Strategi RAND Corporation dalam Menghalangi Pendirian Kembali Khilafah
Budi Mulyana, S.I.P, M.Si.
Tegaknya kembali Khilafah adalah janji Allah SWT sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah saw. “…Kemudian, akan datang Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah.” (HR Ahmad).
Namun, musuh-musuh Islam berusaha menghalangi tegaknya Khilafah ini dengan berbagai upaya. Upaya ini dilakukan dengan penuh keseriusan, di antaranya melalui riset dan proyek penelitian yang menghabiskan banyak dana. Salah satunya dilakukan oleh Rand Corporation, sebuah lembaga think tank Amerika Serikat.
Banyak kajian yang telah dilakukan Rand Corporation. Dari sekian banyak kajian tersebut, ada beberapa yang secara langsung menjadi pijakan penting dalam upaya mencegah berdirinya kembali Khilafah Islam.
Upaya Pecah-Belah Umat Islam
Kajian penting pertama yang dilakukan Rand Corporation adalah melakukan klasifikasi terhadap umat Islam. Hal ini tertuang pada buku berjudul Civil Democratic Islam, Partners, Resources, and Strategies. Buku ini ditulis oleh Cheryl Benard pada tahun 2003. Pada buku ini Benard mengklasifikasikan umat Islam menjadi: (1) kaum fundamentalis; (2) kaum tradisionalis; (3) kaum modernis; (4) kaum sekularis.
Dalam kajian Rand Corp, kaum fundamentalis memusuhi Barat dan Amerika Serikat pada khususnya dan bermaksud, merusak dan menghancurkan demokrasi modern. Kaum tradisionalis umumnya memiliki pandangan yang lebih moderat, namun ada beragam kelompok tradisionalis. Ada yang dekat dengan kaum fundamentalis. Tidak ada yang sepenuh hati menerima demokrasi modern, budaya dan nilai-nilai modernitas, paling banter menerimanya sekadar hal itu bisa membuat kedamaian yang tidak nyaman.
Kaum modernis dan sekularis adalah yang paling dekat dengan Barat dalam hal nilai dan kebijakan. Namun, umumnya mereka berada pada posisi yang lebih lemah daripada kelompok lainnya; tidak memiliki dukungan kuat, sumber keuangan, infrastruktur yang efektif dan platform publik. Kaum sekular, selain kadang tidak bisa diterima sebagai bagian umat berdasarkan afiliasi ideologis mereka, juga memiliki masalah dalam menangani sektor tradisional dari umat Islam.
Rand Corp kemudian memberikan rekomendasi untuk melakukan strategi pecah-belah terhadap klasifikasi umat Islam tersebut. Keempat strategi tersebut antara lain: (1) Dukung kaum modernis terlebih dulu; (2) Dukung kaum tradisionalis melawan kaum fundamentalis; (3) Hadapi dan pertentangkan kaum fundamentalis; (4) Selektif dalam mendukung sekularis.
Strategi-strategi ini direkomendasikan oleh Rand Corp untuk dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
Pemetaan Dunia Islam
Dalam buku The Muslim World After 9/11 yang ditulis oleh Angel M. Rabasa pada tahun 2004, Rand Corp melakukan proyek untuk memetakan Dunia Islam pasca Peristiwa 9/11.
Pemetaan ini penting dilakukan. Pasalnya, para pengkaji hubungan internasional yang concern dengan isu hubungan agama dan hubungan internasional mengganggap Peristiwa 11 September 2001 telah mengubah secara dramatis lingkungan politik di Dunia Muslim. Karena itu, menurut Rand Corp, penting bagi Amerika Serikat untuk dapat memetakan Dunia Islam dari berbagai aspeknya, terutama dari aspek tipologi kecenderungan ideologis atau orientasi di berbagai wilayah Dunia Muslim.
Ini bukan sekadar pemetaan deskriptif, namun bertujuan untuk memeriksa sumber-sumber radikalisme Islam dan mengetahui kondisi, proses serta peristiwa pemicu dari radikalisme.
Term Islam radikal adalah term yang digunakan untuk membahasakan lebih tajam dari term Islam fundamentalis, sebagaimana dalam kajian Rand Corp sebelumnya.
Dalam buku ini disebutkan bahwa fenomena kebangkitan Islam telah dialami sebagian besar Dunia Muslim selama tiga dekade terakhir. Di luar Timur Tengah, islamisasi telah melibatkan impor ideologi (Islam) asal Arab dan merebaknya praktik keagamaan dan sosial berdasarkan Islam.
Rand Corp lalu merekomendasikan berbagai langkah untuk mencegah proses islamisasi di Dunia Islam tersebut, antara lain:
- Promosikan penciptaan jaringan moderat.
- Mengganggu keberadaan Jaringan radikal.
- Bantu perkembangan reformasi madrasah dan reformasi masjid.
- Perluas peluang ekonomi
- Dukungan munculnya “Islam Sipil”
- Halangi sumberdaya untuk kaum ekstremis.
- Seimbangkan persyaratan program Perang Melawan Terorisme (War on Terrorism) dan program Stabilitasi dan Demokrasi di Negara Muslim Moderat.
- Berusaha untuk melibatkan kaum Muslim dalam proses politik yang ada
- Libatkan Muslim diaspora.
- Membangun kembali hubungan militer Amerika Serikat dengan militer negara-negara Muslim penting.
- Bangun kemampuan militer yang tepat.
Melawan Jihad Global ala Rand
Dalam buku Beyond Al-Qaeda. Part 1. The Global Jihadist Movement yang ditulis oleh Angel Rabasa dkk pada tahun 2006, dalam rekomendasi strategisnya untuk Pemerintah Amerika Serikat, Rand Corp memberikan panduan secara umum dalam memerangi apa yang disebut sebagai Jihad Global. Rand Corp mendorong agar strategi Amerika Serikat dibuat lebih komprehensif dan melampaui batas-batas teori dan praktik kontra terorisme konvensional. Selain itu juga memberikan perhatian pada faktor ideologis dan politik.
Secara umum, strategi ini memiliki empat cabang: Pertama, menyerang dasar-dasar ideologis jihadisme global. Kedua, berusaha untuk memutuskan hubungan ideologis antara kelompok-kelompok (cluster) dalam kelompok jaringan (nebula) teroris dan jihad global. Ketiga, meniadakan tempat perlindungan. Keempat, memperkuat kemampuan negara-negara yang bersinggungan langsung dan kelompok masyarakat sipil moderat untuk melawan ancaman jihad lokal, guna mencegah munculnya tempat perlindungan baru dan secara bertahap mengurangi kelompok baru yang membentuk gerakan jihad global.
Membangun Jaringan Muslim Moderat
Dalam buku yang berjudul Building Moderate Muslim Networks, yang juga ditulis oleh Angel Rabasa dkk pada tahun 2007, kembali Rand Corp mengungkap kewaspadaannya, bahwa interpretasi Islam yang radikal dan dogmatis telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir di banyak masyarakat Muslim. Keberadaan kaum radikal ini, menurut Rand Corp, telah berhasil mengintimidasi, meminggirkan atau membungkam kalangan Muslim moderat. Padahal Muslim moderat inilah kunci dari penyebaran budaya demokrasi di Dunia Islam.
Rand Corp menemukan bahwa kaum radikal menikmati dua keuntungan penting daripada Muslim moderat dan liberal. Pertama, uang. Arab Saudi dituduh mendanai menyebaran Islam versi Wahabi selama tiga dekade terakhir, yang telah memiliki efek, mempromosikan pertumbuhan ekstremisme keagamaan di seluruh dunia Muslim. Kedua, organisasi. Kelompok radikal telah mengembangkan jaringan yang luas selama bertahun-tahun, yang tertanam dalam jaring hubungan internasional yang masif. Melalui dua keuntungan inilah kaum radikal, walau mereka minoritas di hampir semua negara Muslim, memiliki pengaruh yang melebihi jumlah mereka.
Sebaliknya, Muslim liberal dan moderat umumnya tidak memiliki alat organisasi untuk secara efektif melawan kaum radikal. Karena itu Rand Corp berkesimpulan bahwa penciptaan jaringan Muslim moderat akan memberi kalangan moderat platform untuk memperkuat pesan mereka, serta perlindungan dari kaum radikal, juga akan memberi mereka perlindungan dari pemerintah mereka sendiri.
Karena moderat kekurangan sumberdaya untuk menciptakan jaringan ini sendiri, maka mereka memerlukan katalis eksternal. Di sinilah Rand Corp merekomendasikan Amerika Serikat untuk membangun jaringan dengan Muslim Moderat di Dunia Islam.
Menurut Rand Corp, membangun jaringan moderat dapat dilakukan pada tiga tingkatan: (1) memperkuat jaringan yang ada; (2) mengidentifikasi jaringan potensial dan mempromosikan awal dan pertumbuhan mereka; (3) memberikan kontribusi terhadap kondisi yang mendasari pluralisme dan toleransi yang menguntungkan bagi pertumbuhan jaringan ini.
Siapa yang menjadi sasaran prioritas? Rand Corp menyebut antara lain:
- Akademisi dan intelektual Muslim Liberal dan sekular.
- Sarjana agama muda yang moderat.
- Aktivis masyarakat.
- Kelompok perempuan terlibat dalam kampanye kesetaraan jender.
- Wartawan dan penulis moderat.
Isu yang diangkat, menurut Rand Corp, antara lain:
- Pendidikan demokrasi, terutama program yang menggunakan teks dan tradisi Islam untuk ajaran otoritatif yang mendukung nilai-nilai demokrasi dan pluralistik.
- Dukungan untuk media moderat sangat penting untuk memerangi dominasi media dengan elemen Muslim anti-demokrasi dan konservatif.
- Kesetaraan jender. Isu hak-hak perempuan adalah medan pertempuran utama dalam perang gagasan dalam Islam. Promosi kesetaraan jender adalah komponen penting dari setiap proyek untuk memberdayakan Muslim moderat.
- Advokasi kebijakan kaum islamis yang memiliki agenda politik dan kaum moderat juga perlu terlibat dalam advokasi kebijakan. Kegiatan advokasi penting untuk membentuk lingkungan politik dan hukum di Dunia Muslim.
Proyek Deradikalisasi
Dalam bukunya Deradicalizing Islamist Extremists yang ditulis oleh Angel Rabasa pada tahun 2011, Rand Corp memandang ada konsensus yang muncul di antara para analis dan praktisi kontra terorisme, bahwa untuk mengalahkan ancaman yang ditimbulkan oleh ekstremisme dan terorisme Islam, ada kebutuhan untuk melampaui sekadar tindakan keamanan dan intelijen, yakni mengambil tindakan proaktif untuk mencegah orang-orang yang rentan melakukan radikalisasi dan melakukan rehabilitasi terhadap orang-orang yang telah tertular ekstremisme. Konsepsi kontraterorisme yang lebih luas ini dimanifestasikan dalam program kontra-deradikalisasi dari sejumlah negara Timur Tengah, Asia Tenggara dan Eropa.
Hal ini karena deradikalisasi kadang hanya melibatkan perubahan perilaku (yaitu, menahan diri dari tindakan kekerasan dan penarikan diri dari organisasi radikal), namun tidak mensyaratkan perubahan keyakinan. Faktanya, seseorang bisa keluar dari organisasi radikal dan menahan diri dari kekerasan, namun tetap mempertahankan pandangan dunia yang radikal.
Karena itu deradikalisasi adalah proses mengubah sistem kepercayaan individu, menolak ideologi ekstremis dan merangkul nilai-nilai mainstream. Deradikalisasi, sebenarnya, mungkin sangat sulit bagi ekstremis Islam karena mereka dimotivasi oleh sebuah ideologi yang berakar. Pasalnya, ajaran-ajaran ideologi agama dianggap sebagai kewajiban keagamaan.
Dalam program deradikalisasi ini, Rand Corp merekomendasikan:
- Dalam penangkapan kaum radikal, hendaknya ada efek traumatis dan dieksploitasi. Dengan demikian itu akan mendorong dia meninggalkan organisasi radikalnya.
- Pemerintah dapat menerapkan langkah-langkah kontraterorisme yang terukur. Menawarkan insentif kepada kaum radikal agar mau keluar dari organisasi radikal. Penyiksaan sendiri sering menjadi bumerang dan menyebabkan radikalisasi lebih lanjut; di lain sisi, memberikan tawaran insentif bisa menjadi cara untuk meninggalkan organisasi radikal. Tampaknya strategi ganda—tindakan keras dan lunak—adalah kebijakan terbaik untuk mendorong individu meninggalkan kelompok militan.
- Ada program deradikalisasi yang berfokus pada meyakinkan para ekstremis Islam yang di penjara untuk mengakui kekeliruan keyakinan mereka. Program ini termasuk terus membantu mereka yang telah dibebaskan dan direhabilitasi dalam mencari pekerjaan dan menemukan lingkungan yang mendukung; meminta agar mantan militan tersebut terus melakukan konseling dan memantau tingkah laku dan pergaulannya dengan ketat.
WalLâhu a’lam. []