Nisa

Jadilah Penyelamat Umat

Jika Anda merasa hidup kian sulit—sandang, pangan, papan, transportasi dan hajat hidup lainnya terasa mahal—maka itu akibat dari kapitalisasi hajat publik di sistem ekonomi kapitalis. Jika di depan-belakang Anda, samping kiri-kanan banyak kriminalitas, asusila dan sejumlah pelanggaran sosial lainnya, maka itu adalah buah dari liberalisasi budaya sistem demokrasi-liberal. Jika di layar TV, di lini masa media sosial Anda, bertabur fitnah terhadap Islam, kriminalisasi ulama, sandiwara politik dan sejenisnya, maka itu adalah politik oportunis di sistem demokrasi.

Wajib disadari bahwa sekulerisasi agama dari kehidupan umat Islam melahirkan banyak kesulitan dan penyimpangan.  Sistem ini memformat identitas Muslim dan umat Islam yang bertentangan dengan format syariah Islam, menyimpangkan fitrah, menjauhkan dari kebaikan.

Muslim dipaksa berlari mengikuti arus modernitas yang dibentuk tatanan sekular, seraya menanggalkan keislamannya. Jika tidak demikian, ia khawatir terasing dari pergaulan lingkungan modern. Faktanya, pada saat yang sama seorang Muslim merasakan disorientasi. Antara tujuan hidup hakiki dan apa yang ia alami tidak sejalan.  Kerap disergap ketidakpuasan materi, kelelahan fisik dan kekacauan psikis, serasa hampa dari kesadaran ruhiah. Lingkungan tidak menopang dirinya untuk kembali pada fitrah alaminya, justru menjeratnya dengan kesalahan yang berulang.

Di sisi lain, umat Islam dalam pusaran peradaban post-modern hari ini gagap bersikap. Kebenaran dianggap tidak tunggal, bukan milik agama tertentu. Semua penganut agama berhak menyatakan kebenaran yang dia yakini seraya mengakui kebenaran yang diyakini orang lain.

Di tengah kehidupan majemuk umat dipaksa menanggalkan identitas ideologisnya, manut pada tatanan kapitalistik-liberalistik. Akibatnya, ia berada pada anak tangga terbawah peradaban.  Diformat sesuai keinginan musuh. Dilabeli buruk tanpa pembelaan. Dimiskinkan. Direndahkan dalam peradaban materialis.  Umat Islam menjadi bantalan politik oportunis. Suaranya diperlukan untuk kekuasaan kapitalis, sekaligus menjadi pasar potensial untuk produk kapitalis. Hingga hari ini, meski disebut peradaban modern, tak tampak kebangkitan umat Islam. Karena itu tindakan penyelamatan umat Islam agar kembali pada identitas hakikinya sebagai khayru ummah adalah agenda urgen yang wajib diwujudkan.

 

Sadar Kewajiban

Memahami kewajiban amar makruf nahi mungkar (dakwah) adalah kunci penyelamatan umat Islam dan tragedi kemanusiaan.  Setiap Muslim wajib terlibat dalam perubahan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini adalah perintah Allah untuk tegaknya peradaban mulia. Setiap Muslim harus paham bahwa kewajiban dakwah sama dengan kewajiban shalat, shaum, zakat, haji dan sebagainya. Ini adalah kesadaran penting yang harus ada saat ini. Apalagi di tengah upaya kriminalisasi dakwah Islam. Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

Siapa saja yang melihat kemungkaran, cegahlah dengan tanganmu. Jika belum bisa, cegahlah dengan mulutmu. Jika belum bisa, cegahlah dengan hatimu. Itulah pertanda selemah-lemah iman.

 

Peka Persoalan Umat

Muslim harus peka terhadap persoalan umat. Wajib punya kepeduliaan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan mereka. Hari ini umat diatur oleh penguasa zalim yang menerapkan aturan kufur. Selama umat dalam cengkeraman mereka dan sistem sekular, maka penderitaan umat tidak akan pernah usai.  Apalagi penguasa zalim itu juga kebanyakan dari kalangan Muslim. Mereka juga menjadi sasaran dakwah.  Mereka wajib dinasihati. Dikoreksi kebijakannya yang menyalahi aturan Islam.  Kepedulian kita terhadap urusan pengaturan umat hari ini adalah bagian dari kewajiban untuk menyelamatkan mereka.  Tidak berdakwah untuk menghilangkan kezaliman di tengah umat akan mengundang musibah dan murka Allah.  Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan mereka yang memelihara batas-batas agama Allah dengan golongan yang melanggarnya adalah seperti sebuah kapal yang dipenuhi penumpang di bagian atas dan bawahnya. Golongan yang di atas, ketika ingin mengambil air, mesti naik ke bagian atas kapal untuk mendapatkannya. Penumpang di bagian bawah berkata, ‘Lebih baik jika kita lubangi saja lantai kapal ini untuk mendapatkan air sehingga kita tidak lagi menyusahkan saudara-saudara kita di bagian atas.’ Jika para penumpang di atas tidak mencegah perbuatan mereka, maka mereka semua akan tenggelam. Jika mereka mencegah, mereka semua akan selamat.” (HR at- Tirmidzi).

 

Ambisi Terapkan Islam

Jadilah Muslim yang berambisi menerapkan hukum Allah di muka bumi. Syariah Islam telah diterapkan semasa Rasullah saw. Dilanjutkan oleh kepemimpinan para khalifah pengganti beliau. Hal ini telah membawa kebaikan di sepanjang masa. Tak sulit menemukan gambaran kebaikan akhlak Muslim, keadilan penguasanya, ketenteraman, keamanan dan kesejahteraan masyarakat serta kemuliaan umat di banyak buku tarikh.

Allah SWT sebagai Pembuat hukum menyatakan dengan jelas bahwa Rasulullah saw. diutus sebagai ‘rahmatan lil ‘alamin’.  Setiap hukumnya memberikan solusi persoalan manusia. Dimana hukum syariah diterapkan, di sana ada kebaikan. Pemahaman ini menjadi motivasi Muslim untuk berkontribusi dalam upaya penegakan kembali syariah Islam sebagai pengatur urusan.  Keyakinannya terhadap syariah Islam sebagai solusi menimbulkan ambisi kuat untuk berjuang demi penyelamatan umat.

 

Tidak Bekerja Sendiri

Menyelamatkan umat, mengembalikan mereka identitas hakikinya dan menempatkan pemimpin Muslim sebagai penguasa bumi dengan cara mengganti sistem kapitalis-sekular-demokrasi-liberal bukan tugas orang-perorang.  Ia adalah tugas bersama umat, tugas kelompok umat. Kelompok ini wajib ada berdasarkan perintah Allah SWT (QS Ali Imran [3]: 104).

Kelompok dakwah yang dibentuk Rasulullah saw. beserta aktivitasnya menjadi contoh riil upaya penerapan syariah Islam kâffah. Kelompok dakwah sekarang mesti mengambil perbuatan Rasul sebagai contoh dan menapaki jalan yang sama serta cara yang sama.  Rasulullah tidak bekerja sendiri. Beliau mengajak yang lain untuk mendakwahkan Islam hingga akhirnya menegakkan Daulah Islam di Madinah. Sebab itu untuk menyelamatkan umat hendaknya bekerja dengan kelompok dakwah yang menyeru umat untuk menuntut penerapan Islam.

Demikianlah, perjuangan Islam demi penyelamatan umat menuntut adanya kesadaran akan kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar.  Langkah ini bukan saja mendakwahkan hukum-hukum Islam, tetapi mengubah tatanan kehidupan dan melepaskan umat dari cengkeraman kezaliman penguasa.

Jalan perjuangan ini tidak sanggup dilewati sendiri, tetapi wajib bersama dengan kelompok yang menetapkan tujuan dan langkah yang sama.

Jalan ini penuh liku. Yang sanggup melintasi jalan ini adalah Muslim yang serius dan sungguh-sungguh mengabdikan dirinya, tenaga, pikiran, waktu dan hartanya untuk mengabdi pada sang Khalik;  Muslim yang ikhlas dan berani, sabar menerima ujian; Muslim yang istiqamah bekerja berdasar pada dalil syariah, yang hatinya terpaut dan jiwanya bergantung pada satu-satunya tempat bergantung, yaitu Allah SWT.  Mereka adalah yang mengimani bahwa surga Allah itu tidak murah, mesti ditebus dengan sesuatu yang berharga.  Jadilah bagian dari penyelamat umat, karena Anda akan selamat dunia – akhirat.

WalLâhu a’lam bi ash-shawwâb. [Ratu Erma R.]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seventeen − 12 =

Back to top button