Catatan Dakwah

Habit Taat

If you choose not to plant flower on your garden, then weeds will grow without encouragement or support.

++++

HABIT (kebiasaan) adalah aktivitas yang dilakukan terus-menerus sehingga menjadi bagian dari hidup seseorang. Dipilih atau tidak, habit akan tetap ada dalam diri kita. Jika tidak dipilih, yang akan muncul adalah habit yang buruk, bukan yang baik, seperti ungkapan di atas. Jika engkau tidak menanam bunga maka di tamanmu, tanpa diminta, akan tumbuh rumput liar. Karena itu kita harus memilih dan menguasai habit yang baik. Bukan malah membiarkan habit (buruk) mengendalikan hidup kita.

Seseorang yang memiliki banyak habit yang baik dalam dirinya bisa dipastikan akan lebih berhasil dalam kehidupannya dibandingkan dengan seseorang yang memiliki sedikit habit yang baik. Ada ungkapan bagus yang disampaikan oleh Malcom X. Katanya, “Anytime you see someone more successful than you are, they are doing something you aren’t’.

Kita bisa menjadi apapun atau menguasai keahlian apapun jika benar-benar menginginkan itu (want to). Caranya dengan membentuk habit pada diri kita. Menjadikan yang luar biasa menjadi kebiasaan.

Respon kita terhadap satu kondisi tertentu baik berupa pemikiran, perasaan ataupun perbuatan sesungguhnya berasal dari habit yang ada pada diri kita. Contoh: apa yang sebelum dan sesudah makan atau minum lahir dari kebiasaan. Jam berapa bangun tiap paginya, lalu apa yang dilakukan setelah itu, terbentuk dari kebiasaan. Jika kesuksesan itu tampak dalam public life maka pasti ada habit tertentu yang dilakukan oleh orang yang sukses itu, di dalam private life nya, yang sangat mungkin tidak diketahui oleh orang lain dalam public life-nya. Semua itu dipengaruhi oleh secret life-nya. Utamanya dalam cara ia berpikir.

Cara berpikir (thoughts) seseorang menentukan kecenderungan, menghasilkan keyakinan, mendorong perbuatan dan kebiasaan. Kebiasaan membentuk karakter atau kepribadian. Maka dari itu, perbedaan cara pikir akan membuat perbedaan tindakan. Termasuk perbedaan habit apa yang akan dipilih. Karena itu membangun habit mesti diawali dari membentuk cara berpikir yang baik dan  benar.

Pada mulanya memang habit yang dipilih dipengaruhi oleh cara berpikir. Lalu proses pembentukannya ditentukan oleh tindakan, yakni practice (latihan) dan repetition (pengulangan), yang dilakukan dalam rentang waktu tertentu. Practice makes right, repetition makes perfect.

Jalan setapak selalu ditandai dengan tanah yang tidak ditumbuhi rumput. Rumput-rumput liar tumbuh di kiri dan kanan jalan setapak itu. Pernahkah kita bertanya mengapa rumput tidak tumbuh di jalan setapak itu? Sederhana saja, karena jalan itu selalu dilewati. Lagi-lagi repetisi.

Habit menyerupai spiral yang tiada terputus. Setiap repetisi akan memperkuat habit. Habit yang kuat akan menuntut repetisi. Spiral ini akan terus-menerus berkembang tak terputus jika terus dijaga.

Rumput liar tidak dapat tumbuh di tanah yang selalu diinjak. Menginjak tanah akan membuat jalan setapak sebagaimana repetisi membentuk habit. Habit seperti spiral. Hanya ada dua pilihan di dalamnya: bertambah besar atau bertambah ciut.

++++

Habit berarti pembiasaan. Pembiasaan memerlukan konsistensi untuk terus melakukan hal yang sama pada kurun waktu tertentu. Ada tiga milestone dalam membentuk habit: 30 hari pertama, lalu 3×30 hari dan 10×30 hari. Setelah itu, insya Allah habit yang kita bentuk akan solid.

Di situlah kita bisa mengerti mengapa kita diwajibkan puasa setiap hari selama sebulan penuh selama bulan Ramadhan. Mengacu pada lamanya waktu puasa Ramadhan itu, maka 1 bulan kiranya adalah batas minimal untuk sebuah habit terbentuk. Sederhananya, untuk membentuk habit baru, maka kita harus melakukan practice dan repetition selama paling sedikit 29 atau 30 hari berturut-turut secara konsisten, tanpa ketinggalan satu hari pun.

Dengan melaksanakan kewajiban puasa selama satu bulan penuh, habit taat mestinya bisa terbentuk. Buktinya, selama bulan Ramadhan itu kita bisa meninggalkan yang halal.  Kuncinya: ada kemauan. Jika meninggalkan makan minum, berhubungan suami-istri dan lainnya yang halal saja bisa kita lakukan, apalagi yang haram. Tentu lebih bisa lagi. Dengan kemauan itu pula, semua kewajiban bahkan juga yang sunnah dengan ringan bisa kita dilaksanakan.

Kemauan taat itulah takwa. Buah terpenting dari puasa. Jelaslah, jika dihayati dengan sungguh-sungguh, puasa Ramadhan adalah ibadah yang sangat luar biasa dalam pembentukan habit paling penting yang musti ada dalam hidup kita: Habit Taat.

Habit taat terwujud dalam kebiasaan melaksanakan yang wajib dan meninggalkan yang haram. Diikuti sebanyak mungkin melakukan yang sunnah. Selain yang wajib dan sunnah, penting juga untuk memiliki habits memilih yang mubah yang bermanfaat, dan menjauhi sebisa mungkin yang makruh. Tentang pentingnya kebiasaan, dalam hadits riwayat Ath-Thabrani dan Hakim, Nabi saw. berpesan, “Hendaklah kalian menjalankan shalat malam karena ia merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Ia merupakan sarana mendekatkan diri kepada Tuhan, pelebur kejelekan, pencegah dosa, dan pengusir penyakit.’’

Nabi saw. menyebut dengan lafadz da’abu ash-shalihin (kebiasaan orang shalih). Karena sudah biasa taat, ketika suatu waktu seseorang melakukan kesalahan, dengan  mudah ia segera menyadari kesalahannya dan bertobat, lalu memperbaiki diri.

Motivasi dalam melakukan suatu aktivitas dimulai dari pertanyaan What (apa) dan Why (mengapa). Lalu pertanyaan How memperjelas bagaimana mencapai tujuan. Membentuk habit memerlukan kejelasan, apa tujuan yang ingin dicapai? Why must I doing this? Mengapa aku mesti melakukan hal ini? Bagi banyak manusia, ancaman kadang menjadi ‘Strong Why’ yang sangat kuat untuk bergerak. Datangkan anjing galak, dijamin Anda akan berlari lebih kencang.

Begitu pula, semakin jelas apa yang kita inginkan di masa depan, maka semakin besar pula daya tarik untuk melakukan suatu aktivitas. Karena itu sering-seringlah berpikir tentang masa depan, merencanakan masa depan. Sebabnya, masa depan menentukan aktivitas apa yang akan kita lakukan sekarang ini, termasuk dalam hal puasa.

Diwajibkan puasa pada bulan Ramadhan, seperti disebut Allah dalam al-Quran, agar kita (makin) bertakwa. Takwa sesungguhnya adalah tema terpenting  dalam hidup seorang Muslim. Mengapa? Sebabnya, hanya takwalah ukuran kemuliaan manusia di sisi Allah. Dengan takwa pula kita bisa berharap mendapat tempat terbaik di surga Allah kelak dan mendapatkan keberkahan selalu dalam hidup kita di dunia yang fana ini.

Oleh karena itu, semestinya takwa ini harus menjadi pusat orientasi hidup kita  ke mana seluruh potensi tenaga, waktu, pikiran, harta  benda, kedudukan bahkan nyawa kita kerahkan.

Bukan hanya puasa, tema pokok khutbah Jumat adalah pesan takwa. Nasihat pendek Nabi saw. kepada seorang Sahabat: “Bertakwalah di manapun engkau berada.” Begitulah pentingnya takwa. Semakin kuat kita menyadari semakin semangat kita mewujudkan takwa yang sebenar-benarnya.

Tantangannya sekarang terletak pada konsistensi, keistiqamahan kita menjalankan apa yang sudah kita rencanakan. Oleh karena itu, perlu pula kiranya kita mengetahui sikap mental yang diperlukan untuk membentuk habit. Memang sikap mental ini juga adalah bagian daripada habit yang tentu juga memerlukan latihan dan pengulangan agar menjadi bagian dari diri kita.

Perbedaan antara orang yang telah melatih habit dan yang tidak terlihat jelas dalam performa mereka. Maka dari itu, kendalikan habit Anda, dan Anda akan mengendalikan kehidupan. Tak ada pilihan, kendalikan habit atau habit yang akan mengendalikan hidup kita.

Usai kita  melaksanakan puasa Ramadhan, Nabi saw. menganjurkan untuk puasa syawal, lalu puasa Senin-Kamis, bahkan puasa Dawud. Di situ tampak betapa pentingnya puasa dalam membentuk habit taat.  Begitulah agama ini membimbing kita. Tentu agar kita menjadi pribadi yang shalih, yang memiliki habit yang baik. Itulah yang amat diperlukan hari ini di tengah kekacuan kehidupan dunia. Semua itu berawal dari kewajiban puasa Ramadhan.

Marhaban ya Ramadhan. [H.M. Ismail Yusanto]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty − fifteen =

Check Also
Close
Back to top button