Problem Palestina, Problem Global dan Hegemoni
Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana mengatakan problem di Palestina adalah problem global yang sifatnya hegemoni. “Harus disadari oleh umat Islam bahwa problem Palestina ini adalah problem global, isu yang sifatnya hegemoni,” ungkapnya dalam acara Kabar Malam: Bukankah Eksistensi Israel Adalah Aksi Jahat, Kamis (1/4/2021) di kanal News Khilafah Channel.
Menurut Budi, Israel mulai menduduki Palestina setelah Kekhilafahan Turki Utsmani kalah perang pada Perang Dunia I, dan pemenang perang menjanjikan bumi Palestina untuk diduduki oleh Israel.
“Pasca PD I itu terjadi migrasi besar-besaran, yang awalnya terdiaspora di seantero Benua Eropa perlahan menduduki wilayah Palestina melakukan penguasaan dan itu dibiarkan bahkan dibidani oleh Inggris,” bebernya.
Orang-orang Yahudi menduduki Palestina kemudian mengubah komposisi demografi. Ia menilai, ini adalah sesuatu yang sifatnya konspiratif dari negara-negara yang berkuasa pada saat itu. “Ketika ini adalah sesuatu yang sifatnya konspiratif dan global maka cara untuk menyelesaikannya pun harus di level begitu,” jelasnya memberikan solusi.
Budi menilai, masalah Palestina tidak akan pernah selesai selama eksistensi Israel dipaksakan untuk diakui sebagai sebuah negara, terlebih lagi negeri kaum Muslim sudah terpecah-pecah menjadi negara bangsa.
“Para pemimpin Dunia Islam yang sudah memimpin negara-bangsa ini sudah merasa tidak punya kepentingan yang kuat lagi untuk melakukan pembelaan terhadap Palestina,” jelasnya.
Menurut Budi, umat Islam perlu kekuatan global agar bisa eksis di dunia. “Tanpa kekuatan sebuah negara global yang bisa berhadap-hadapan dengan kekuatan kapitalisme global, yang saat ini sedang eksis merusak, sampai kapan pun (Dunia Islam) tidak bisa menunjukkan eksistensinya secara global,” terangnya.
“Kajian terkait apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw., kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan para khalifah setelahnya, menunjukkan bagaimana Islam itu menjadi mercusuar dunia,” pungkasnya.