Kilas Dunia

KTT Istanbul Tempatkan Nasib Rakyat Suriah di Tangan Vampir Suriah

“KTT Istanbul menempatkan nasib rakyat Suriah di tangan vampir Suriah,” ujar aktivis Hizbut Tahrir Ahmad Abdul Wahab seperti dilansir hizb-ut-tahrir.info, Ahad (28/10/2018).

Sehari sebelumnya, Sabtu, telah digelar KTT 4 Negara di Istanbul, Turki, untuk membahas penyelesaian Suriah. KTT tersebut dihadiri oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Angela Merkel. KTT ditutup dengan mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan pentingnya untuk menemukan solusi politik atas apa yang mereka sebut dengan krisis Suriah, dan gencatan senjata permanen di Idlib.

Mereka juga menegaskan pentingnya mencapai gencatan senjata yang komprehensif di Suriah, serta terus bekerjasama melawan apa yang mereka sebut terorisme. Mereka menyerukan pembentukan komisi di Jenewa untuk menyusun konstitusi Suriah guna mencapai reformasi konstitusi. Bahkan mereka berjanji untuk bekerjasama guna menciptakan kondisi yang kondusif bagi solusi politik yang akan merealisasikan perdamaian dan stabilitas di Suriah.

Ahmad Abdul Wahab menilai semua konferensi dan pertemuan yang digelar terkait dengan Revolusi Suriah, sejak awal sampai sekarang, hanya untuk membius rakyat Suriah, dan memuluskan setiap rencana Barat untuk melenyapkan revolusi yatim piatu ini, serta mengembalikan rakyat Suriah ke rumah ketaatan pada Amerika, yang membela keras anteknya tiran Suriah. Artinya, mereka masih berjalan di suatu cara untuk mendaur ulang anteknya melalui berbagai KTT dan konferensi ini.

“Untuk itu kita bertanya-tanya apakah masyarakat internasional benar-benar ingin menghentikan pertumpahan darah setelah mengizinkan anteknya tiran Suriah melakukan pembantaian yang merenggut nyawa satu juta Muslim atau lebih?” Tanya Ahmad.

Ia juga mempertanyakan apakah masyarakat internasional benar-benar ingin mengakhiri penderitaan rakyat Suriah setelah semua penghancuran, pengusiran, pembantaian dan pemerkosaan, sementara mereka diam selama bertahun-tahun atas semua itu?

“Bukankah rakyat Suriah telah menentukan nasib tirani mereka, ketika mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentangnya delapan tahun lalu? Bukankah masyarakat internasional yang mendukung tiran Suriah dan mencegahnya dari ditumbangkan, serta berdiri melawan kehendak rakyat Suriah?” tegasnya dalam pertanyaan retoris.

Menurut Ahmad, para peserta konferensi terkait Suriah ingin semua orang berpikir bahwa kaum kafir Barat peduli dengan nasib rakyat Suriah, meski semua habis dibantai.

Ia juga menegaskan, untuk dapat mengakhiri penderitaan rakyat Suriah dan semua kaum Muslim hanya bisa dengan tegaknya Negara Islam, yaitu negara Khilafah Rasyidah, yang kabar gembira akan berdirinya kembali telah disampaikan oleh Rasulullah saw.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × 1 =

Back to top button