Opini

Tidak Ada Ruang Bagi Gerakan Separatisme!

Upaya Barat untuk melemahkan negeri-negeri Islam melalui isu separatisme terus dihembuskan hingga hari ini. Apa yang terjadi di Sudan, Bangladesh hingga kasus Timor Timur, Papua menunjukkan hal tersebut. Mereka terus berupaya mencerai-beraikan negeri-negeri Islam melalui gerakan separatisme dengan kedok penentuan nasib sendiri (right of self determinism) yang dilegitimasi PBB.

Hingga detik ini, isu separatisme di Papua terus digulirkan oleh Barat, khususnya AS. Selain sejalan dengan upaya mereka untuk melemahkan negeri Muslim, juga sejalan dengan upaya mereka mengeruk kekayaan dari bumi Papua melalui Freeport. Beberapa tahun lalu beredar berita terkait separatis Papua tersebut di Australia. Berita yang dipublikasikan jaringan media Fairfax dan The Canberra Times (13/8/2011) itu menyebutkan tentang laporan rahasia mengenai kelompok separatis Papua. Laporan yang bertajuk Anatomy of Papuan Separatis itu mengungkap sejumlah nama politisi, akademisi, wartawan, pekerja sosial dan pemimpin agama dari seluruh dunia yang menyokong gerakan separatisme di Papua. Di antara mereka ada senator Partai Demokrat AS Dianne Feinstein, Uskup Agung Desmond Tutu, anggota parlemen Inggris dari partai Buruh Andrew Smith serta mantan pemimpin Papua Nugini Michael Somare.

Semua itu menjelaskan satu hal, bahwa ide separatisme merupakan agenda asing untuk melemahkan umat Islam. Sebab, persatuan umat Islam dan penyatuan wilayah negeri-negeri Islam bisa menjadi mimpi buruk bagi Barat sang penjajah.

Karena itu penulis menyeru Pemerintah dan umat Islam untuk senantiasa mewaspadai segala manuver yang dilakukan oleh negara asing, seperti AS yang berpotensi mendorong berkembangnya gerakan separatisme. Allah SWT berfirman (yang artinya): Sekali-kali Allah tidak akan pernah memberikan jalan kepada kaum kafir untuk memusnahkan kaum Mukmin (TQS an-Nisa’ [4]: 141).

Berikutnya, hentikan pengaturan ekonomi dengan sistem Kapitalisme yang nyata-nyata telah menimbulkan kesengsaraan dan ketidakadilan di mana-mana. Sebagai gantinya, terapkan ekonomi Islam. Dalam ekonomi Islam, kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti minyak bumi, emas, perak, tambaga dan lainnya adalah milik rakyat. Tidak boleh diserahkan kepada pihak swasta, apalagi pihak asing. Harus dikelola oleh Negara. Hasilnya sepenuhnya diserahkan kepada rakyat. Rasul saw. bersabda, “Manusia bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: hutan, air dan energi.” (HR Abu Dawud, Ibn Majah dan Ahmad).

Kesejahteraan dan keadilan ekonomi hanya mungkin diciptakan oleh sistem ekonomi Islam yang bersumber dari Zat Yang Mahaadil, Allah SWT. [Boedihardjo, S.H.I]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × 5 =

Back to top button