NafsiyahTsaqafah

Mempersiapkan Diri Menjadi Pemenang Akhir Zaman

Persiapkan diri! Masa depan umat Islam adalah masa kejayaan dan keadilan. Tegaknya risalah Islam. Jatuhnya mahkota-mahkota keburukan. Runtuhnya singgasana-singgasana kebatilan. Umat Islam kembali bangkit sebagai generasi pemenang, sekaligus pemimpin peradaban, Ini pasti terjadi setelah sebelumnya (hari ini) kaum Muslim terpuruk di bawah kungkungan era mulk[an] jabriyyat[an] (Kapitalisme Global), yang penuh dengan fitnah. Rasulullah saw. bersabda:

ثُم تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ الله أَنْ تَكُونَ ثُم يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan. Ia ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada (HR Ahmad, al-Bazzar dan Abu Dawud ath-Thayalisi).

 

Terjadi masa ketika kaum Muslim banyak dizalimi oleh kaum tiran berbagai negeri. Masa ini menggambarkan periode banyaknya ruwaybidhah, yakni orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang banyak (politik dan agama). Mereka mengandalkan pencitraan, namun hakikatnya mencelakakan. Kenyataannya, banyak kaum Muslim harus meregang nyawa dizalimi kaum kuffaar dan munafik di berbagai belahan dunia. Kaum Muslim Palestina, Chechnya, Kashmir, Irak, Afghanistan, Suriah, Rohingya, Uighur dan lain sebagainya adalah buktinya.

لِسَانُ الْحَالِ أَفْصَحُ مِنْ لِسَانِ الْمَقَالِ

Bahasa keadaan lebih fasih (menunjukkan realita) daripada bahasa klaim semata.

 

Era mulk[an] ini disifati di dalam hadis-hadis nabawiyyah sebagai era kekuasaan ruwaybidhah (orang bodoh mengurusi urusan orang banyak), imârat ash-shibyân (kepemimpinan “kekanak-kanakan”) dan imârat al-sufahâ’ (kepemimpinan kaum pandir) pada akhir zaman.

Periode zalim ini berakhir dengan tegaknya kembalinya Khilafah di atas manhaj kenabian, berasaskan akidah Islam dan menerapkan hukum-hukum syariah Islam. Rasulullah saw. bersabda:

ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

“Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” Beliau kemudian diam (HR Ahmad, al-Bazzar dan Abu Dawud ath-Thayalisi).

 

Al-Imam Ali al-Qari (w. 1014 H) dalam Mirqât al-Mafâtîh (VIII/3376) menjelaskan: “(Di atas manhaj kenabian) yakni kesempurnaan keadilannya. Yang dimaksud dengan itu: zamannya Isa as. dan al-Mahdi.”

Sifat era mulk[an] jabriyyat[an] dan Khilafah ’ala minhaj al-nubuwwah relevan dengan penggambaran dua era kehidupan yang secara kontras ditunjukkan hadis dari Abi Said al-Khudhri ra. yang berkata bahwa Nabi saw. bersabda:

لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَمْتَلِيءَ الأَرْضُ ظُلْمًا وَعُدْوَانًا،ثُمَّ يَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ أَوْ عِتْرَتِي فَيَمْلَؤُهَا قِسْطًا وَعَدْ لاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَعُدْوَانًا

Hari kiamat tidak akan tiba, kecuali setelah bumi ini dipenuhi dengan kezaliman dan permusuhan. Setelah itu, lahirlah seorang lelaki dari kalangan keluargaku (Ahl al-Bait), atau keturunanku, sehingga dia memenuhi dunia ini dengan keseimbangan dan keadilan, sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kezhaliman dan permusuhan (HR Ibn Hibban).

 

Lafal zhulm[an] dan ’udwân[an] berbentuk ism naakirah. Ini menunjukkan keluasan cakupan kezaliman dan permusuhan itu sendiri. Terbukti hari ini umat Islam dizalimi dalam berbagai aspeknya; ideologi, politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan lainnya. Mereka diadu domba dalam menyikapi khilafah ditandai munculnya isu ’radikal-radikul’, dikotak-kotakkan oleh labelling ala devide et impera ’Islam radikal’ vs ’Islam moderat’.

Huruf   (bermakna penafian) diikuti dengan lafal hattâ  (bermakna istitsnâ’). Ia berfungsi mengkhususkan dan menegaskan (al-qashr) terbitnya fajar Kekhilafahan al-Mahdi di akhir zaman. Ini setelah sebelumnya muka bumi digambarkan sebaliknya (al-thibâq), dipenuhi kezaliman dan permusuhan. Keduanya menggambarkan sisi kontras antara era mulk[an] jabriyyat[an] dan era Khilâfah ’alâ minhâj al-nubuwwah.

Lafal tsumma (at-tartîb ma’a at-tarâkhî) menunjukkan bahwa ada jeda antara era mulk[an] jabriyyat[an] dan era Kekhilafahan al-Mahdi. Jeda tersebut adalah jeda tegaknya Kekhilafahan sebelum era al-Mahdi yang menjadi puncak kejayaan umat Islam. Ini sebagaimana hadis dari Ummu Salamah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

يَكُونُ اخْتِلَافٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيفَةٍ فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ، فَيَأْتِي مَكَّةَ، فَيَسْتَخْرِجُه النَّاسُ مِنْ بَيْتِه وَهُو كَارِهٌ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَ الرُّكْن وَالْمَقَامِ

Akan ada perselisihan di sisi kematian seorang Khalifah. Kemudian seorang lelaki dari Bani Hasyim (al-Mahdi) pergi menjauh ke Kota Makkah. Penduduk Makkah pun mendatangi dia seraya meminta dia untuk keluar dari rumahnya, sementara dia tidak mau. Lalu mereka membaiat dia di antara Rukun (Hajar Aswad) dengan Maqam (Ibrahim) (HR ath-Thabarani dan Abu Ya’la).

 

Di era Khilafah inilah tegak keadilan, yakni hukum Islam, karena’adl[an] sebagai sifat dari Kekhilafahan, dimaknai oleh Imam asy-Syafi’i (w. 204 H) ketika menafsirkan QS Shad [38]: 26, dalam tafsirnya (3/1228) (editor: Dr. Ahmad bin Mushthafa al-Farran):

الْعَدْلُ اِتِّبَاعُ حُكْمِهِ الْمُنَزَّلِ

Adil itu bermakna mengikuti hukum-Nya yang telah diturunkan (kepada manusia).

 

Di era Khilafah ini pula tegak keseimbangan hidup, qisth[an]. Ini terjadi setelah sebelumnya dunia gelap akibat kezaliman era Kapitalisme global, termasuk kezaliman masalah harta; korupsi, suap-menyuap (risywah), privatisasi sektor publik yang menyumbangkan angka ketimpangan sosial, terhambatnya pemerataan distribusi kekayaan, dll. Hadis-hadis Khilafah akhir zaman mengisyaratkan bahwa era mulk[an] jabriyyat[an] adalah era Kapitalisme yang merusak keseimbangan ekonomi dunia. Ini ditunjukkan oleh Khilafah al-Mahdi yang disifati membuka pembendaharaan-pembendaharaan harta. Ini menjadi isyarat sebelumnya saat dunia dikuasai oleh segelintir orang saja (kapitalis). Lalu pada masa berikutnya harta kekayaan didistribusikan merata hingga terealisasi qisth[an], yakni keseimbangan hidup. Ini terjadi setelah sebelumnya tegak era Kapitalisme yang zalim dalam hal distribusi kekayaan. Rasulullah saw. bersabda saat menyifati Kekhilafahan al-Mahdi:

فَيَسْتَفْتِحُ الْكُنُوزَ، وَيُقَسِّمُ الْأَمْوَالَ، وَيُلْقي الْإِسْلَام بِجِرَانِهِ إِلَى الْأَرْضِ، فَيَعِيشُ بِذَلِكَ سَبْعَ سِنِينَ أَوْ قَال: تِسْعَ سِنِينَ

Al-Mahdi membukakan pembendaharaan-pembendaharaan harta dan membagi-bagikan harta itu. Ia menyampaikan Islam di wilayah sekitarnya di muka bumi. Ia tinggal seperti itu selama tujuh tahun.” (atau Rasulullah saw. bersabda): “…selama sembilan tahun.” (HR ath-Thabarani dan Abu Ya’la al-Maushuli).

 

Kata al-kunûz menunjukkan pembendaharaan harta. Dalam hadis lainnya digambarkan maknanya adalah emas dan perak. Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّ الله زَوَى لي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْن: الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَض

Sungguh Allah SWT telah mengumpulkan (dan menyerahkan) bumi kepadaku sehingga aku bisa menyaksikan sisi timur dan baratnya. Sungguh kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah dikumpulkan dan diserahkan kepadaku darinya. Aku dianugerahi dua pembendaharaan yakni merah (emas) dan putih (perak) (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

 

Emas dan perak di era Kapitalisme, yang harusnya menjadi salah satu kekayaan publik (al-milkiyyah al-‘âmmah), justru diprivatisasi kepada swasta sehingga tidak terdistribusi dengan benar.

Al-Hafizh Abdullah al-Ghummari pun menggambarkan: “Al-Mahdi memegang tampuk kepemimpinan Khilafah. Ia adalah pria berusia 40 tahun dan hidup pada masa itu selama tujuh, delapan atau sembilan tahun. Tersebar di dalamnya kesejahteraan, keadilan dan banyaknya harta benda.”

Itu semua mengisyaratkan era mulk[an] jabriyyat[an] adalah era Kapitalisme yang menyengsarakan; menjauhkan umat dari kebaikan dunia dan akhirat. Bandingkan dengan era Kekhilafahan yang membuahkan keberkahan, menerapkan syariah Islam kâffat[an]. Keagungannya tidak terhenti di era al-Mahdi, bahkan berlanjut pada Kekhilafahan Isa bin Maryam as. Itu semua harus dipersiapkan diperjuangkan hingga Allah menurunkan pertolongan-Nya.

WalLaahu a’lam bi ash-shawaab. [Irfan Abu Naveed]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eleven − eleven =

Back to top button