Kissinger: Virus Corona akan Mengubah Tatanan Dunia Selamanya
Pandemi Corona akan mengubah sistem global selamanya. Demikian ungkap mantan Menteri Luar Negeri Amerika Henry Kissinger seperti dikutip kantor berita Al-Jazeera, Sabtu (4/4/2020) sebuah artikel di Wall Street Journal.
Kissinger menjelaskan bahwa kerusakan yang disebabkan oleh pandemi virus Corona baru (Sars Cov-2) mungkin bersifat sementara. Akan tetapi, kekacauan politik dan ekonomi yang disebabkannya dapat berlanjut selama beberapa generasi.
Ia mendesak Pemerintah AS untuk fokus pada tiga bidang utama dalam menghadapi dampak pandemi secara lokal dan global. Pertama, meningkatkan kemampuan dunia untuk memerangi penyakit menular. Hal itu dilakukan melalui pengembangan penelitian ilmiah.
Kedua, berupaya tanpa henti untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh ekonomi global akibat pandemi yang belum pernah dilihat manusia sebelumnya dalam hal kecepatan dan luasnya cakupan. Dia juga mendesak Pemerintah Amerika untuk melindungi prinsip-prinsip sistem liberal global hingga karakteristiknya.
Ketiga, hal yang tidak kalah pentingnya bagi Pemerintah Amerika agar fokus padanya, bahwa ia sangat menyadari akan kesibukan Amerika dan negara-negara kapitalis lainnya dengan krisis pandemi Corona, benar-benar telah menciptakan kasus baru, yang tercermin dalam besarnya penolakan rakyat terhadap sistem kapitalis ini. Pasalnya, semua kebijakan penyelamatan ekonomi berakhir dengan yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.
Politikus kawakan menutup artikelnya dengan mengatakan bahwa tantangan historis yang dihadapi para pemimpin dunia pada saat ini adalah mengelola krisis dan membangun masa depan pada saat yang bersamaan. Kegagalan dalam tantangan ini benar-benar dapat mengobarkan dunia.
Menurut hizb-ut-tahrir.info, Rabu (8/4), sepertinya ia belum menyadari bahwa dunia sedang bersiap—dalan waktu dekat, dengan izin Allah—untuk menyambut raksasa Islam, sistem global baru yang berdasarkan kasih sayang dan bimbingan, meski ada upaya negara-negara besar yang menghubungkan Islam dengan terorisme dalam upayanya yang putus asa untuk menunda lahirnya tatanan Islam internasional yang akan datang.
Iran Memohon Amerika Cabut Embargo
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memohon Amerika mencabut embargo. “Apa yang kita inginkan adalah agar Presiden AS Trump berhenti mencegah Iran dari menjual minyak, dan berbagai produk lainnya, membeli setiap kebutuhannya, juga melakukan dan menerima pembayaran,” cuit Javad Zarif di twitter pribadinya, Selasa (7/4/2020).
Menurut hizb-ut-tahrir.info, sekiranya Iran adalah negara ideologis yang didasarkan pada Islam, niscaya tidak akan memohon dan tidak membutuhkan Amerika, justru akan menundukkan Amerika pada tuntutannya.
“Ketika Islam diterapkan dan menempuh kebijakan swasembada, maka ia tidak bergantung pada impor dan ekspor, sehingga sanksi luar negeri tidak mempengaruhinya. Pada saat yang sama, ia bekerja untuk menyatukan negara-negara Islam dalam satu negara, sehingga ia menjadi negara terbesar di dunia yang mencakup bagian terbesar dan paling penting dari wilayah dunia, yang total populasinya hampir dua miliar,” pungkas hizb-ut-tahrir.info.
Akankah Pandemi Virus Corona Sinyal Berakhirnya Kapitalisme?
Saat ini, Kapitalisme tengah menghadapi mimpi buruk. Virus Corona (Covid-19) ini dapat membunuh antara 1 persen hingga 4 persen dari mereka yang terinfeksinya. Hal itu akan berdampak terhadap ekonomi yang jauh lebih kompleks daripada yang terjadi pada tahun 1340 M. Pada saat itu geopolitik dalam kondisi yang jauh lebih rapuh dan masyarakat sudah dicekam firasat atas perubahan iklim (aljazeera.com, 3/4/2020).
“Pandemi ini tidak hanya melumpuhkan dunia saja, namun juga menumbangkan klaim-klaim kebaikan dan legitimasi Kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang cocok untuk umat manusia,” ungkap aktivis Hizbut Tahrir Muhammad Hamzah seperti diberitakan hizb-ut-tahrir.info, Ahad (12/4).
Sejumlah pemerintah di ambang peperangan. Mereka terlambat mencari solusi. Para pekerja kesehatan yang berani dan tanpa pamrih melangkah ke belakang untuk membeli waktu guna bersiap menghadapi banjir bandang.
“Sejumlah pemerintah kapitalis besar berjuang antara melindungi ekonomi, (atau kekayaan dan kepentingan segelintir orang), atau kehidupan banyak orang, yang pada akhirnya, mereka meninggalkan Kapitalisme demi kebaikan solusi tambal sulam dalam upaya menjaga masyarakat agar tidak berantakan secara total,” bebernya.
Menurut Muhammad Hamzah, Rasulullah saw. menerapkan sistem Islam, yaitu sistem yang selama lebih dari seribu tahun melindungi warganya, terutama yang lemah di tengah berbagai peristiwa, wabah, peperangan, dan krisis. Sistem Islam ini yang membantu komunitas di luar Khilafah termasuk kelaparan besar Irlandia. Ekonomi riil sistem Islam yang kuat tidak mengalami kerapuhan dan fluktuasi kapitalistik yang liar dan spekulatif.
“Sayangnya, tidak ada Amirul Mukminin untuk menjaga kita saat ini, khususnya saudara dan saudari kita yang terlantar, atau yang sedang tertindas; di Idlib, Palestina, Myanmar, Kashmir, India, Sri Lanka, dan Turkistan Timur—yang semuanya tidak berdaya,” ujarnya.
Namun demikian, bahkan di tengah kesengsaraan global dan pengingat dari Allah ini, beberapa pencela dan pengacau sedang bekerja keras untuk menyekulerkan Islam.
“Mereka ingin kita lupa bahwa Islam memiliki sistem yang unik, kuat dan kokoh yang dapat menyatukan dan melindungi kita. Sebaliknya, mereka ingin kita mundur ke dalam gua dan fokus pada ritual individualistik,” kata Muhammad Hamzah.
Muhammad Hamzah juga mengatakan, mereka meratapi hilangnya (sementara) masjid, dan kemungkinan melakukan tarawih di rumah. Akan tetapi, mereka tidak menangis tentang hilangnya Islam sebagai sistem dan metode hidup, serta berpaling dari perintah Allah SWT dan dari model pemerintahan, keadilan dan negara yang diterapkan oleh Rasulullah saw.
Menurut Muhammad Hamzah, wabah ini harus menjadi pengingat dan peringatan, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kalian turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kalian.” (TQS al-Baqarah [2]: 208).
Muhammad Hamzah menegaskan bahwa wajib bagi seorang Mukmin yang mukhlis untuk mengambil Islam secara keseluruhan, sebab Islam adalah agama yang sempurna dan komprehensif. Islam ini dibawa kepada kita oleh Rasulullah saw. yang berisi berbagai hukum ibadah, pemerintahan dan mu’amalah, yang tercakup dalam metode kehidupan Islam, yang dapat diterapkan secara kaffah melalui negara Khilafah.
“Hanya dengan metode kehidupan Islam ini saja umat akan terlindungi dan seluruh dunia akan kembali diwarnai oleh keadilan ilahi,” pungkasnya. [Joko Prasetyo dari berbagai sumber]