Kilas Dunia

Belajar dari Kebangkrutan Sri Lanka

Kebangkrutan Sri Lanka akibat utang riba dinilai Peneliti Forum Kajian dan Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak sebagai pelajaran berharga bagi Indonesia.

“Krisis Sri Lanka menjadi pelajaran tentang bahayanya bergantung pada utang riba, utang luar negeri dari negara-negara kapitalis dan lembaga-lembaga multinasional seperti IMF dan Bank Dunia,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Senin (11/7/2022).

Ia mengungkap empat faktor penyebab krisis Sri Lanka. Pertama, inflasi yang meningkat tajam akibat harga bahan bakar dan pangan. “Kondisi ini terjadi akibat negara itu bergantung pada impor pada kedua komoditas tersebut,” ungkapnya.

Kedua, pesatnya pertumbuhan utang luar negeri Sri Lanka dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh utang pemerintah kepada Cina meningkat drastis, terutama untuk membiayai pembangunan infrastruktur.

Ketiga, tingginya biaya impor, naiknya pembayaran utang dan rendahnya penerimaan devisa. “Ini menyebabkan negara itu kekurangan cadangan devisa sehingga tidak mampu membayar bunga utangnya yang jatuh tempo sebesar $78 juta,” bebernya.

Keempat, langkah pemerintah Sri Lanka meminta pinjaman kepada IMF menyebabkan krisis semakin parah. Pasalnya, IMF justru meminta berbagai persyaratan yang memberatkan negara dan rakyat negara itu, seperti menaikkan suku bunga dan pajak sebagai syarat pinjaman.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 + twenty =

Back to top button