Pengantar [Krisis Ekonomi Kapitalis]
Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, dunia kembali di ambang krisis ekonomi. Sejumlah negara mengalami tekanan cukup kuat. Tak terkecuali negara-negara besar seperti AS, Cina maupun Eropa. Krisis ekonomi yang dialami negara-negara besar tentu saja berimplikasi secara global. Khususnya ke negara-negara berkembang. Pasalnya, banyak negara berkembang menggantungkan ekonomi dalam negerinya pada ekspor kekayaannya ke negara-negara tersebut.
Krisis ekonomi global tentu banyak faktor pemicunya. Namun, yang pasti pemicu utama krisis ekonomi khas kapitalis global ada pada sektor moneter (non-riil). Wujudnya antara lain bursa saham/pasar modal, bank ribawi, mata uang berbasis fiat money, dll. Kegiatan ekonomi di sektor moneter inilah—yang jauh melampaui kegiatan ekonomi di sektor riil—yang acapkali menciptakan apa yang disebut dengan ‘ekonomi balon’. Cepat membesar, namun juga rentan ‘pecah/meletus’. Persis seperti balon. Aspek lain, seperti bencana/wabah Covid-19, hanyalah faktor tambahan.
Yang menarik, krisis ekonomi kapitalis global bersifat siklik. Artinya, semacam siklus yang terus berulang dalam setiap jangka waktu tertentu.
Pertanyaannya: Lalu bagaimana seharusnya kita, kaum Muslim di seluruh dunia, menyikapi krisis ekonomi global yang kembali terjadi? Bagaimana cara kita, khususnya Dunia Islam, agar bisa keluar dari krisis ekonomi global yang terus berulang ini? Dengan terus berulangnya krisis ekonomi global, layakkah dunia hari ini mempertahankan ekonomi kapitalisme yang terbukti rapuh? Jika tidak, apa alternatifnya? Apakah sistem ekonomi Islam mampu menjadi alternatif terbaik menggantikan ekonomi kapitalisme yang terbukti menciptakan banyak masalah? Jika sistem ekonomi Islam diyakini bisa menjadi alternatif sistem ekonomi global, bagaimana cara mewujudkannya?
Di seputar itulah tema utama al-waie kali ini. Selain tema menarik lain lainnya. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.