Kilas Dunia

Kepentingan AS di Balik Invasi Rusia ke Ukraina

Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar menyebutkan ada kepentingan Amerika Serikat (AS) di balik invasi Rusia ke Ukraina.

“Tujuan strategis AS dalam konteks ini adalah agar Rusia termasuk Cina tidak menjadi ancaman terhadap hegemoni aliansi politik global AS di masa yang akan datang,” ujarnya dalam rilis yang diterima Mediaumat.id, Selasa (1/3/2022).

Menurut Hasbi, sikap Rusia yang agresif terhadap Ukraina beberapa bulan terakhir memang diinginkan AS, bahkan kasarnya, AS bertepuk tangan sekarang. Sebabnya, tujuan AS adalah biar Rusia terkuras energinya, jadi tidak bisa leluasa di level global. Termasuk memecah konsentrasi upaya aliansi Rusia dan Cina.

Hasbi mengatakan, yang membuat Rusia geram adalah karena politik AS bersama NATO untuk mencaplok tetangga Rusia atau membawa negara-negara itu ke poros politik mereka. “Sederhananya, siapa yang tidak marah kalau luar pagar rumah, isinya musuh semua,” ucap Hasbi.

Hasbi menilai, itu juga kelemahan Rusia. Setelah gagal merangkul Eropa Timur di era Soviet 1946-1991, sekarang Rusia juga gagal. Ia melihat, secara ideologis dan kepentingan strategis, Eropa Timur tampaknya lebih senang dengan liberalisme daripada gaya otoriter Rusia.

Hasbi memandang, bagi Rusia masalah Ukraina ini sudah menjadi masalah kedaulatan Negara. Jadi Rusia tidak menganggap ini main-main. Sebabnya, jarak perbatasan terluar Ukraina dan Moskow (ibukota Rusia) cuma sekitar 500 kilometer. Kalau Ukraina dikuasai NATO, Rusia sudah habis.

Sebaliknya, kata Hasbi, kalau Ukraina dikuasai Rusia, NATO tidak ada ruginya. Toh, AS dan NATO juga sudah merebut banyak negara-negara tetangga Rusia. Karena itu jika Ukraina dikuasai oleh Rusia, AS akan tetap mencari cara agar membuat Rusia sibuk dengan politik regional. Bisa dengan cara provokasi-provokasi di tetangga-tetangga Rusia yang lain.

“Biar Rusia sibuk saja degan politik regional. Politik AS ini juga sama diterapkan terhadap Cina, yaitu terus diprovokasi agar energi negara-negara ini habis di politik regional,” pungkasnya. [Joy dan Tim]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

17 − 16 =

Back to top button