Kilas Dunia

Hizbut Tahrir Gugat Ideologi yang Dianut Cina

Hizbut Tahrir menggugat ideologi yang dianut Cina dalam memuliakan manusia. “Cara hidup yang memancar dari ideologi pick-n-mix (comotan dan campuran) Cina—campuran antara Komunisme Marxis-Leninis dengan sentuhan Cina, sejumput ajaran Mao, dosis berlebihan Kapitalisme ‘yang ditransplantasikan’, dan infus Xi Jin Ping—tampaknya gagal meyakinkan Muslim di Turkmenistan Timur untuk menyerahkan agama, budaya atau tanah mereka,” ujar Hamzah Muhammad, aktivis Hizbut Tahrir, seperti diberitakan mediaumat.news, Kamis  (27/12/2018).

Menuurt Hamzah, sistem Cina tidak membela kebenaran, kehormatan, integritas. Sistem Cina tidak mempedulikan hak-hak manusia atau menghormati kepercayaan sakral mereka. Sayangnya, dalam kasus kaum Muslim di Turkmenistan Timur, orang-orang Cina tampaknya tidak belajar dari sejarah pemerintahan penjajahan Jepang.

“Apakah tujuan menghalalkan segala cara Xi Jin Ping ini adalah bentuk genosida baru? Persisnya apakah ‘akhir utopia’ yang dijanjikan oleh ideologi ini? Dominasi dunia dibangun di atas kesesatan? Apa tujuannya hanyalah ‘mengangkat’ orang-orang Cina dari kemiskinan material untuk memperbudak dan merantai pikiran dan hati mereka pada ideologi yang salah arah, buntu dan tidak memadai? Atau inikah ‘Komunisme’ dengan sentuhan Cina sebagai cara terbaik untuk memastikan aturan ‘abadi’ partai komunis?” tanyanya retoris.

Ia juga mempertanyakan apakah para intelektual Cina yang tulus pernah mempertanyakan, atau bahkan berani merenung, apa sesungguhnya tujuan sebuah bangsa? Apa karakteristik dari ideologi yang benar yang cocok untuk peradaban manusia yang mulia?

Tragisnya bagi masyarakat Cina, ideologi Marxis-Leninis-kapitalis mereka tidak memperbolehkan pemikiran rasional, untuk sampai pada kesimpulan intelektual tentang makna hidup, dan apa dasar yang benar untuk mengatur kehidupan.

“Ini adalah penipuan intelektual dan rasionalitas. Ini adalah ideologi palsu yang tidak mencukupi karena ditantang oleh keyakinan intelektual. Bahkan takut, dari kelompok minoritas yang diteror dan tak berdaya, yang tanahnya mereka miliki,” bebernya.

Hamzah menegaskan, ideologi Islam di sisi lain dibangun di atas pengujian rasional terhadap realitas manusia, semua kehidupan dan alam semesta tempat manusia berada. Islam menentukan dan melindungi hak (dan tanggung jawab) individu serta masyarakat, penguasa dan subjek. Islam dikirim, sebagai berkah bagi semua umat manusia, untuk membebaskan manusia dari perbudakan untuk pemalsuan dan penipuan, menuju pembebasan cara hidup yang tercerahkan.

“Hal itu datang untuk mengangkat manusia dari terorisme sistem buatan manusia, menuju cahaya Dinul Islam, kedamaian dan keadilan yang dibangun di atas nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip yang menjamin kesejahteraan seluruh umat manusia tanpa membedakan keyakinan atau ras,” bebernya.

Hamzah juga mengatakan harus ada pemikiran orang-orang di Cina yang cukup berani untuk memiliki pikiran terbuka dan yang jujur pada kebenaran, yang mencari cara hidup yang lebih baik. Mereka berutang kepada diri mereka sendiri untuk bangkit di atas propaganda dan kebohongan dan menemukan Islam untuk diri mereka sendiri.

“Mengenai orang-orang yang disebut sebagai para pemimpin dan orang-orang yang berkuasa, sangat memalukan bahwa kejahatan semacam itu dapat dibiarkan menimpa umat Muhammad saw., di bawah pengawasan mereka, malah lebih memilih untuk menggunakan kekuatan dan senjata mereka, untuk membantai muslim. Suatu hari yang segera datang ketika Khilafah sejati bangkit kembali, mereka akan dimintai pertanggungjawaban secara penuh, dengan Islam. Umat Islam harus bergerak dan mengakhiri pemerintahan dan pemikrian kufur di tanah kita,” pungkasnya.

[Joko Prasetyo, dari berbagai sumber]

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty + 7 =

Back to top button