Pengantar

Pengantar [BRICS dan Tantangan Kapitalisme Global]

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, keberadaan BRICS yang lahir sejak beberapa tahun lalu dianggap oleh sebagian kalangan bertujuan untuk melepaskan ketergantungan pada Amerika Serikat (AS). Bukan sekadar ingin lepas dari AS, bahkan BRICS diklaim didirikan dalam rangka menantang dominasi AS. Betulkah demikian?

Tentu terlalu dini menyimpulkan bahwa BRICS bisa menantang AS. Pasalnya, BRICS belumlah sesolid Uni Eropa. Uni Eropa didirikan juga memiliki motif dan tujuan yang sama: menantang dominasi AS. Karena itulah, bahkan Uni Eropa sudah lama membuat mata uang bersama: Euro. Tentu untuk melepaskan ketergantungan pada dolar AS. Namun begitu, tidak mudah bagi Uni Eropa menggeser posisi AS, baik secara ekonomi maupun politik. Apalagi menyingkirkan dominasi AS.

Karena itu BRICS—setidaknya dalam waktu dekat ini—tidak akan pernah benar-benar bisa menantang AS. Apalagi menggeser dominasinya. Alasannya sederhana. BRICS untuk saat ini posisinya bahkan lebih lemah dari Uni Eropa. Faktanya, Uni Eropa saja tidak sepenuhnya bisa menantang AS dan menggeser dominasi AS. Apalagi BRICS.

Karena itu menarik apa yang dinyatakan oleh pengamat internasional H. Budi Mulyana. Ia menyatakan bahwa bukan BRICS yang bisa menjadi penantang AS, namun Negara Khilafah. Negara Khilafahlah—yang akan menggabungkan seluruh negeri-negeri Islam di dunia—yang bakal menjadi penantang serius AS sebagai pengusung utama ideologi Kapitalisme global. Pasalnya, Negara Khilafah kelak—semoga akan segera berdiri kembali tidak lama lagi—memiliki seluruh potensi untuk menantang sekaligus menggeser dominasi AS di dalam percaturan politik global. Khilafah, pada saat berdirinya kembali, memiliki potensi ideologi yang kuat dan kokoh (ideologi Islam), potensi geografis dan geopolitik yang strategis, potensi SDM dan SDA yang melimpah, dll).

Itulah tema utama al-waie kali ini, selain sejumlah tema menarik lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five × 2 =

Back to top button