Opini

Barat Takut Khilafah Tegak Kembali

Umat Islam mesti waspada. Monsterisasi Khilafah adalah agenda Barat sekular untuk meninabobokan rakyat dalam keterpurukan, menjauhkan umat Islam dari agamanya dan nyaman dalam kondisi terjajah.

Pada Desember 2004, Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Inteligent Council/NIC) merilis laporan dalam bentuk dokumen yang berjudul “Mapping The Global Future”. Dokumen ini berisikan prediksi atau ramalan tentang masa depan dunia tahun 2020.

Dalam dokumen tersebut, NIC memperkirakan bahwa ada empat hal yang akan terjadi pada tahun 2020-an yakni: Dovod World: Kebangkitan ekonomi Asia; Cina dan India bakal menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia. Pax Americana: Dunia tetap dipimpin dan dikontrol oleh AS. A New Chaliphate: Kebangkitan kembali Khilafah Islam, yakni Pemerintahan Global Islam yang bakal mampu melawan dan menjadi tantangan nilai-nilai Barat.

Dari dokumen tersebut jelas sekali bahwa negara-Negara Barat meyakini bahwa Khilafah Islam akan bangkit kembali. Menurut mereka, Khilafah Islam tersebut akan mampu menghadapi nilai-nilai peradaban Barat. Khilafah oleh Barat dianggap sebagai suatu  ancaman yang menakutkan. Sebab, ketika tegak, Khilafah akan menghentikan hegemoni Kapitalisme Barat atas dunia, yang akan mengganggu kepentingan mereka, khususnya dalam masalah politik dan ekonomi.

Ketakutan Barat tersebut dibuktikan dengan terus membuat opini buruk tentang Khilafah secara berulang. Sebut saja sewaktu George Walker Bush masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat yang berkuasa dari Januari 2001 hingga Januari 2009. Sebagaimana transkrip pernyataan Bush yang dilansir oleh situs washingtonpost.com pada 5 September 2006, dikatakan, “This caliphate would be a totalitarian Islamic empire encompassing all current and former Muslim lands, stretching from Europe to North Africa, the Middle East and Southeast Asia (Khilafah ini akan menjadi Imperium Islam totaliter yang meliputi semua negeri-negeri Muslim saat ini dan yang dulunya adalah negeri-negeri Muslim, yang membentang dari Eropa hingga Afrika Utara, dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara).”

Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada bulan November tahun 2002, saat dilakukan News Conference pada Pertemuan  Tingkat Tinggi ke 10 antara Rusia-Uni Eropa (The 10th Russia-European  Union Summit) di Brussels, menyatakan, “By the way, I would like you to note that the creation of a caliphate on the territory of the Russian Federation is only the first part of their plan. Actually, if you follow the developments in that sphere, you ought to know that the radicals have much more ambitious goals. They speak about creating a world caliphate.

Tony Blair, saat menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, pada pidato di depan Konferensi Partai Buruh, menyatakan, “…They demand the elimination of Israel; the withdrawal of all Westerners from Muslim countries, irrespective of the wishes of people and government; the establishment of effectively Taleban states and Sharia law in the Arab world en route to one caliphate of all Muslim nations (.…Mereka menuntut penghancuran Israel, penarikan mundur semua orang Barat dari negara-negara Islam, dengan mengabaikan kemauan rakyat dan pemerintahnya, pendirian negara-negara semacam Taliban dan hukum syariah di dunia Arab dan berujung yang sama pada Kekhalifahan untuk semua negara-negara Muslim).” [Fajar Kurniawan ; (Analis senior PKAD)]

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ten − four =

Back to top button