Kilas Dunia

Kerugian Taliban karena Menandatangani Perjanjian Damai dengan Amerika

Setidaknya ada empat kerugian yang diderita kelompok jihadis Taliban sekaligus keuntungan bagi Amerika akibat menyepakati dan menandatangani Perjanjian Damai Taliban-Amerika.

“Taliban telah mengambil rute bergelombang menuju perdamaian Amerika. Karena Taliban belum mengetahui realitas – yakni kegagalan AS di Afganistan dan ketidakpatuhannya terhadap perjanjian internasional – atau belum memahami bahasa Amerika, yang merupakan bahasa diplomatik untuk mengambil keuntungan dan pragmatisme,” ujar Direktur Kantor Media Hizbut Tahrir Afganistan Saifullah Mustanir, Senin (9/3/2020).

Pertama, Taliban harus menolak melakukan serangan terhadap pasukan AS, sekutunya dan mengamankan kepentingan AS di Afganistan dan dunia.

Kedua, Taliban harus memutuskan hubungan dengan jihadis internasional di Afganistan.

Ketiga, Taliban harus mengakui dialog dengan pemerintah boneka di Kabul dan semua faksi yang telah dibina oleh nilai-nilai Amerika dan Barat selama 19 tahun.

Keempat, Taliban harus menerima semua hukum dan standar internasional, dan pada akhirnya menghormati model negara-bangsa.

Menurut Saifullah Mustanir, dengan menerima kondisi yang disebutkan di atas, Taliban tampaknya telah meninggalkan jihad dan afiliasi ideologis internasional mereka dengan kelompok-kelompok jihad, dan menegaskan kembali kejatuhan mereka dalam suar sistem negara-bangsa di bawah tatanan internasional yang dipimpin AS saat ini.

Saifullah menegaskan, sekarang adalah kewajiban bagi mujahidin Muslim dan Afganistan untuk menyadari berbagai dimensi permainan kotor Amerika ini, dan untuk menekan para politisi Afganistan, pemimpin berpengaruh dan Taliban untuk segera menghentikan skenario ini dan pada akhirnya mengubur kebanggaan Amerika di dalam kuburan kekaisarannya, bukannya malah mendukung proses Amerika ini.

Faktanya, lanjut Saifullah, Perang Afganistan tidak akan berakhir hanya dengan menandatangani perjanjian karena Afganistan tidak membawa masalah internal, melainkan masalah regional dan global.

Dilema semacam itu tidak akan terselesaikan sampai kaum Muslim bersatu di bawah satu payung dan mendirikan Khilafah Rashidah kedua (Kekhalifahan yang berjalan di atas jalan Kenabian). “Kami terus memohon kepada Allah Yang Mahakuasa untuk menganugerahkan persatuan bagi kaum Muslim dan untuk melindungi mereka dari tipu daya kaum kafir dan kaum munafik. Semoga tahun ini akan menjadi tahun terakhir tanpa kekhalifahan. Semoga kita berkumpul bersama di bawah payung Kekhalifahan, memegang Bendera Uqab untuk merayakan bulan Rajab tahun depan,” pungkas Saifullah.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty − four =

Back to top button