Setelah 1430 Tahun Diusir, Yahudi Diundang Kembali ke Semenanjung Arab
Bukannya mengerahkan pasukan untuk menghentikan penjajahan Yahudi di Palestina, Arab Saudi malah mengundangnya untuk datang ke Semenanjung Arab. “Setelah Rasulullah saw. mengusir kaum Yahudi dari Semenanjung Arab, maka lihatlah tingkah rezim Keluarga Saud yang akan membawa mereka kembali,” ujar aktivis Hizbut Tahrir Yaman Abdullah Batheb seperti dilansir hizb-ut-tahrir.info, Senin (6/5/2019).
Seperti diberitakan arabic.cnn.com, (4/5), hal memalukan ini terungkap melalui undangan resmi Liga Dunia Muslim yang diwakili oleh Sekretaris Jenderalnya, Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa. Ia mengatakan bahwa kunjungan ke Arab Saudi itu akan diadakan pada Januari 2020.
Berita tersebut dikonfirmasi oleh surat kabar Israel berbahasa Arab milik Kementerian Luar Negeri entitas Yahudi, yang mengatakan, “Untuk pertama kalinya, delegasi Yahudi akan mengunjungi Arab Saudi.”
Abdullah Batheb menyebutkan pertemuan tersebut merupakan upaya yang dilakukan Presiden Amerika Donald Trump untuk menormalisasi hubungan para penguasa Muslim dengan Yahudi. Para penguasa lainnya di kawasan Timur Tengah, seperti UEA, Qatar, dan lainnya, telah mengumumkannya lebih dulu kepada publik.
Akan tetapi, lanjut Abdullah Batheb, umat Islam harus melawan dan mencegah rencana-rencana tersebut. Sebab mereka melayani musuh-musuh umat dan memungkinkan mereka untuk mendominasi semua potensi umat, baik yang bersifat materi, pemikiran maupun akidah.
Nabi Muhammad saw. juga melarang berkumpulnya dua agama di Semenanjung Arab: “Tidak berkumpul dua agama di Semenanjung Arab.” (HR Malik).
“Artinya, umat Islam harus menjadikan Islam satu-satunya, sebagaimana yang diturunkan kepada Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallama, yang mengontrol dan mendominasi agama dan ideologi lainnya,” terang Abdullah Batheb.
Allah SWT berfirman (yang artinya): Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk Dia menangkan atas segala agama, walaupun kaum musyrik tidak menyukai (TQS at-Taubah [9]: 33).
“Namun, semua itu tidak akan pernah terwujudkan kecuali dengan mengembalikan sistem Islam ke dalam kekuasaan, yang tercermian dalam negara Khilafah Rasyidah ‘ala minhâj an-nubuwah,” pungkasnya.