Analisis

Optimisme Kebangkitan Umat Islam

Cita-cita (al-amal) adalah rahmat Allah untuk umatku. Andai tidak ada hal tersebut, niscaya pekebun tidak akan menanam pohon dan seorang ibu tidak akan menyusui anaknya.1

الْأَمَلُ رَحَمْةٌ مِنَ اللهِ لِأُمَّتِي، وَلَوْلَاهُ لَمَا غَرَسَ غَارِسٌ شَجَرًا وَلَا أَرْضَعَتْ أُمٌّ وَلَدًا

Al-Amal adalah ar-rajâ (harapan yang disenangi oleh jiwa). Mirip dengan at-tamanny (angan-angan), namun berbeda. Al-Amal itu didahului oleh sebab-sebab yang memungkinkan apa yang diharapkan terwujud. Adapun at-tamanny tanpa didahului sebab-sebabnya.2

Al-Amal lebih banyak digunakan untuk menyatakan harapan yang hasilnya masih jauh tercapai.3

Optimisme suatu harapan itu tercapai bisa jadi benar, bisa jadi keliru. Jika optimisme tersebut  didukung oleh banyak faktor pendukung maka optimisme tersebut adalah benar. Jika tidak maka itu tidak layak disebut optimism. Juga tidak pantas disebut ar-rojâ. Ia lebih pantas disebut al-ghurûr wa al-hamq (delusi dan kedunguan).4

 

Kebangkitan Kembali Umat Islam: Bukan Delusi!

Bagi orang yang berakal, dengan mencermati fakta-fakta yang berkembang di masyarakat secara menyeluruh, tentu akan sampai pada kesimpulan bahwa kebangkitan kembali umat Islam bukanlah delusi, namun sebuah keniscayaan. Di antara faktor-faktor pendukung kebangkitan umat Islam antara lain:

 

  1. Keimanan.

Sepintar apapun manusia, dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, kecuali jika dia adalah Rasul saw. yang diberi wahyu terkait masa depan tersebut.5 Oleh karena itu, rujukan paling akurat untuk berbicara masa depan adalah wahyu Allah SWT.

Kejayaan itu senantiasa dipergilirkan,6 baik pergiliran itu terjadi antarindividu maupun antarumat. Kekuasaan Fir’aun, Romawi, Persia, bahkan sekadar Majapahit dan Sriwijaya, semua itu tinggallah kenangan. Oleh karena itu memustahilkan kejayaan kembali umat Islam bertentangan dengan wahyu juga bertentangan dengan akal sehat. Apalagi dikaitkan dengan firman Allah SWT:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ ٥٥

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih di antara kalian bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi.7

 

Janji Allah SWT ini bukan hanya untuk kalangan Sahabat dan orang terdahulu saja, namun mencakup seluruh umat Islam, termasuk yang akan datang, sebagaimana kata Imam Asy-Syaukani: “Ini adalah janji Allah kepada orang yang mengimani Allah dan beramal shalih dengan (janji) kekuasaan kepada mereka di muka bumi, sebagaimana Allah telah mengangkat orang-orang sebelum mereka dari umat manusia menjadi penguasa.  Ini adalah janji yang berlaku umum untuk seluruh umat.”8

Namun, ada syarat perlu (necessary condition) janji Allah bakal terwujud, yakni adanya iman dan amal shalih yang serius dari umat untuk mewujudkan apa yang telah dijanjikan (lihat poin 4 dan 5 di bawah).

Selain itu, Abdullah bin ‘Amru ra.  pernah berkata: Suatu ketika kami berada bersama Rasulullah saw. sedang menulis. Saat itu beliau ditanya tentang dua kota, manakah yang akan lebih dulu ditaklukkan; Konstantinopel atau Rûmiyah? Rasulullah saw. menjawab:

مَدِينَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلًا

Kota Hirakliuslah yang akan  lebih dulu ditaklukkan.9

 

Imam al-Hakim dalam Al-Mustadrak menilai hadis ini shahih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim. Penilaian Al-Hakim itu disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi.

Kata Rumiyah itu mengacu pada dua tempat. Pertama: Roma, ibukota Italia sekarang ini. Kedua: Kota yang dibangun di daerah Madain.10 Karena kota Madain sudah terlebih dulu ditaklukkan oleh Saad bin Abi Waqqash, jelaslah bahwa yang dimaksud Rumiyah dalam hadis di atas adalah Roma, ibukota Italia sekarang ini. Karena sampai sekarang Rumiyah belum ditaklukkan, sementara Konstantinopel telah ditaklukkan lebih dulu, maka pada masa depan tentu penaklukan Roma akan terjadi. Ini menunjukkan bahwa umat Islam akan bangkit kembali.

 

  1. Keunggulan konsep Islam.

Secara teoretis, dibandingkan dengan agama dan ideologi lain, konsep Islamlah yang paling sesuai dengan akal dan fitrah manusia. Otentitas al-Quran tidak terbantahkan. Metode transmisi Hadis Nabi saw. juga sangat tinggi akurasi ilmiahnya. Sungguh sangat aneh dan tak masuk akal jika ada orang yang meragukan keotentikan Hadis Nabi saw. di satu sisi, namun di sisi lain dia  berpegang pada injil yang transmisinya dari Nabi Isa as. tidak terdata dengan baik.

Secara praktis, konsep Islam, walaupun belum diterapkan secara menyeluruh, telah menjadikan manusia lebih mampu menghadapi tantangan kehidupannya. Dari 10 negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia karena over dosis narkoba, tidak satu pun menyebutkan negara berpenduduk dominan umat Islam.11

Islam juga punya konsep bagaimana menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap individu rakyat. Sebaliknya, konsep kapitalisme terbukti menyebabkan rusaknya sendi-sendi kehidupan manusia. Di satu sisi jutaan rakyat masih kelaparan.12 Di sisi lain 20 ribu ton beras dibuang.13 Berikutnya 50 ribu ton juga membusuk.14 Saat 660 juta penduduk dunia kelaparan,15 saat itu pula sekitar 1,3 miliar ton makanan dibuang tiap tahun.16 Ini membuktikan bahwa konsep kapitalisme benar-benar tidak manusiawi. Ini baru sisi ekonomi, belum lagi sisi kesehatan jiwa, kriminalitas, keutuhan keluarga dll.

 

  1. Faktor historis: umat Islam pernah berjaya.

Umat Islam adalah umat yang pernah berjaya menguasai dunia lebih dari seribu tahun. Mengulangi kejayaan yang sudah pernah diraih adalah ‘lebih mudah’ daripada memulainya tanpa ada sejarahnya. Lebih dari itu, dari sejarah panjang tersebut, jika mau mengambil ibrah, menutup celah-celah kekurangan lalu mem-boosting kelebihan masa lalu, niscaya kejayaan yang lebih besar akan dapat diraih di masa mendatang.

 

  1. Sambutan umat semakin meluas.

Adanya janji Allah SWT, kabar gembira dari Rasul-Nya, konsep yang unggul, dan sejarah yang hebat, jika tidak disambut oleh umat, maka semua itu tinggallah sekadar teori saja.

Nabi Musa as. Pernah berkata kepada umatnya: “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagi kalian...”17 Namun, umatnya enggan. Bahkan mereka menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya yang berjuang berdua saja. Lalu Allah justru mengharamkan tanah tersebut bagi mereka selama 40 tahun.18 Barulah janji tersebut diberikan setelah orang-orang zalim tersebut mati dan berganti dengan generasi shalih dari kalangan mereka yang dipimpin oleh Yusya’ bin Nun.19

Jika diperhatikan kondisi umat Islam saat ini, walaupun ada sebagian kalangan bersikap seperti sikap umat Nabi Musa saat diminta berjuang, sikap pejuang seperti yang ditampilkan oleh Yusya’ juga sangat dominan. Aksi 212 menuntut penista agama, protes terhadap Prancis dan aksi-aksi lain, di tengah banyak pihak yang menggembosi, menunjukkan bahwa umat masih memiliki ghirah perjuangan.

Secara statistik, umat Islam yang merindukan tegaknya hukum-hukum syariah juga makin meningkat. Pew Research Center dari AS yang melakukan studi di berbagai belahan negara Muslim dari tahun 2008-2012, termasuk di Indonesia, menyatakan bahwa mayoritas Muslim di negara-negara studi tersebut menginginkan adanya hukum syariah. Termasuk di Indonesia, 72% Muslim menginginkan hukum ini ada di negaranya.20 Kecenderungan serupa terjadi pada masyarakat Eropa. IFOP, Institut Opini Publik Prancis, Seperti dilansir Sputniknews pada Sabtu (7/11/ 2020) mendapati 57 persen dari sampelnya, yakni Muslim Prancis berusia di bawah 25 tahun, menempatkan hukum syariah di atas hukum Republik Prancis.21

 

  1. Keberadaan pengemban dakwah yang solid.

Selain umat yang masih punya ghirah, adanya kelompok dakwah yang ikhlas dan ideologis juga menjadi faktor pendukung optimisme ini. Berbagai macam fitnah, tuduhan, bahkan persekusi tidaklah menyurutkan langkah mereka.

Jika dicermati dengan seksama, yang dianggap berbahaya dari mereka pada intinya hanyalah karena mereka mengkaji Islam untuk diamalkan. Mereka tidaklah belajar tentang riba melainkan mereka tinggalkan riba tersebut dan tidak mentolerir anggotanya terlibat riba. Mereka tidaklah belajar materi tentang aurat kecuali mereka terapkan dalam kehidupan mereka, hingga istri-istri dan anak perempuan mereka tidak ditolerir untuk keluar rumah tanpa menutup aurat. Mereka mengkaji sistem ekonomi Islam, hudud, jinayat, ta’zir sampai khilafah dengan semangat agar hukum-hukum tersebut bisa memberikan rahmat di tengah umat. Caranya tidak lain adalah dengan menerapkannya. Inilah bentuk amal shalih yang dilandasi keimanan itu. Inilah necessary condition bagi perwujudan janji Allah dalam QS an-Nur ayat 55 yang sudah disampaikan sebelumnya.

 

Menjawab Dalih

Sebagian kalangan menggunakan berbagai hadis untuk membunuh optimisme umat. Misalnya hadis:

اصْبِرُوا، فَإِنَّه لاَ يَأْتِى عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلاَّ الَّذِى بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ، حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ

Bersabarlah kalian, sungguh tidaklah berlalu suatu zaman atas kalian kecuali zaman setelahnya lebih buruk dari zaman sebelumnya hingga kalian menjumpai Tuhan kalian.22 

 

Dengan hadis ini mereka merasa tidak ada gunanya melakukan upaya perbaikan. Akhirnya, mereka diam dari aktivitas melakukan perubahan.

Hadis ini bukanlah dalil untuk pesimis dan berdiam diri. Al Hâfidz Ibnul Jauzi (w. 597 H) menjelaskan: “Jika seseorang bertanya, bagaimana sisi (pemahaman) hadis ini, sedangkan kita mengetahui bahwa setelah masa Al-Hajjaj (bin Yusuf ats-Tsaqafi) adalah masa ‘Umar bin Abdul Aziz maka keadilan meluas dan zaman menjadi baik (yang ini tidak terjadi pada masa Al Hajjaj)? Jawabannya adalah bahwa ungkapan tersebut merupakan ungkapan ‘alal ghâlib (yakni keadaan pada umumnya, namun  tidak selalu begitu).”23

Sebagian ahli hadis lainnya memahami hadis tersebut hanya berlaku untuk masa Sahabat saja. Sebabnya, seiring berjalannya masa, jumlah para Sahabat semakin sedikit. Masa saat Sahabat makin sedikit dikatakan lebih buruk daripada saat Sahabat masih banyak. Masa Sahabat lebih baik daripada masa Tabi’in.24

Jika tetap bersikeras bahwa tiap masa lebih buruk dari masa sebelumnya tanpa kecuali, beranikah berkata bahwa masa Nabi saw. lebih buruk daripada masa jahiliah, masa Imam Mahdi kelak lebih buruk daripada masa Dajjal?

AlLahu a’lam. [M. Taufik NT;]

 

Catatan kaki:

1        Abul Hasan Ali bin Muhammad al-Mawardi, Adab Al-Dunya Wa al-Din (Dâr Maktabah al-Hayah, 1986), h. 145. As-Suyuthi juga menukilnya dalam Jami’us Shaghir dan beliau menyatakannya: dho’if.

2        Abu al-Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar Al-Asqalani, Fath Al-Bâri (Beirut: Dâr al-Ma’rifah, 1379), Juz 11, h. 236.

“      معجم المعاني,” diakses 7 November 2020, https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D8%A3%D9%8E% D9%85%D9%8E%D9%84%D9%8F/.

4        Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ ’Ulumiddin (Beirut: Dâr al-Ma’rifah, t.th), Juz 4, h. 143.

       Alquran, QS. Al-Jin: 26-27.

       Ibid., Surat Ali Imran: 140.

       Ibid., Surat An Nur: 55.

8        Muhammad bin Ali as-Syaukani, Fath Al-Qadîr (Beirut: Dâr Ibn Katsîr, 1414), Juz 5, h. 241.

9        Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Al-Syaibani, Musnad Al-Imam Ahmad Bin Hanbal, Pentahkik. Syu’aib al-Arnauth dkk (Beirut: Muassasah al-Risâlah, 2001), Juz 11, h. 225; Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi, Pentahkik. Husain Salim Asad al-Darani, Cet. 1. (Saudi Arabia: Dâr al-Mughni li al-Nasyri wa al-Tawzi’, 2000), Juz 1, h. 430; Al-Hakim, Al-Mustadrak ’ala al-Shahihain (Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), Juz 4, h. 553.

10      Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Hadîts al-Nabawi, Cet. V. (Damaskus: Dâr al-Fikr, 2005), h. 201.

11      “Highest Overdose & Drug Related Death Rates In The World – WorldAtlas,” diakses 6 August 2020, https://www.worldatlas.com/articles/10-highest-overdose-and-drug-related-death-rates-in-the-world.html.

12      “Riset ADB: 22 Juta Penduduk RI Kelaparan Kronis, Kata Kementan? – Bisnis Tempo.Co,” diakses 10 November 2020, https://bisnis.tempo.co/read/1270042/riset-adb-22-juta-penduduk-ri-kelaparan-kronis-kata-kementan/full&view=ok.

13      “Bulog Akan Buang 20 Ribu Ton Beras Bernilai Rp160 Miliar,” diakses 10 November 2020, https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191129170603-92-452742/bulog-akan-buang-20-ribu-ton-beras-bernilai-rp160-miliar.

14      “Bos Bulog Paparkan Alasan Lepas 50 Ribu Ton Beras Karena Busuk – Bisnis Liputan6.Com,” diakses 10 November 2020, https://www.liputan6.com/bisnis/read/4002803/bos-bulog-paparkan-alasan-lepas-50-ribu-ton-beras-karena-busuk.

15      “Laporan SOFI: 660 Juta Penduduk Dunia Mengalami Kelaparan – Bisnis Liputan6.Com,” diakses 10 November 2020, https://www.liputan6.com/bisnis/read/4385449/laporan-sofi-660-juta-penduduk-dunia-mengalami-kelaparan.

16      “G20: Makanan Yang Dibuang Masalah Global Besar,” diakses 6 July 2019, https://www.voaindonesia.com/a/g20-makanan-yang-dibuang-masalah-global-besar/2762631.html.

17      Alquran, Surat Al Maidah: 21.

18      Ibid., Surat Al Maidah: 26.

19      Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Qurthuby, Al-Jâmi’ Li Ahkâm al-Qur’ân, Pentahkik. Ahmad Barduni dan Ibrahim Athfisy (Kairo: Dâr al-Kutub al-Mishriyah, 1964), Juz 6, h. 126.

20      “Most Muslims Want Sharia Law, Split on Interpretation: Study,” diakses 10 November 2020, https://ph.news.yahoo.com/most-muslims-want-sharia-law-split-interpretation-study-200346461.html.

21      “Terungkap Kaum Muda Muslim Prancis Pilih Hukum Syariah  | Republika Online,” diakses 10 November 2020, https://republika.co.id/berita/qjf8ru320/terungkap-kaum-muda-muslim-prancis-pilih-hukum-syariah.

22      Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Pentahkik. Muhammad Zuhair bin Nashir, Cet. I. (Dâr Tûq al-Najâh, 1422), Juz 9, h. 49.

23      Jamaluddin Abu al-Faraj Abdurrahman bin ’Ali Ibnu Al-Jauzi, Kasyf Al-Musykil Min Hadîts  As-Shahîhain, Pentahkik. Ali Husain al-Bawwab (Riyadh: Dâr Al-Wathan, t.th), Juz 3, h. 295.

24      Al-Asqalani, Fath Al-Bâri, Juz 13, h. 21.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × four =

Back to top button