Ibrah

Hari Kiamat

Perjalanan terakhir yang ditempuh oleh manusia adalah kehidupan di alam akhirat. Alam akhirat merupakan negeri terakhir yang kekal untuk selama-lamanya. Ujungnya adalah surga atau neraka. Setelah itu tidak ada lagi alam yang lain. Sesuai namanya, “alam akhirat” adalah alam yang paling akhir. Akhirat  adalah istilah untuk kehidupan alam baka (kekal) pasca kematian dan pasca kehancuran dunia ini.

Kehidupan di alam akhirat didahului dengan peristiwa kiamat. Kiamat terjadi saat malaikat meniup sangkakala yang pertama. Tiupan pertama ini menghancurkan seluruh kehidupan di jagat raya. Tiupan sangkakala pertama akan disusul dengan tiupan sangkakala kedua yang membangunkan kembali semua makhluk. Inilah yang Allah SWT gambarkan dalam al-Quran:  Ditiuplah sangkakala. Lalu matilah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali siapa yang Allah kehendaki. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing) (TQS az-Zumar [39]: 68).

Semua manusia terbangun dan bergegas menuju ke Padang Masyhar. Semua manusia yang dibangkitkan kembali dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dihisab perbuatan baik dan buruknya yang dilakukan selama berada di alam dunia. Pada saat itu sudah ada yang celaka dan ada pula yang berbahagia. Begitulah sebagaimana firman-Nya: Ditiuplah sangkakala. Lalu tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, “Aduhai celakalah kami!  Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah para rasul-(Nya). Tidaklah teriakan itu selain sekali teriakan saja. Lalu tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kalian tidak dibalas, kecuali dengan apa yang telah kalian kerjakan (TQS Yasin [36]: 51-54).

Allah SWT pun berfirman: Hari Kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)-nya. Hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Kami tidak mengundurkan hari itu melainkan sampai waktu tertentu. Saat datang hari itu tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya. Lalu di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia (TQS Hud [11]: 103-105).

Orang-orang yang mulia telah diberi ketetapan yang baik dari Allah SWT. Mereka itu dijauhkan dari neraka dan tidak mendengar sedikitpun suara api neraka. Mereka juga tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar yang terjadi pada Hari Kiamat. Begitu yang Allah SWT gambarkan melalui firman-Nya: Sungguh orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami. Mereka itu dijauhkan dari neraka. Mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. Mereka kekal dalam menikmati apa yang mereka inginkan. Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada Hari Kiamat). Mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata), “Inilah hari kalian yang telah dijanjikan kepada kalian.” Itulah hari saat Kami menggulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas.  Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah Yang akan melaksanakannya (TQS al-Anbiya’ [21]: 101-104).

Keadaan manusia pada Hari Kiamat pada umumnya berada dalam kepanikan yang amat dahsyat. Tidak ada yang bisa saling tolong-menolong.  Ada yang bergembira dan ada yang bermuka masam. Bergantung pada amalan masing-masing saat di dunia, sebagaimana firman-Nya: Jika datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan mereka. Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria. Banyak pula muka pada hari itu tertutup debu dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka (TQS ‘Abasa [80]: 33-42).

Orang-orang yang selama di alam dunia mengingkari adanya Hari Kebangkitan dan perjumpaan mereka dengan Allah SWT pada Hari Kiamat akan menyesal serta akan menerima azab dengan memikul dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Itulah yang ditegaskan oleh Allah SWT dalam ayat berikut: Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah hingga jika Kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami karena kelalaian kami tentang Kiamat itu!” Seraya mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya.  Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu (TQS al-An’am [6]: 30-31).

Setiap manusia akan diadili di Pengadilan Akhirat dengan membela diri sendiri saat diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya. Begitulah yang Allah SWT gambarkan: (Ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dia kerjakan, sedangkan mereka tidak dianiaya (dirugikan) (TQS an-Nahl [16]: 111).

Tidak ada orang lain yang bisa menggantikan kita atau membela kita di Pengadilan Akhirat di hadapan Hakim Yang Mahaadil, Allah SWT: Takutlah kalian pada suatu hari saat seseorang tidak dapat menggantikan orang lain sedikit pun. Tidak akan diterima suatu tebusan dari dirinya. Tidak akan memberi manfaat syafaat apapun bagi dia dan tidak pula mereka akan ditolong (TQS al-Baqarah [2]: 123).

Dipastikan manusia diminta pertanggungjawabannya atas apa pun yang dia pernah kerjakan di dunia, dengan segala argumentasi dan alasan-alasan pembenaran perbuatannya (QS al-Qiyamah [75]: 13-15).

Tangan dan kaki ikut menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan manusia di dunia: Pada hari saat lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas diri mereka tentang apa saja yang dulu mereka lakukan (TQS an-Nur [24]: 24. Lihat pula: QS Yasin [36]: 65).

Bahkan semua anggota tubuh manusia, termasuk kulitnya, ikut menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan manusia di dunia (QS Fushshilat [41]: 19-22).

Nasib manusia setelah dijatuhkan vonis bermacam-macam. Orang kafir dibawa ke Neraka Jahanam berombong-rombongan. Saat mereka sampai ke neraka itu, dibukakanlah pintu-pintunya. Tentu, Neraka Jahanam inilah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri (QS az-Zumar [39]: 71-72).

Sebaliknya, orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT dibawa ke dalam surga berombong-rombongan pula. Saat mereka sampai ke surga itu, terbukalah pintu-pintunya. Tentu, surga itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang beramal (QS az-Zumar [39]: 73-74).

Wa ma tawfiqi illa bilLah. [Arief B. Iskandar]

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

6 + eleven =

Check Also
Close
Back to top button