Alumnus Harvard Ungkap Masalah Demokrasi di Amerika
Melihat fakta demokrasi yang ada di Amerika, Pakar Biomolekuler lulusan Harvard Medical School Amerika Serikat, Ahmad Rusdan, Ph.D. mengungkapkan bahwa demokrasi di Amerika itu bermasalah.
“Kalau kita bahas buku How Democracies Die, itu sebenarnya kita bicara American democracy dan itu menjadi suatu masalah,” tuturnya dalam acara Diskusi Online MU: How Democracies Die, Ahad (06/12/2020) di kanal Youtube Media Umat.
Menurut lelaki yang tinggal 17 tahun di AS tersebut, masalah demokrasi di Amerika sudah ada sejak Amerika ingin merdeka dari Inggris. “Kalau kita lihat dari sejarahnya, mereka itu ingin bebas dari Inggris. Karena mereka merasa Inggris tidak fair. Walaupun, mereka juga orang Inggris yang kebetulan punya tanah di koloni baru di Amerika,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, hal tersebut disebabkan karena Raja Inggris ingin menarik pajak tanpa minta izin. “Mereka enggak mau. Akhirnya, berujung pada masalah. Mereka perang dan akhirnya Inggris menyerah dan pulang,” ungkapnya.
Namun, setelah merdeka dari Inggris, menurut Rusydan, Amerika mempunyai masalah dalam membangun negara yang konsisten dan sustainable. Akhirnya, mereka sepakat dengan negara besar, yakni negara federal.
Oleh sebab itu, ia mengungkapkan untuk menyelaraskan keinginan supaya bisa punya sistem yang berkelanjutan. Mereka membuat aturan berdasarkan jumlah penduduk dan berdasarkan setiap negara bagian itu sama senatornya. “Jadi, mereka punya aturan membuat UU itu berjenjang,” ujarnya.
Namun, hal ini pun belum menyelesaikan masalah. Menurut Rusdan, masalah rasial di Amerika hingga saat ini belum terselesaikan. Sebagaimana diungkap di akhir buku How Democracies Die, belum pernah ada sistem demokrasi yang sukses dan multirasial pada saat yang sama.