Hiwar

Ustadz HM Ismail Yusanto: Memang Hanya Jihad dan Khilafah

Pengantar:

Banyak solusi ditawarkan untuk mengatasi krisis Palestina. Namun, semua tawaran solusi itu semu, bahkan palsu. Sama sekali tak menyentuh akar persoalan Palestina. Contohnya solusi damai atau solusi dua negara. Ini jelas solusi batil. Solusi ini menunjukkan pengakuan terhadap eksistensi Zionis Yahudi. Padahal mereka jelas-jelas merampas dan menjajah Palestina.

Jika demikian: Apa akar masalah krisis Palestina? Apa pula solusinya yang mendasar dan tuntas? Inilah yang ditanyakan oleh Redaksi kepada Ustadz HM Ismail Yusanto dalam Hiwar kali ini. Berikut hasil wawancaranya.

 

Ustadz, apakah serangan “Badai al-Aqsha” meruntuhkan mitos bahwa Zionis Yahudi Israel hebat tak terkalahkan?

Ya. Sedikit-banyak mitos itu runtuh. Sudah sangat sering Palestina diserang lebih dulu. Kini, mungkin saatnya dinilai tepat. Hamas menyerang lebih dulu. Hasilnya, kita bisa lihat sendiri. Banyak pihak menilai serangan hebat Hamas kali ini bisa meraih sejumlah capaian. Yang utama, membuktikan bahwa iron dome, sistem pertahanan udara Israel, yang sering digembar-gemborkan sebagai yang tercanggih di dunia, ternyata bisa ditembus. Sejumlah sasaran penting lain berhasil dihancurkan. Sejumlah komandan militer juga berhasil ditahan.

 

Barat menuduh bahwa serangan Hamas itu bentuk aksi terorisme?

Barat memang sudah lama menyebut Hamas teroris. Dalam list FTO (Foreign Terroist Organization) bikinan State Ministry atau Kementrian Luar Negeri AS, Hamas di urutan nomer satu. Di situ tampak nyata hipokrisi mereka. Kalau konsisten, Barat mestinya juga menyebut AS sebagai teroris. Bukankah AS juga menyerang lebih dulu Irak, juga Afganistan? Apa bedanya? Bahkan AS menyerang dengan kekuatan yang jauh yang lebih besar dan dengan cara yang lebih brutal. Irak dan Afganistan hancur. Ada lebih 1,4 juta rakyat Irak tewas. Juga mestinya Israel disebut teroris. Sudah tak terhitung banyaknya Israel menyerang lebih dulu Palestina. Yang utama, Israel merampas tanah Palestina. Mengapa Israel dan AS tidak disebut teroris?

 

Yahudi Israel mengklaim serangannya ke fasilitas publik, rumah sakit dan lain-lain karena digunakan sebagai tempat berlindung pasukan Hamas?

Itu dalih saja. Faktanya tidak ada. Itu sudah berulang dibantah oleh pihak Hamas, termasuk manajemen RS Indonesia di Gaza. Yang ada, dengan berbagai dalih, mereka memang berniat menghancurleburkan Gaza. Tak peduli itu rumah sakit, sekolah, kampus dan sarana publik lainnya. Tujuannya  untuk mengusir Hamas dan penduduk Palestina dari wilayah Gaza Utara yang berdekatan dengan perbatasan Israel menuju wilayah Gaza Selatan.

 

Sejatinya akar persoalan Palestina itu apa, Ustadz?

Masalah utamanya adalah pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Inilah yang disebut sebagai qaadhiyah wujuud (problem eksistensi). Bermula  pada 1897 dari gagasan Theodor Herzl, bapak Zionis Internasional, yang menginginkan pendirian negara Yahudi. Dalam pikirannya, semua penindasan terhadap bangsa Yahudi, seperti yang ia lihat pada peristiwa Dreyfus di tahun 1894, akan bisa diakhiri jika orang Yahudi memiliki negara sendiri. Ditambah dengan doktrin tentang Tanah Terjanji. Seolah Tuhan telah menyerahkan wilayah Palestina dan sebagian Mesir, sebagian Syria dan Libanon, yang membentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Euphrat di Irak untuk mereka.

Dari awal mereka menyadari bahwa Palestina bukanlah tanah tak bertuan. Wilayah itu ada di dalam kekuasaan Khilafah Utsmani. Melalui Theodor Herzl. Mereka kemudian mencoba meminta wilayah itu kepada Khalifah, Sultan Abdul Hamid II, tetapi ditolak mentah-mentah. Akhirnya, mereka sampai pada kesimpulan, cita-cita  negara Yahudi hanya mungkin bisa diwujudkan jika pelindung wilayah itu, yakni Khilafah Utsmani, dihancurkan lebih dulu. Itulah yang kemudian mereka lakukan dan berhasil pada 1924.

Setelah runtuhnya Khilafah Utsmani, mulailah eksodus besar-besaran komunitas Yahudi dari berbagai wilayah di dunia ke Palestina. Puncaknya pada 1948, atas sokongan Inggris dan PBB, negara Israel dideklarasikan.

Jadi, selama Israel masih ada, dan menjajah wilayah Palestina, selama itu pula persoalan Palestina akan terus muncul.

 

AS dan Barat mendukung serangan Israel. Ini menunjukkan apa, Ustadz?

Dukungan AS dan Barat kepada Israel tidaklah mengherankan. Bukankah berdirinya Israel itu juga berkat dukungan Barat, utamanya Inggris? Belakangan AS dan banyak negara Barat lain juga ikut mendukung seiring makin kuatnya lobi-lobi Zionis di negara-negara itu.

Di AS, misalnya, boleh dikatakan tak mungkin seseorang bisa menjadi presiden di sana tanpa dukungan Zionis. Lihatlah apa yang dikatakan Obama di hadapan anggota AIPAC (American Israel Public Affairs Committee). Kelompok lobi Zionis di AS ini  melobi Kongres AS dan badan eksekutif pemerintahan guna menghasilkan kebijakan yang mendukung Israel. AIPAC yang dibentuk pada masa pemerintahan Eisenhower, sering disebut sebagai salah satu kelompok lobi paling berpengaruh dalam politik Amerika Serikat. Beberapa kebijakan luar negeri AS yang diduga mendapat pengaruh AIPAC di antaranya, menekan Palestina melalui surat yang ditandatangani oleh 259 anggota Kongres dan 79 senator guna memaksa Uni Eropa dan AS tidak memberikan bantuan kepada Otoritas Palestina sebelum mencapai persyaratan internasional. Jadi ada relasi yang sangat kuat antara negara Israel dan negara-negara Barat.

Semua ini menunjukkan bahwa ide-ide seperti HAM, keadilan, kebebasan dan kemerdekaan adalah omong-kosong. Jika semua itu benar, mestinya mereka tidak akan mendukung penjajahan dan segala kejahatan Israel di Palestina. Hal ini juga musti menyadarkan umat bahwa umat Islam harus memperjuangkan sendiri, dengan kekuatan sendiri, penyelesaian tuntas Palestina. Kita tidak mungkin mengandalkan Barat, termasuk PBB, karena mereka jugalah Israel menjadi ada.

 

Sebenarnya Yahudi yang mendominasi AS dan Barat? Atau AS dan Barat yang mendominasi Yahudi, Ustadz?

Dua-duanya betul. Tinggal dari sisi mana kita melihat, juga dalam aspek serta peristiwa apa. Dalam kasus perang Palestina sekarang ini, tampak sekali kekuatan lobi Zionis Yahudi di negara-negara itu. Tak ada satu pun dari mereka yang tidak mendukung Israel, termasuk tidak mendukung adanya gencatan senjata.

 

Kemlu RI juga menyebut “akar konflik tersebut, yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus diselesaikan, sesuai parameter yang sudah disepakati PBB.” Ada yang aneh dari pernyataan ini?

Ini pernyataan ambigu. Parameter PBB seperti apa yang dimaksud? Lah wong yang mengesahkan penjajahan Israel atas Palestina juga PBB.  Mestinya Kemlu RI berkata lugas. Penjajahan di Palestina oleh Israel harus dihentikan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Karena itu Israel harus pergi dari seluruh wilayah Palestina!

 

Memang salahnya di mana ‘parameter yang sudah disepakati PBB’ tersebut?

Justru parameter PBB itulah yang membuat penjajahan Israel atas Palestina bisa berlangsung hingga sekarang. Dengan parameter itu, paling jauh PBB membuka peluang apa yang disebut two state solution atau solusi dua negara. Palestina boleh ada, tetapi harus berdampingan dengan Israel. Jika demikian, berarti kita menyetujui perampok merampas tanah milik kita. Bagi zionis radikal, ini juga bukan solusi. Pasalnya, yang mereka inginkan adalah pendirian Negara Israel Raya, yang membentang antara Sungai Nil di Mesir hingga Sunga Euphrat di Irak.

Menyerahkan persoalan ini kepada PBB atau kepada institusi serupa berarti menyerahkan nasib umat kepada musuh. Ini karena PBB hakikatnya adalah alat Inggris dan Amerika Serikat sebagai sekutu dekat Israel. PBB juga yang telah melegalkan pendirian Israel di wilayah ini.

 

Jadi apa alasan logis sehingga kita wajib membela Palestina?

Pertama: Masalah Palestina adalah masalah umat Islam sedunia karena terkait dengan aqidah Islam. Palestina tidak bisa dilepaskan dari Yerusalem, Masjidil Aqsha, peristiwa Isra’ Mi’raj dan kenabian Muhammad saw.

Kedua: Masalah Palestina adalah masalah menyangkut tanah milik kaum Muslim (tanah wakaf/tanah kharajiyah) yang telah dirampas oleh kaum Yahudi atas dukungan Inggris dan PBB.

Ketiga: Masalah Palestina adalah salah satu dari berbagai masalah yang dihadapi umat Islam, seperti kemiskinan, perpecahan, keterjajahan, dan lainnya yang diakibatkan oleh tidak adanya payung Dunia Islam (Khilafah) dan kungkungan sistem kufur (sistem kapitalis sekuler).

Keempat: Mereka di Palestina adalah saudara kita. Kita adalah satu. Bagai satu tubuh. Derita mereka adalah derita kita. Ciri Muslim sejati adalah kepedulian terhadap keadaan sesama Muslim. Allah SWT akan membantu kita sepanjang kita senantiasa membantu saudara-saudara kita.

Jadi, empat hal itulah yang mewajibkan kita, tidak bisa tidak, harus membela Palestina. Jika ada Muslim justru membela Israel maka pantas dipertanyakan keislaman mereka.

 

Jadi, solusinya entitas penjajah Yahudi harus 100 persen hengkang dari Palestina?

Ya, karena keberadaan negara Yahudi di wilayah Palestina itulah inti masalahnya. .

 

Bagaimana caranya?

Usir mereka semua dari wilayah Palestina dengan jihad dan tegakkan Khilafah.

 

Mengapa harus jihad dan Khilafah?

Sejarah membuktikan, sepanjang Khilafah masih ada, wilayah Palestina terlindungi. Ketika Khilafah tidak ada itulah penjajahan di sana bisa berlangsung. Jangan lagi tidak ada, saat khilafah lemah saja, Palestina sempat dikuasai hampir 100 tahun oleh tentara Salib. Maka dari itu, tegaknya kembali Khilafah akan memastikan wilayah yang sangat istimewa bagi umat Islam sedunia itu bisa dikuasai kembali.

Mengapa harus jihad? Karena jihad, itulah bahasa yang orang-orang Yahudi kenal. Sudah tak terhitung banyaknya perundingan damai dilakukan, tetapi hasilnya nol besar. Mereka tetap saja merangsek masuk ke wilayah Palestina. Memang mereka tidak ingin berdamai sampai cita-cita Negara Israel Raya terwujud. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mengusir mereka adalah dengan jihad. Ketika Khilafah tegak jihad bisa dilakukan dengan lebih baik. Dengan potensi tentara dan perlengkapan militer yang dimiliki oleh umat Islam sedunia yang berhasil disatukan oleh khilafah, tak sulit menyelesaikan persoalan Paletina dengan tuntas.

 

Mengapa penting ada seruan pengiriman tentara, Ustadz?

Jihad jelas perlu kekuatan senjata, sementara Khilafah belum lagi berdiri. Jadi langkah logis dan praktisnya adalah tentara yang ada di lebih dari 50 negeri Muslim ini dikirim ke Palestina untuk melancarkan jihad itu. Andai masing-masing negeri Muslim mengirim satu batalion saja, sudah terkumpul lebih dari 50 batalion yang dengan semangat jihad tentu akan menggetarkan kekuatan zionis di sana.

 

Masalahnya, tak ada tanda-tanda para penguasa negeri Islam hendak mengirimkan tentara untuk berjihad melawan entitas penjajah Yahudi? Mereka cuma mengecam atau mengutuk. Bagaimana, Ustadz?

Di situlah pentingnya penyadaran umat, bahwa begitulah penguasa negeri Muslim. Alih-alih membantu Palestina, mereka malah membantu Israel. Juga penting penyadaran tentang kewajiban perjuangan bagi tegaknya kembali Khilafah. Khilafah akan menyatukan umat Islam. Dengan persatuan itu umat Islam menjadi kuat. Dengan kekuatan itulah, penjajah bisa dienyahkan dari Bumi Palestina dan wilayah Dunia Islam lain.

 

Jadi, sekadar memberikan bantuan kemanusiaan (pangan, obat-obatan, dan lainnya) itu tidak cukup?

Tidak cukup. Semua bantuan itu memang amat diperlukan, tetapi itu buat korban. Lalu buat penjajah, apa yang harus dilakukan? Usir! Karena itu harus ada upaya untuk menghentikan  penjajahan di sana.

 

Ada yang mendorong solusi Palestina dengan membuat dua negara. Tepatkah itu?

Solusi dua negara (two state solution) itu artinya kita berdamai dengan Zionis Yahudi. Berdamai dengan mereka sama saja dengan  mengakui eksistensi penjajah yang telah perampas tanah kaum Muslim. Padahal wilayah Palestina adalah tanah kharja. Tak berhak siapapun menyerahkan wilayah itu kepada orang lain apalagi kepada musuh. Hal itu bertentangan ketentuan syariah yang menyatakan tidak boleh berdamai dengan perampas negeri Muslim, juga dengan Perjanjian Umariyah yang melarang keberadaan Yahudi di al-Quds,  yang dikuatkan oleh keputusan muktamar di al- Quds 26 Januari 1935 dan fatwa ulama al-Azhar tahun 1957.

 

Ada juga yang mengatakan bahwa solusi konflik yang ada adalah warga Gaza Hijrah.

Saran seperti ini ternyata sampai juga ke telinga mereka. Simak apa jawab mereka. Kurang lebih mereka mengatakan begini, “Bumi Palestina adalah tanah yang diberkati Allah. Erat terkait dengan Islam, dengan masjidil Aqsha, dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Kami sudah ditakdirkan ada di sini. Mengapa kami harus pergi? Kami akan di sini dan terus di sini untuk menjaga negeri yang diberkati ini. Jika kami pergi, senanglah zionis Yahudi. Mereka tak perlu susah payah menguasi wilayah ini. Kami akan terus di sini karena Palestina adalah bumi jihad. Jika karena tekad kami menjaga negeri ini kami harus mati, insya Allah itu adalah mati syahid. Syahid adalah setinggi-tinggi derajat kematian yang ganjarannya adalah surga Allah.  Adakah kematian yang lebih mulia ketimbang mati syahid?”

 

Apa yang harus dilakukan oleh umat Islam terkait permasalahan Palestina?

Pertama: Penting terus dipahamkan bahwa perseteruan hakiki umat  Islam bukan hanya dengan Yahudi atau Negara Israel, melainkan juga dengan negara-negara imperialis Barat yang memunculkan krisis ini di tengah-tengah umat  Islam.

Kedua: Tetap mengobarkan jihad sebagai satu-satunya jalan untuk mengusir Yahudi dari bumi Palestina.

Ketiga: Mempertahankan kondisi perang secara terus-menerus terhadap musuh kaum Muslim dengan tidak melakukan perjanjian apapun dengan mereka. []

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seven + 5 =

Back to top button