Risalah untuk Kaum Muda: Teruslah Melaju, Jangan Berhenti
Kaum muda dalam setiap episode sejarah selalu menonjol sebagai agen perubahan. Soekarno mendirikan PNI pada usia 26 tahun. Wahid Hasyim memimpin NU pada usia 24 tahun. Hassan al-Banna mendirikan Ikhwanul Muslimin pada usia 22 tahun. Muhammad al-Fatih menaklukkan benteng Konstantinopel yang berbilang abad tak tersentuh lawan pada usia 20-an tahun. Imam Syafii pada usia 13 tahun sudah dimintai fatwa. Usamah bin Zaid menjadi panglima perang pada usia 18 tahun. Ali bin Abi Thalib sudah terlibat dalam dakwah Rasul saw. sejak usia sangat belia, 9 tahun.
Jelaslah, dari kaum muda pejuang Islam selalu hadir. Merekalah sumber kader. Ibarat tanaman, mereka adalah tunas-tunas muda potensial bagi tumbuhnya pokok pohon peradaban mulia nan agung. Kaum muda yang sebagai wujud janjinya pada Allah SWT, “inna shalaty wa nusuki……” berani bersumpah:
Kami Kaum Muda Islam mengaku berakidah satu, akidah Islam saja
Kami Kaum Muda Islam mengaku berhukum satu, hukum syariah saja
Kami Kaum Muda Islam mengaku berjuang selalu demi tegaknya Islam
Kaum muda pejuang pasti mengenal 10 Risalah Intelektual Muda Islam, yaitu:
- Memahami Islam.
- Mengimani segenap ajaran Islam.
- Mengamalkan dan mendakwahkan Islam.
- Berjihad di jalan Islam.
- Sabar dan istiqamah di atas jalan Islam.
- Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam.
- Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam.
- Optimis terhadap masa depan Islam.
- Introspeksi diri terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan.
- Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam.
Dalam dakwahnya, kaum muda harus terus mengikuti metode dakwah yang sesuai dengan thariqah dakwah Rasulullah saw. Inilah metode perjuangan yang benar dan menjadi jaminan bagi kita untuk mencapai tujuan. Diawali dengan pembinaan dan pengkaderan, diakhiri dengan fase penerapan syariah Islam sebagai tanda tegaknya kehidupan Islam.
Pada fase pembinaan dan pengkaderan, di kalangan kaum mudalah dakwah harus dimulai dan kepada siapa dakwah diberikan untuk mendapatkan kader. Mungkin, dalam proses pembinaan dan pengkaderan itu awalnya berjalan lambat dan hanya berkembang di satu tempat. Namun, jika digerakkan dengan istiqamah, dakwah akan terus berkembang; menyebar ke mana-mana; makin membesar. Karena itu sikap sungguh-sungguh dan istiqamah dalam dakwah, kesabaran, keikhlasan dan ketahanan dalam menghadapi setiap hambatan, tantangan, gangguan dan rintangan itu mutlak adanya. Rasa takut, lemah, malas, pesimis, pembosan dan sikap skeptis dan pesimis harus disingkirkan jauh-jauh. Kaum muda harus yakin….
Jika cobaan sepanjang sungai, seharusnya kesabaran seluas samudera
Jika harapan seluas hamparan, seharusnya ikhtiar itu seluas langit yang membentang
Jika pengorbanan sebesar bumi, seharusnya keikhlasan itu seluas jagad raya
Agar tak kecewa ketika kita tak sampai,
Agar tak sedih ketika harapan tak tercapai
Hanya rencana Allahlah yang terindah
Kesabaran dan istiqamah lahir dari sebuah keyakinan bahwa Allah SWT akan selalu bersama dengan hamba Nya yang memperjuangkan risalah-Nya. Kemenangan itu sesungguhnya adalah buah dari kesabaran dan sikap istiqamah itu. Tentu saja berkat pertolongan Allah. Karena itu tidak boleh ada keraguan sedikit pun terhadap masa depan dakwah. Teruslah melangkah. Kemenangan adalah sebuah kepastian. Teruslah memantaskan diri untuk menjadi orang yang Allah takdirkan bisa meraih kemenangan itu.
Kemenangan Islam adalah janji Allah, dengan atau tanpa kita
Jika kita tidak mengambil peran perjuangan, pasti akan ada yang lain
Bukan Islam yang memerlukan kita, kitalah yang membutuhkan Islam
Hidup adalah pilihan.
Mau mengambil peran perjuangan atau tidak
Teruslah melangkah, meski semua manusia berhenti.
Teruslah melangkah, meski duri tajam mengoyak kaki
Di tengah kondisi umat yang begini rupa, bagi kita memang hanya tersedia dua pilihan: diam lalu hanyut terbawa arus deras kehidupan jahiliah, atau berteriak lantang menyuarakan perjuangan Islam dengan terus-terang sehingga risalah Islam tegak dan kebaikan atau rahmat Islam terwujud secara nyata.
Bagi kaum muda Islam, jelas pilihannya. Terus berjuang. Memilih diam atau menyembunyikan visi-misi perjuangan memang lebih aman. Namun, mana ada perubahan bisa dilakukan oleh kelompok pendiam? Inilah jalan dakwah yang ditunjukkan oleh Baginda Rasulullah saw. Teladan kita semua. Guru bagi semua pejuang sepanjang masa. Ini pula jalan perubahan.
Secara faktual pilihan jalan dakwah semacam ini ini terbukti benar. Melalui dakwah yang gencar dilakukan sekian lama secara terbuka dan istiqamah, kini masyarakat menjadi lebih mengerti Islam, lebih mengerti syariah dan khilafah, serta mengenal al-Liwa dan ar-Raya, simbol penting akidah dan persatuan umat, sekaligus mendukungnya.
Pejuang sejati di setiap zaman selalu ada
Jika mereka lelah karena mengusung kebenaran, Allah akan menguatkan kembali
Tapi jika mereka lelah karena tergoda dunia, akan ada banyak pejuang yang rela menggantikannya
Dakwah tidak pernah kehabisan pejuang
Kereta dakwah akan terus melaju menghancurkan setiap penghalang dan akan berhenti di stasiun kemenangan.
Semoga Allah selalu menguatkan kita di jalan dakwah
Menuntun kita di kala lelah melanda
Menghibur dengan janji kemenangan di kala sedih dan duka
Bahwa Khilafah akan segera tercapai di tangan kita…
Pelaut ulung tidak lahir dari laut yang tenang
Begitu pula aktifis dakwah yang tangguh, tidak lahir dari jalan dakwah yang mulus
Jatuh-bangun dalam dakwah itu biasa
Bangkit dari jatuh itu baru luar biasa
Yang penting adalah berapa kali kita bangkit setelah terjatuh
Jangan katakan “Wahai Allah, masalahku sangat besar,” tapi katakan “Wahai masalah, Allah itu Mahabesar”
Berbagai masalah itulah yang membuat kita bertahan dan ber-Tuhan
Jika kita lari dari masalah, berarti kita lari dari kasih sayang Allah
Pemenang adalah orang yang pandai bersyukur dan berusaha bangkit dari masalah
Bersiaplah menjadi pemenang
Pemenang dalam pertarungan sengit antarperadaban
Hanya akan ada satu peradaban yang memimpin dunia
It is time for Khilafah to lead the world, the greatest ages ever…
Karena itu, saudara-saudaraku kaum muda, marilah kita singsingkan lengan baju, kuatkan iman, bulatkan tekad, bergeraklah tuk berjuang bersama bagi tegaknya kembali ‘izzul Islam wal Muslimin. Jangan biarkan diri kita terlena oleh nikmat dunia yang sesungguhnya tak seberapa dibanding dengan yang telah Allah janjikan di Akhirat sana. Kita harus jadikan dunia sebagai jembatan menuju ke sana. Melewatinya dengan perjuangan adalah jalan paling mulia. Tak ada secuil alasan pun untuk berhenti.
Wahai para Arsitek Muda dari umat terbaik
Penegak Khilafah Rasyidah
Tegakkanlah Khilafah berdasar manhaj nubuwwah
Wahai kesatria muda
Penunggang al-’adiyat di tengah deburan ombak kezaliman
Tancapkan Panji Islam di setiap jazirah
Kibarkan al-liwa dan ar-raya laksana bintang di alam semesta
Kalian adalah tulang punggung dakwah
Karena selain dakwah adalah kewajiban yang paling agung, dakwah adalah kebutuhan kita
Maka sungguh
Masa depan dakwah benar-benar ada di tangan kaum muda Islam
Di tanganmu
Di tangan kita.
Takbir…!!! [H.M. Ismail Yusanto, M.M.]