Lemahnya Politik Global Umat Islam
Terpecahnya kaum Muslim Checnya yang sebagian berperang membela Rusia melawan Ukraina dan sebagiannya lagi mengangkat senjata membela Ukraina dari serangan Rusia mencerminkan lemahnya politik global umat Islam.
“Apa yang terjadi ini sesungguhnya mencerminkan kelemahan politik global umat Islam,” ujar Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada Mediaumat.id, Kamis (3/3/2022).
Menurut Farid, lemahnya politik global umat Islam mengakibatkan umat Islam tidak bisa mempengaruhi secara signifikan konstelasi politik internasional. Akibatnya, yang terjadi adalah sesama umat Islam saling diadu domba. Putin menggunakan Muslim Chechnya. Ukraina juga menggunakan Muslim Chechnya.
Selain itu, kata Farid, prinsip wathaniyah dan lemahnya ukhuwah Islam (al-ukhuwah al-islamiyah) juga menyebabkan umat Islam bertikai satu sama lainnya.
Farid menegaskan, persatuan umat Islam sejatinya didasarkan pada prinsip al-ukhuwah al-islamiyah (persaudaraan Muslim). Hal itulah yang mendasari seorang Muslim untuk melakukan pembelaan atau tidak. Jadi bukan prinsip wathaniyah atau kebangsaan.
Farid melihat, apa yang seharusnya dilakukan berdasarkan prinsip al-ukhuwah al-islamiyah itu tidak dilakukan. Misalnya, bersatunya umat Islam membebaskan Palestina, membela Muslimah India yang dizalimi, membela kaum Muslim Rohingya, dan membela negeri-negeri Islam lain yang ditindas. Karena itu umat Islam membutuhkan negara yang kuat yang mempresentasikan umat Islam.
“Satu negara yang dasarnya adalah akidah Islam, prinsip-prinsipnya adalah al-ukhuwah al-islamiyah, yang tidak disekat-sekat suku bangsa atau kabilah, yang menerapkan syariah Islam, dan yang menyebarkan Islam keseluruh penjuru dunia,” pungkas Farid.