Fikih

Hadis Seputar Kelompok Kaum Muslim Yang Menaklukan Al-Bayt Al-Abyadh

Soal:

Aku menulis kepada Jabir bin Samurah bersama hamba sahayaku: “Beritahu aku sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah saw.” Lalu dia menulis kepadaku: Aku mendengar Rasulullah saw. pada hari Jumat, sore hari al-Aslami dirajam, bersabda:

لَا يَزَالُ الدِّينُ قَائِمًا حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ، أَوْ يَكُونَ عَلَيْكُمْ اثْنَا عَشَرَ خَلِيفَةً كُلُّهُمْ مِنْ قُرَيْشٍ. وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: عُصَيْبَةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ يَفْتَتِحُونَ الْبَيْتَ الْأَبْيَضَ، بَيْتَ كِسْرَى أَوْ آلِ كِسْرَى. وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ كَذَّابِينَ، فَاحْذَرُوهُمْ. وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: إِذَا أَعْطَى اللَّهُ أَحَدَكُمْ خَيْرًا، فَلْيَبْدَأْ بِنَفْسِهِ، وَأَهْلِ بَيْتِهِ. وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: أَنَا الْفَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ.

“Agama ini terus tegak sampai Hari Kiamat atau ada pada kalian dua belas khalifah semuanya dari Quraisy.” Aku mendengar beliau bersabda, “Kelompok kaum Muslim menaklukkan Gedung Putih, rumah Kisra dan keluarga Kisra.” Aku mendengar beliau bersabda, “Sungguh di depan Hari Kiamat ada para pendusta. Karena itu waspadailah mereka.” Aku mendengar beliau bersabda, “Jika Allah memberi salah seorang dari kalian kebaikan (harta yang banyak) maka hendaklah dia memulainya dengan dirinya sendiri dan anggota keluarganya.” Aku pun mendengar beliau bersabda, “Aku mendahului kalian memasuki telaga.”

 

Apa kesahihan hadis ini dan apa tafsir dari:

عُصبةُ المسلِمينَ يَفتَتِحونَ البَيتَ الأبيَضَ

“Kelompok kaum Muslim menaklukkan Gedung Putih?”

 

Jawab:

Hadis mulia yang disebutkan adalah dari riwayat Imam Ahmad. Imam Muslim meriwayatkan hadis mulia ini dengan perbedaan sedikit pada beberapa lafal. Imam Muslim telah meriwayatkan hadis ini di dalam shahîh-nya dari ‘Amir bin Sa’d bin Abi Waqash, ia berkata: Aku menulis kepada Jabir bin Samurah bersama hamba sahayaku, Nafi’: “Beritahu aku yang sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah saw.” Ia berkata: Dia menulis kepadaku: Aku mendengar Rasulullah saw. pada hari Jumat, sore hari al-Aslami dirajam, bersabda:

لَا يَزَالُ الدِّينُ قَائِماً حَتَّى تَقُومَ السَّاعَة أَوْ يَكُونَ عَلَيْكُم اثْنَا عَشَرَ خَلِيفَة كُلُّهُمْ مِنْ قُرَيْشٍ وَسَمِعْتُه يَقُولُ: عُصَيْبَةٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَفْتَتِحُونَ الْبَيْتَ الْأَبْيَضَ بَيْتَ كِسْرَى أَوْ آلِ كِسْرَى وَسَمِعْتُه يَقُولُ: إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ كَذَّابِينَ فَاحْذَرُوهُمْ. وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: إِذَا أَعْطَى الله أَحَدَكُمْ خَيْراً فَلْيَبْدَأْ بِنَفْسِهِ وَأَهْلِ بَيْتِهِ. وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: أنا الْفَرَطُ عَلَى الْحَوْضِ

“Agama ini terus senantiasa tegak sampai terjadi Hari Kiamat atau ada pada kalian dua belas khalifah, semuanya dari Quraisy.” Aku mendengar beliau bersabda, “Kelompok dari kaum Muslim menaklukkan Gedung Putih, rumah Kisra dan keluarga Kisra.” Aku mendengar beliau bersabda, “Sungguh di depan Hari Kiamat ada para pendusta. Karena itu waspadailah mereka.” Aku mendengar beliau bersabda, “Jika Allah memberi salah seorang dari kalian kebaikan (harta yang banyak) maka hendaklah dia memulainya dengan dirinya sendiri dan anggota keluarganya.” Aku pun mendengar beliau bersabda, “Aku mendahului memasuki telaga.”

 

Hadis ini adalah hadis shahih. Cukup tentang keshahihannya bahwa hadis ini ada di dalam Shahîh Muslim.

Adapun berkaitan dengan tafsir hadis tersebut maka di dalam hadis tersebut ada berbagai hal. Pertama, sabda Rasul saw.:

لَا يَزَالُ الدِّينُ قَائِما حَتَّى تَقُومَ السَّاعَة أَوْ يَكُونَ عَلَيْكُم اثْنَا عَشَرَ خَلِيفَة كُلُّهُمْ مِنْ قُرَيْشٍ

“Agama ini terus senantiasa tegak sampai terjadi Hari Kiamat, atau ada pada kalian dua belas khalifah, semuanya dari Quraisy”.

 

Para ulama berbeda pendapat tentang apa yang dimaksudkan dari hadis ini. Hal itu menurut banyak pendapat. Yang paling raajih, wallâh a’lam, adalah apa yang disebutkan oleh Ibnu al-Jawzi di dalam Kasyfu al-Musykil min Hadîts ash-Shahîhayn tentang hadis mulia ini di bawah poin aspek ketiga yang mana ia berkata: “Aspek ketiga: yang beliau maksudkan adalah adanya dua belas khalifah pada seluruh masa Khilafah sampai Hari Kiamat. Mereka mengerjakan ash-shawâb (kebenaran) meski hari mereka tidak berurutan. Ada orang yang adil. Setelahnya datang orang yang jahat. Kemudian setelahnya datang masa orang yang adil. Lalu sempurnalah keadilan dua belas khalifah sampai Hari Kiamat. Aspek ini ditunjukkan oleh apa yang diberitahukan oleh Abu Manshur…Abu Bahrin telah menceritakan kepada kami bahwa Abu al-Mujalid telah menceritakan kepada dia dan bersumpah atasnya: “Umat ini tidak akan binasa sampai ada dua belas orang khalifah yang semuanya bekerja dengan petunjuk dan agama yang hak; dari mereka ada dua orang dari Ahlu Bait Nabi saw. Salah satunya hidup empat puluh tahun dan yang lain hidup tiga puluh tahun.”

Ini adalah yang paling raajih, wallâh a’lam. Sebabnya, hadis tersebut mengatakan, “Agama ini terus senantiasa tegak sampai terjadi Hari Kiamat, atau ada pada kalian dua belas khalifah, semuanya berasal dari Quraisy”. Jadi ucapan tersebut adalah tentang tegaknya agama sampai Hari Kiamat. Termasuk di dalamnya selesainya pemerintahan dua belas khalifah dari Quraisy. Karena ada pemerintahan banyak khalifah dari Quraisy dan dari yang lain, maka hadis tersebut harus ditafsirkan merujuk pada pemerintahan dua belas khalifah tertentu dari Quraisy yang mereka. Bukan sekadar khalifah yang memerintah menurut Islam seperti khalifah-khalifah yang lain. Mereka adalah khalifah yang istimewa dan khusus yang memerintah dengan adil dan benar mengikuti metode kenabian. Jadi seluruh kekhalifahan mereka adalah khilafah. (Ya’malu fîhâ bi al-hudâ wa dîn al-haqq [beraktivitas di dalamnya mengikuti petunjuk dan kebenaran]). Al-Khulafaur Rasyidun yang empat termasuk dari mereka dan yang kelima adalah Umar bin Abdul Aziz…Datang pada hari-hari depan pada saat tegaknya al-Khilafah ar-Rasyidah kedua yang mengikuti manhaj kenabian, datang orang yang berjalan mengikuti jalan mereka dan meneladani mereka. Mereka adalah para khalifah yang memerintah menurut Islam sampai Hari Kiamat. Kemudian hal itu terputus pada waktu pemerintahan diktator sebagaimana sekarang. Lalu Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian kembali lagi. Ini sebagaimana sabda Rasul saw. dalam hadis An-Nu’man bin Basyir dari Khudzaifah. Pada Khilafah kedua yang mengikuti manhaj kenabian ini, di dalamnya ada khalifah yang banyak yang memerintah menurut Islam. Di antara mereka ada tujuh khalifah adil dan mendapat petunjuk yang mengikuti manhaj kenabian meski masa mereka tidak berturut-turut. Berikutnya, lengkaplah dua belas khalifah adil yang mengikuti manhaj kenabian. Ini yang saya raajih-kan. WalLâh a’lam wa ahkam.

Lalu makna sabda Rasul saw.:

عُصَيْبَةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ يَفْتَتِحُونَ الْبَيْتَ الْأَبْيَضَ

“Kelompok kecil dari kaum Muslim yang menaklukkan Gedung Putih.”

 

Gedung Putih (Bayt al-Abyadh) ditafsirkan di dalam hadis itu sendiri yang mana Rasul saw. bersabda dalam tafsirnya:

الْبَيْتَ الْأَبْيَضَ بَيْتَ كِسْرَى أَوْ آلِ كِسْرَى

“Gedung Putih adalah rumah (istana) Kisra atau keluarga Kisra.”

 

Jadi itu adalah istana Kisra. Itu telah ditaklukkan oleh para Sahabat yang mulia pada masa Umar bin al-Khaththab ra. Dinyatakan di dalam  Syarhu an-Nawawi ‘alâ Muslim: … Sabda Rasul saw.:

عُصَيْبَة مِنْ الْمُسْلِمِينَ يَفْتَتِحُونَ الْبَيْت الْأَبْيَض بَيْت كِسْرَى

“Kelompok kecil dari kaum Muslim menaklukkan Gedung Putih, rumah Kisra.”

 

Ini termasuk mukjizat yang tampak untuk Rasulullah saw. Mereka telah menaklukkan itu—dengan karunia Allah—pada  zaman Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. dan al-‘ushaibah bentuk tashghîr dari ‘ushbah, yaitu jamaah (kelompok), dan Kisra. Demikian penjelasan Imam an-Nawawi.

Berikutnya, sabda Rasul saw.:

إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ كَذَّابِينَ فَاحْذَرُوهُمْ

“Sungguh di depan Hari Kiamat ada para pendusta. Karena itu waspadailah mereka.”

 

Para ulama menafsirkan hadis ini menurut banyak aspek. Disebutkan oleh penulis Mirqâtu al-Mafâtîh Syarhu Misykât al-Mashâbîh sebagai berikut: Dari Jabir bin Samurah, ia berkata: Aku mendengar Nabi saw. bersabda, “Inna bayna yaday as-sâ’ah kadzdzâbîn (Sungguh di depan Hari Kiamat ada para pendusta).” Al-Muzhhir berkata: Yang beliau maksudkan adalah banyaknya kebodohan, minimnya ilmu, didatangkannya hadis-hadis mawdhû’ (palsu) dan kebohongan yang mereka buat-buat atas nama Rasulullah; juga dimungkinkan bahwa yang dimaksudkan adalah klaim kenabian sebagaimana pada zaman Rasul dan zaman sesudahnya. Yang dimaksudkan dengan mereka adalah jamaah (kelompok) yang menyerukan keinginan-keinginan yang rusak dan mereka menyandarkan keyakinan-keyakinan mereka yang batil kepada Rasul saw seperti para pengikut bid’ah semuanya. Fa[i]hdzarûhum (Karena itu waspadailah mereka).”

Selanjutnya, terkait hadis terakhir, Imam an-Nawawi menjelaskan sebagai berikut:

Sabda Rasul saw.:

إِذَا أَعْطَى الله أَحَدكُم خَيْراً فَلْيَبْدَأْ بِنَفْسِهِ

“Jika Allah memberi salah seorang kalian kebaikan (harta banyak) maka hendaklah dia memulainya dengan dirinya sendiri”.

 

Itu semisal hadis: Ibda‘ binafsika tsumma bi man ta’ûlu (Mulailah dengan dirimu sendiri, kemudian orang yang engkau tanggung). Sabda Rasul saw.: “Anâ al-farathu ‘alâ al-hawdh”, maka al-farathu maknanya adalah yang lebih dulu sampai padanya dan ditunggu untuk memberi kalian minum dengannya. Al-Farathu dan al-fârithu adalah orang yang mendahului kaum ke mata air untuk menyiapkan bagi mereka apa yang mereka perlukan. Demikian penjelasan Imam an-Nawawi. [Dinukil dari Jawab-Soal Syaikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah, 26 Syawal 145 H/05 Mei 2024 M]

 

Sumber:

https://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer-hizb/ameer-cmo-site/95382.html

https://www.facebook.com/AtaabuAlrashtah.HT/posts/282842698231569

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × 2 =

Back to top button