Nafsiyah

Mewaspadai Sifat-Sifat Kekuasaan Akhir Zaman

Rasulullah saw. telah memperingatkan umatnya 14 abad silam atas berbagai fitnah (keburukan) di akhir zaman. Fitnah ini tumbuh subur pada masa tatkala umat manusia hidup di bawah cengkeraman kekuasaan mulk[an] jabriyyat[an]. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

«…ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً…»

…Kemudian akan ada kekuasaan diktator… (HR Ahmad dan al-Bazzar).

 

Era kekuasaan ini kini direpresentasikan oleh cengkeraman Kapitalisme Global. Karakteristik era ini sejalan dengan khabar dari Abi Sa’id al-Khudhri ra. yang berkata bahwa Nabi saw. bersabda:

«لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَمْتَلِيءَ الأَرْضُ ظُلْمًا وَعُدْوَانًا, ثُمَّ يَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ أَوْ عِتْرَتِيْ فَيَمْلَؤُهَا قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَعُدْوَانًا»

Tidaklah terjadi Hari Kiamat kecuali setelah muka bumi dipenuhi kezaliman dan permusuhan. Setelah itu, keluarlah seorang lelaki dari kalangan keluargaku (Ahlul Bait), atau keturunanku, sehingga dia memenuhi dunia ini dengan keseimbangan dan keadilan, sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kezaliman dan permusuhan (HR Ibn Hibban, Ahmad dan al-Hakim).

 

Era Kapitalisme adalah era penuh kezaliman dan permusuhan, tingginya ketimpangan ekonomi, kesenjangan sosial, korupsi, jual-beli jabatan dan berbagai tragedi pembunuhan dan genosida. Ini adalah bukti tak terbantahkan. Ini kontras dengan era kepemimpinan al-Imam al-Mahdi dengan sistem Khilafah di atas manhaj kenabian yang menegakkan keseimbangan hidup dan keadilan, menggambarkan kesejahteraan hidup dan tegaknya syariah Islam dalam kehidupan. Rasulullah saw. bahkan menggambarkan sifat-sifat kekuasaan di akhir zaman sebagai peringatan bagi umatnya agar waspada:

 

  1. Kekuasaan Sufahâ’ (Tidak Beradab).

Era Kapitalisme ini merepresentasikan era imârat as-sufahâ’, yakni sistem kekuasaan yang menyalahi sistem kepemimpinan Rasulullah saw. yang diwariskan kepada umatnya (al-khilâfah ‘alâ minhâj al-nubuwwah). Beliau saw. bersabda kepada Kaab bin ‘Ujrah ra.:

«أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَايَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَايَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي»

“Aku memohonkan perlindungan kepada Allah untuk dirimu dari imâratu as-sufahâ`.” Kaab berkata, “Apa itu, ya Rasulullah?” Rasul bersabda, “Yaitu para pemimpin yang ada sesudahku. Mereka tidak mengikuti petunjukku dan tidak meneladani Sunnahku. Siapa saja yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka dan menolong mereka atas kezaliman mereka maka dia bukan golonganku, aku pun bukan bagian dari golongannya dan dia tidak masuk ke telagaku. Sebaliknya, siapa yang tidak membenarkan mereka dengan kebohongan mereka dan tidak menolong mereka atas kezaliman mereka maka dia termasuk golonganku, aku pun termasuk golongannya dan dia akan masuk ke telagaku.” (HR Ahmad, al-Bazzar, Ibnu Hibban dan al-Hakim).

 

Istilah imârat menunjukkan bahwa hadis ini berkaitan dengan kepemimpinan. Adapun as-sufahâ’, jamak dari as-safîh, adalah seseorang yang berperilaku menyalahi adab Islam. Artinya, imârat al-sufahâ’ adalah kepemimpinan para pemimpin yang menyalahi adab Islam. Kalimat lâ yaqtadûna bi hadyî wa lâ yastannûna bi sunnatî dalam hadis ini, menunjukkan penyifatan Rasulullah saw. atas sistem kepemimpinan mereka yang menyalahi sistem kepemimpinan Islam. Ini sebagaimana realita hari ini saat umat manusia dipimpin oleh sistem Kapitalisme Global dengan kekuasaan oligarkinya. Ini seiring sejalan dengan tumbuh suburnya lima perkara lainnya yang Rasulullah saw. sandingkan dengan kekuasaan sufahâ’:

«بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سِتًّا إِمْرَةَ السُّفَهَاءِ وَكَثْرَةَ الشَّرْطِ وَبَيْعَ الْحُكْمِ وَاسْتِخْفَافًا بِالدَّمِ وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ وَنَشْئًا يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ يُقَدِّمُونَهُ يُغَنِّيهِمْ وَإِنْ كَانَ أَقَلَّ مِنْهُمْ فِقْهًا»

Bersegeralah melakukan ragam amal shalih sebelum muncul enam perkara: kepemimpinan sufaha’, banyaknya petugas jahat, jual-beli hukum dan ringannya pertumpahan darah, putusnya tali silaturahim, dan keturunan yang menjadikan al Quran bagaikan seruling—mereka mendahulukan siapa saja yang bisa menyanyikannya walaupun dia adalah orang yang tidak mengerti persoalan agama (HR Ahmad).

 

  1. Kekuasaan Ruwaibidhah (Rendah, Tidak Layak).

Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَات يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ»

”Akan datang kepada umat manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang jujur malah didustakan; pengkhianat dipercaya, sedangkan orang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang rendah yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR Ahmad dan Ibn Majah),

 

  1. Kekuasaan yang Mengancam Kehidupan.

Abu Hisyam as-Silmi ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

«سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أَئِمَّةٌ يَمْلِكُوْنَ رِقَابَكُمْ وَيُحَدِّثُوْنَكُمْ فَيَكْذِبُونَ, وَيَعْمَلُوْنَ فَيُسِيؤُونَ, لا يَرْضَوْنَ مِنْكُمْ حَتَّى تُحَسِّنُوا قَبِيْحَهُمْ وَتُصَدِّقُوْا كَذِبَهُمْ, اعْطُوْهُمُ الحَقَّ مَا رَضُوا بِهِ»

Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang mengancam kehidupan kalian. Mereka berbicara (benjanji) kepada kalian, kemudian mereka mengingkari (janjinya). Mereka melakukan pekerjaan, lalu pekerjaan mereka itu sangat buruk. Mereka tidak senang dengan kalian hingga kalian menilai baik (memuji) keburukan mereka, membenarkan kebohongan mereka, serta memberi mereka hak yang mereka senangi (HR ath-Thabarani).

 

  1. Kekuasaan yang Berkhianat.

Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

«يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ أُمَرَاءُ ظَلَمَةٌ, وَوُزَرَاءُ فَسَقَةٌ, وَقُضَاةٌ خَوَنَةٌ, وَفُقَهَاءُ كَذَبَةٌ, فَمَنْ أَدْرَكَ مِنْكُمْ ذَلِكَ الزَّمَنَ فَلا يَكُونَنَّ لَهُمْ جَابِيًا وَلا عَرِيفًا وَلا شُرْطِيًّا»

Akan ada di akhir zaman para penguasa sewenang-wenang, para pembantu (pejabat pemerintah) fasik, para hakim pengkhianat dan para ahli hukum Islam (fuqaha’) pendusta. Siapa saja di antara kalian yang mendapati zaman itu, maka janganlah kalian menjadi pemungut cukai, pengawas dan polisi (HR ath-Thabarani).

 

Merekalah yang dikhawatirkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya:

إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

Sungguh yang semata-mata aku khawatirkan atas umatku adalah para pemimpin yang (sesat) menyesatkan (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad).

 

Tidaklah seorang pemimpin dikhawatirkan oleh Rasulullah saw., melainkan karena kepemimpinan yang mengabaikan batasan-batasan syariah Islam. Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

«وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ, وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ, إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ»

Selama para pemimpin mereka tidak berpegang pada Kitabullah dan tidak berhukum dengan wahtu yang telah Allah turunkan, maka Allah aken menjadikan keburukan berada di antara mereka (HR Ibn Majah).

 

Inilah kekuasaan Kapitalisme yang bertentangan dengan kepemimpinan Islam. Keadaan ini harus menjadi dorongan bagi umat untuk memperjuangkan era kepemimpinan Islam, Al-Khilaafah ’alaa minhaaj al-Nubuwwah, yang menegakkan kepemimpinan di atas asas akidah Islam dan menegakkan syariah Islam dalam kehidupan, membangun kembali peradaban Islam sehingga dunia beradab di bawah kepemimpinan Islam.

WalLâhu a’lam. [Irfan Abu Naveed, M.Pd.I]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

12 + 14 =

Back to top button