Janji Balfour dan Janji Nabi saw.
Perdana Menteri Inggris Theresa May, pada hari Kamis (2/11) merayakan seratus tahun Deklarasi Balfour. Acara tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Sementara itu, London dan sejumlah ibu kota lainnya diwarnai berbagai aksi demonstrasi melawan apa yang disebut dengan janji yang mengerikan.
Pemerintah Inggris mendukung isi dokumen yang ditandatangani Perdana Menteri Inggris Arthur James Balfour pada tanggal 2 November 1917, tentang janji pendirian tanah air nasional bagi orang Yahudi di Palestina. “Kami bangga bahwa kami telah memainkan peran utama dalam membangun negara (Israel),” kata May seperti dilansir Al-Jazeera Net, (2/11).
“Itulah janji Balfour, aktor intelektual sekaligus penandatangan deklarasi yang terkenal itu,” ujar aktivis Hizbut Tahrir M. Usama Al-Thuwaini kepada hizb-ut-tahrir.info, Sabtu (4/11/2017).
Adapun umat Islam, lanjut Usama, telah dijanjikan dan diberikan kabar gembira oleh nabinya yang mulia. Beliau bersabda, “Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau telah melihat Khilafah menempati tanah yang disucikan (Palestina) maka akan datanglah saatnya banyak gempa, guncangan, fitnah dan perkara-perkara besar. Saat itu Kiamat lebih dekat dari manusia daripada tanganku ini dari kepalamu.” (HR Abu Dawud).
Menurut Usama, isu tentang Palestina bukanlah isu bagi warga Palestina, atau bangsa Arab saja. Sebenarnya ini adalah isu bagi semua umat Islam. “Jadi sederhananya, ini adalah isu tanah umat Islam dan tempat suci umat Islam yang dirampas oleh kaum kafir Yahudi dengan persekongkolan dan dukungan dari negara-negara besar kaum kafir, Inggris dan Amerika, serta melalui kerjasama dengan para antek mereka, yaitu para penguasa Muslim. Dengan demikian melenyapkan entitas Yahudi dan mengembalikan setiap inci tanah kaum Muslim adalah kekuatan dalam diri umat,” tegas Usama.
Kuncinya, lanjut Usama, adalah menegakkan kembali Khilafah Rasyidah di atas manhaj kenabian. Khilafah inilah yang dapat menyingkirkan Amerika serta Inggris dari panggung internasional, juga yang akan menghapus kendali Amerika atas konstelasi internasional, dan menyelamatkan dunia dari setiap kejahatannya; menghapus entitas Yahudi di Palestina, dan mengembalikan Palestina seutuhnya ke dalam pangkuan negara Islam.
“Ya, semua itu merupakan kekuatan yang ada dalam diri umat Islam,” tegas Usama seraya mengutip QS Muhammad ayat 35 (yang artinya): Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.