Kesehatan Mental Sebabkan Banyaknya Kasus Penembakan di AS

Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara menilai terjadinya 3600 kasus penembakan massal (sejak 2014 hingga Mei 2022) di Amerika Serikat (AS) bukan hanya disebabkan karena adanya kebebasan memiliki senjata, namun juga karena kesehatan mental.

“Ada penyebab non-teknis yang menurut saya jauh lebih mendasar dan mewakili masalah masyarakat AS, yakni kesehatan mental,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (4/6/2022).

Menurut Fika, para pakar dan pengamat masih berdebat terkait penyakit mental tersebut. Angka penderita penyakit mental di AS memang terus meningkat.

“Menurut Aliansi Nasional untuk Penyakit Mental, sekitar 1 dari 5 orang dewasa di AS mengalami penyakit mental, yaitu sekitar 52,9 juta orang Amerika,” jelasnya.

“Kebanyakan pelaku penembakan adalah berusia muda yang acapkali terisolasi secara sosial, memiliki hubungan keluarga yang kurang harmonis dan juga faktor ekonomi,” tambahnya.

Dari 3.600 kasus penembakan massal tersebut, para pelaku dan korban di antaranya adalah remaja. “Angka statistik ini menunjukkan masyarakat Amerika (sang adidaya) sedang sakit,” ungkap Fika.

Karena itu, menurut Fika, AS sama sekali tidak bisa dijadikan kiblat bagi generasi Muslim. Apalagi kiblat bagi dunia pendidikan. “Fenomena krisis penembakan massal ini menunjukkan potret generasi rapuh AS. Remaja AS (usia 12- 17 tahun) bisa dengan mudah memiliki senjata api. Bahkan jumlahnya naik menjadi 41 persen,” ungkap Fika.

Selain itu, beberapa pihak mulai mengaitkan krisis penembakan tersebut dengan kecanduan game. Gaming yang sudah lama menjadi industri besar di AS memang acapkali mengandung konten kekerasan, termasuk tembak-tembakan dalam dunia hyper-realisme game tersebut.

“Ini menunjukkan negara industri super besar seperti AS tidak memiliki misi serius membangun mental manusia. Pembangunan ekonomi kapitalistik memang selalu mengantarkan pada dehumanisasi massal, gangguan mental, juga kesenjangan ekonomi,” jelasnya.

Karena itu, Fika mengatakan, tidak alasan lagi bagi penguasa negeri Muslim untuk terus berkiblat kepada AS. “Tidak ada lagi alasan bagi penguasa negeri Muslim untuk terus membebek dan berkiblat ke Amerika, saatnya kembali pada jatidiri Islam,” pungkasnya.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 × 3 =

Back to top button