Kilas Dunia

Amerika Ancam Pisahkan Yaman Selatan

Amerika terus bermanuver untuk menekan pihak Inggris agar melibatkan kelompok Houthi dalam kekuasaan. Manuver Amerika ini disampaikan melalui penasihat Arab Saudi, Anwar Eshki. Menurut dia, seperti dilansir Nokhba Hadramout, Senin (5/3) Selatan Arab akan menikmati kemerdekaan, dan dia mengingatkan untuk tidak tergesa-gesa.

Menurut aktivis Hizbut Tahrir Abdullah Badzib, ini bukan yang pertama kalinya penasihat Arab Saudi Anwar Eshki mendeklarasikan pemisahan Yaman Selatan. Pernyataan Eshki ini mengungkapkan kecenderungan Arab Saudi untuk memisahkan wilayah Yaman selatan dari utara.

Uni Emirat Arab (UEA) yang terlibat bersama dengan Arab Saudi dalam aliansi Arab untuk perang Yaman, berusaha untuk menjaga Yaman, setidaknya, Yaman tetap bersatu dalam sistem federal. Semua itu tampak jelas melalui dukungan UEA terhadap Dewan Transisi Selatan dan dominasinya di selatan, yang menyerukan pemisahan diri (slogan) tanpa UEA dapat melakukannya. Hal ini merupakan dominasi sebenarnya di selatan.

Pada saat yang sama, UEA mendukung operasi militer beberapa front di utara, seperti Front al-Makha, Front Zubaid dan Front al-Hadid. UEA juga berusaha melengkapi batalion Garda Republik yang dipimpin Tariq Saleh di kamp mereka, di Aden. Di sisi politik, UEA mencabut larangan terhadap Ahmad Ali Saleh, yang menetap di negaranya.

UEA mendukung kampanye politik yang disponsori oleh sisa-sisa Kongres Rakyat Umum untuk mencabut sanksi terhadap putra Saleh di Dewan Keamanan PBB guna mempersiapkan dia agar berperan di masa depan Yaman. Dengan demikian, Inggris tengah berusaha melalui jalan UEA untuk menjaga Yaman tetap bersatu agar dominasinya dapat dijalankan sepenuhnya di Yaman. Apalagi ada dukungan dari UEA kepada Abd Rabbuh Mansur Hadi dalam proyek kesatuan, yang menyerukan federal Yaman bersatu, yang akan menghilang bendera republik dari langitnya.

Namun demikian, Arab Saudi mengancam untuk memisahkan Selatan. Hanya saja, itu tidak untuk memisahkannya, tetapi hanya untuk menekan Inggris agar melibatkan kelompok Houthi dalam kekuasaan negara tersebut. Sebab, mereka diterima oleh Amerika dan akan mempertahankan kepentingannya, terlepas dari slogannya yang anti-Amerika, namun akhir-akhir ini Amerika membela mereka di forum-forum internasional, dan membuat mereka sebagai kubu pemerintah Hadi dalam perundingan yang disponsori oleh PBB.

“Ancaman untuk memisahkan wilayah selatan bukanlah untuk menghilangkan ketidakadilan dari masyarakatnya. Itu untuk menyebarkan kekacauan di negara tersebut sehingga Inggris tidak dapat mendominasi sumberdaya alamnya,” tegas Abdullah Badzib seperti dilansir  hizb-ut-tahrir.info, Rabu (6/3).

Ancaman Amerika terhadap Inggris tidak hanya pemisahan, namun juga melalui pembunuhan dan kerusuhan keamanan di daerah-daerah yang disebut pembebasan, serta terus-menerus meneggelamkan negara tersebut dalam krisis ekonomi dan keamanan. Semua ini mengungkapkan persaingan berdarah antara pihak-pihak Barat terkait berbagai potensi Yaman, pelabuhan-pelabuhan, dan kekayaannya.

“Dalam hal ini rakyat Yaman tidak banyak mengerti atas konflik Barat di negaranya melalui alat-alat lokal dan regional. Akibatnya, semakin banyak krisis dan bencana yang akan menimpa mereka di atas kesengsaraan yang sudah mereka rasakan. Yang terpenting, semua itu akan mendatangkan murka Allah atas mereka karena mereka membiarkan kaum kafir Barat menguasai mereka, serta negara dan rakyatnya,” pungkasnya. [Joko Prasetyo dari berbagai sumber]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 × four =

Back to top button